animasi queue

#include
#include
#include

char pil;
int jml;
void delay();

struct node
{
char kar;
node *next;
};
node *tail; //ekor
node *now;
node *head;
void buatnodebaru()
{
tail=NULL;
head=NULL;
}
void push(char ch)
{
now=new node;
if(head==NULL)
{
now->kar=ch;
now->next=NULL;
tail=now;
head=now;

}
else
{
now->kar=ch;
now->next=NULL;
tail->next = now;
tail=now;
}
}

void enqueue()
{
int i;
char temp;
gotoxy(1,6);
cout<<" ";
gotoxy(1,8);
cout<<" ";
gotoxy(1,6);
cout<<"masukkan @ karakter : ";
cin>>temp;
gotoxy(1,6);
cout<<" ";

push(temp);
for(i=1;i<= 75-jml*6;i++)
{
gotoxy(i+1,20);cout<<" O";
gotoxy(i,21); cout<<"=("<kar<<")=";
gotoxy(i+1,22);cout<<"| |";
delay();
if(i!=75-jml*6)
{
gotoxy(i+1,20);cout<<" ";
gotoxy(i,21);cout<<" ";
gotoxy(i+1,22);cout<<" ";
}

}
}

void dequeue()
{
if(head==NULL)
{
gotoxy(1,8); cout<<"antrean kosong !";
delay();

}
else
{
jml=jml-1;
char delete_element=head->kar;
node *temp;
temp=head;
head=head->next;
delete temp;

for(int i=69;i<=76;i++)
{
gotoxy(i+1,20); cout<<" O";
gotoxy(i,21); cout<<"=("< gotoxy(i+1,22); cout<<"| |";
delay();
gotoxy(i+1,20); cout<<" ";
gotoxy(i,21); cout<<" ";
gotoxy(i+1,22); cout<<" ";
}
int byk=0;

while(byk!=jml)
{
byk=byk+1;
for(int i=69-byk*6;i<=75-byk*6;i++)
{
gotoxy(i+1,20); cout<<" O";
gotoxy(i,21); cout<<"=("<kar<<")=";
gotoxy(i+1,22); cout<<"| |";
delay();
if(i!=75-byk*6)
{
gotoxy(i+1,20); cout<<" ";
gotoxy(i,21); cout<<" ";
gotoxy(i+1,22); cout<<" ";
}
}
}
}
}

void input()
{
gotoxy(1,1);cout<<"1.Enqueue";
gotoxy(1,2);cout<<"2.Dequeue";
gotoxy(1,3);cout<<"3.Exit";
do
{
gotoxy(1,4);cout<<"masukkan pilihan anda[1/2/3] : ";
gotoxy(32,4);cin>>pil;
gotoxy(32,4);cout<<" ";
switch(pil)
{
case '1':
{
if(jml<10)
{
jml=jml+1;
enqueue();
}
else
{
gotoxy(1,8); cout<<"antrean penuh !";
delay();
gotoxy(1,8); cout<<" ";
}
break;
}
case '2':
{
dequeue();
break;
}
case '3':
{
exit(1);
break;
}
}
}while(1);
}

void main()
{
buatnodebaru();
jml=0;
clrscr();
input();
getch();
}
void delay()
{
for(int y=1;y<100;y++)
for(int x=1;x<100;x++)
for(int p=1;p<100;p++)
cout<<"";
}

lintasan terpendek

1. Pendahuluan
Persoalan lintasan terpendek yaitu menemukan lintasan terpendek antara dua atau beberapa simpul lebih yang berhubungan. Persoalan mencari lintasan terpendek di dalam graf merupakan salah satu persoalan optimasi. Persoalan ini biasanya direpresentasikan dalam bentuk graf. Graf yang digunakan dalam pencarian lintasan terpendek atau shortest path adalah graf berbobot (weighted graph), yaitu graf yang setiap sisinya diberikan suatu nilai atau bobot. Bobot pada sisi graf dapat menyatakan jarak antar kota, waktu pengiriman pesan, ongkos pembangunan, dan sebagainya.
Graf yang digunakan dalam pencarian lintasan terpendek adalah graf berbobot (weighted graph), yaitu graf yang setiap sisinya diberikan suatu nilai atau bobot. Bobot pada sisi graf dapat menyatakan jarak antar kota, waktu pengiriman pesan, ongkos pembangunan, dan sebagainya. Asumsi yang kita gunakan di sini adalah bahwa semua bobot bernilai positif. Kata “terpendek” jangan selalu diartikan secara fisik sebagai panjang minimum, sebab kata “terpendek” berbeda-beda makanya bergantung pada tipikal perasoalan yang akan diselesaikan. Namun, secara umum “terpendek” berarti meminimalisasi bobot pada suatu lintasan di dalam graf.
Contoh-contoh terapan pencarian lintasan terpendek misalnya:
1. Misalkan simpul pada graf dapat merupakan kota, sedangkan sisi menyatakan jalan yang menghubungkan dua buah kota. Bobot sisi graf dapat menyatakan jarak antara dua buah kota atau rata-rata waktu tempuh antara dua buah kota. Apabila terdapat lebih dari satu lintasan dari kota A ke kota B, maka persoalan lintasan terpendek di sini adalah menentukan jarak terpendek atau waktu tersingkat dari kota A ke kota B.
2. Misalkan simpul pada graf dapat merupakan terminal komputer atau simpul komunikasi dalam suatu jaringan, sedangkan sisi menyatakan saluran komunikasi yang menghubungkan dua buah terminal. Bobot pada graf dapat menyatakan biaya pemakaian saluran komunikasi antara dua buah terminal, jarak antara dua buah terminal, atau waktu pengiriman pesan (message) antara dua buah terminal. Persoalan lintasan terpendek di sini adalah menentukan jalur komunikasi terpenek antara dua buah terminal komputer. Lintasan terpendek akan menghemat waktu pengiriman pesan dan biaya komunikasi.

Ada beberapa macam persoalan lintasan terpendek, antara lain:
a. Lintasan terpendek antara dua buah simpul tertentu (a pair shortest path).
b. Lintasan terpendek antara semua pasangan simpul (all pairs shortest path).
c. Lintasan terpendek dari simpul tertentu ke semua simpul yang lain (single-source shortest path).
d. Lintasan terpendekan antara dua buah simpul yang melalui beberapa simpul tertentu (intermediate shortest path).












DASAR TEORI

Graph merupakan struktur data yang
paling umum. Jika struktur linear
memungkinkan pendefinisian keterhubungan
sikuensial antara entitas data, struktur data tree
memungkinkan pendefinisian keterhubungan
hirarkis, maka struktur graph memungkinkan
pendefinisian keterhubungan tak terbatas antara
entitas data.
Definisi Graf adalah G = (V,E) yang
dalam hal ini :
V = himpunan tak kosong dari simpul-simpul
= {v1, v2, v3, ...}
E = himpunan sisi yang menghubungkan
sepasang simpul
= {e1, e2, e3, ...}
G adalah graf dengan
V = { 1, 2, 3, 4 }
E = { (1,2), (2,3), (1,3), (1,3), (2,4), (3,4), (3,4) }
= { e1, e2, e3, e4, e5, e6, e7}
Berdasarkan orientasi arah pada sisi, maka
secara umum graf dibedakan atas 2 jenis:
1. Graf tak-berarah (undirected graph)
Graf yang sisinya tidak mempunyai orientasi
arah disebut graf tak-berarah
Gbr. 2
2. Graf berarah (directed graph atau digraph)
Graf yang setiap sisinya diberikan orientasi arah
disebut sebagai graf berarah.
Gbr. 3
Dua buah simpul v1 dan simpul v2 disebut
terhubung jika terdapat lintasan dari v1 ke v2.
G disebut graf terhubung (connected
graph) jika untuk setiap pasang simpul vi dan vj
dalam himpunan V terdapat lintasan dari vi ke vj.
Jika tidak, maka G disebut graf takterhubung
(disconnected graph).


















Persoalan Lintasan Terpendek

Perhatian khusus ditujukan untuk menemukan rute terpendek antara
pasangan pusat dalam sebuah jaringan. Contohnya, sebuah perusahaan bisnis
besar dengan kantor pusat di New York mempunyai beberapa cabang utama di
negara-negara seluruh dunia. Kantor pusat mengkoordinasi seluruh kegiatan
operasi perusahaan, dan setiap hari seluruh informasi (meliputi permintaan,
penawaran dan biaya) harus diberikan dari kantor pusat ke kantor-kantor
cabang. Informasi yang ada dikirimkan via teleks. Diberikan biaya pengiriman
pesan melalui teleks antara dua perusahaan, dan ditentukan rute komunikasi
termurah dari kantor pusat dan setiap kantor cabang lainnya.
Perusahaan perbankan dengan kantor pusat di New York (NY) dan kantor
cabang di Paris (P), Zurich (Z), Berlin (B), Tokyo (T), Hongkong(HK) dan
Sydney (S). Setiap hari informasi penting (meliputi permintaan, penawaran
dan biaya) harus diberikan dari kantor pusat ke kantor-kantor cabang.
Informasi yang ada dikirimkan via teleks. Biaya pengiriman pesan antara dua
kantor cabang diberikan dalam matriks di bawah ini :









Graf yang digambarkan berdasarkan matriks di atas adalah pada Gambar 2.3.
di bawah ini :














Seperti contoh terdahulu, model graf ini memberikan himpunan semua
hubungan yang mungkin dan permasalahannya adalah memilih sebuah
himpunan bagian dari himpunan ini yang menunjukkan bahwa jaringan yang
ada sesuai dan jumlah biaya dari pengiriman informasi dari kantor pusat ke
kantor cabang dapat diminimalkan.

2.1 Persoalan Lintasan Terpendek

Persoalan yang diambil di sini yaitu single-source shortest path atau lintasan terpendek dari simpul tertentu ke semua simpul yang lain Persoalan: diberikan graf berbobot G(V, E). Tentukan lintasan terpendek dari sebuah simpul asal, a, ke setiap simpul lainnya di G. Asumsi yang kita buat adalah bahwa semua sisi berbobot positif. untuk mencari lintasan terpendek adalah sebagai berikut: Karena kita harus meminimumkan panjang lintasan, maka sebagai ukuran optimasi dapat digunakan total jarak pada lintasan yang baru dibentuk. Dalam hal ini, lintasan dibentuk satu per satu. Lintasan berikutnya yang dibentuk ialah lintasan yang meminimumkan jumlah jaraknya.

untuk mencari lintasan terpendek dirumuskan sebagai berikut: 1. Periksa semua sisi yang langsung bersisian (incident) dengan simpul a. Pilih sisi yang bobotnya terkecil. Sisi ini menjadi lintasan terpendek pertama. Sebut lintasan itu L1. 2. Tentukan lintasan terpendek kedua dengan cara berikut: (i) hitung: d1 = Panjang (L1) + bobot sisi dari simpul akhir L1 ke simpul i yang lain (simpul i yang lain adalah simpul i yang belum termasuk di dalam L1) (ii) pilih d1 yang terkecil bandingkan d1 dengan bobot sisi (a, i). Jika bobot (a, i) lebih kecil daripada d1, maka lintasan terpendek kedua adalah L2 = (a, i), jika tidak, maka L2 = L1 u (sisi dari simpul akhir L1 ke simpul i) 3. Dengan cara yang sama, ulangi langkah 2 untuk menentukan lintasan terpendek berikutnya. Contoh: Tinjau sebuah graf berarah di bawah ini. Bobot pada setiap sisi dapat menyatakan jarak, ongkos, waktu, dan sebagainya.

Lintasan terpendek dari simpul 1 ke semua simpul lain yang diberikan pada tabel di bawah ini dihasilkan dengan mengunakan strategi greedy di atas:


6. KESIMPULAN

Graf dapat dipakai dalam menyelesaikan
permasalahan pencarian rute terpendek yang
menggunakan algoritma A*.
Untuk merepresentasikan graf dalam menyelesaikan
permasalahan dengan pencarian rute terpendek, dapat
digunakan aplikasi Graph Search yang bisa membuat
graf sesuai dengan keinginan kita.

lintasan terpendek

1. Pendahuluan
Persoalan lintasan terpendek yaitu menemukan lintasan terpendek antara dua atau beberapa simpul lebih yang berhubungan. Persoalan mencari lintasan terpendek di dalam graf merupakan salah satu persoalan optimasi. Persoalan ini biasanya direpresentasikan dalam bentuk graf. Graf yang digunakan dalam pencarian lintasan terpendek atau shortest path adalah graf berbobot (weighted graph), yaitu graf yang setiap sisinya diberikan suatu nilai atau bobot. Bobot pada sisi graf dapat menyatakan jarak antar kota, waktu pengiriman pesan, ongkos pembangunan, dan sebagainya.
Graf yang digunakan dalam pencarian lintasan terpendek adalah graf berbobot (weighted graph), yaitu graf yang setiap sisinya diberikan suatu nilai atau bobot. Bobot pada sisi graf dapat menyatakan jarak antar kota, waktu pengiriman pesan, ongkos pembangunan, dan sebagainya. Asumsi yang kita gunakan di sini adalah bahwa semua bobot bernilai positif. Kata “terpendek” jangan selalu diartikan secara fisik sebagai panjang minimum, sebab kata “terpendek” berbeda-beda makanya bergantung pada tipikal perasoalan yang akan diselesaikan. Namun, secara umum “terpendek” berarti meminimalisasi bobot pada suatu lintasan di dalam graf.
Contoh-contoh terapan pencarian lintasan terpendek misalnya:
1. Misalkan simpul pada graf dapat merupakan kota, sedangkan sisi menyatakan jalan yang menghubungkan dua buah kota. Bobot sisi graf dapat menyatakan jarak antara dua buah kota atau rata-rata waktu tempuh antara dua buah kota. Apabila terdapat lebih dari satu lintasan dari kota A ke kota B, maka persoalan lintasan terpendek di sini adalah menentukan jarak terpendek atau waktu tersingkat dari kota A ke kota B.
2. Misalkan simpul pada graf dapat merupakan terminal komputer atau simpul komunikasi dalam suatu jaringan, sedangkan sisi menyatakan saluran komunikasi yang menghubungkan dua buah terminal. Bobot pada graf dapat menyatakan biaya pemakaian saluran komunikasi antara dua buah terminal, jarak antara dua buah terminal, atau waktu pengiriman pesan (message) antara dua buah terminal. Persoalan lintasan terpendek di sini adalah menentukan jalur komunikasi terpenek antara dua buah terminal komputer. Lintasan terpendek akan menghemat waktu pengiriman pesan dan biaya komunikasi.

Ada beberapa macam persoalan lintasan terpendek, antara lain:
a. Lintasan terpendek antara dua buah simpul tertentu (a pair shortest path).
b. Lintasan terpendek antara semua pasangan simpul (all pairs shortest path).
c. Lintasan terpendek dari simpul tertentu ke semua simpul yang lain (single-source shortest path).
d. Lintasan terpendekan antara dua buah simpul yang melalui beberapa simpul tertentu (intermediate shortest path).












DASAR TEORI

Graph merupakan struktur data yang
paling umum. Jika struktur linear
memungkinkan pendefinisian keterhubungan
sikuensial antara entitas data, struktur data tree
memungkinkan pendefinisian keterhubungan
hirarkis, maka struktur graph memungkinkan
pendefinisian keterhubungan tak terbatas antara
entitas data.
Definisi Graf adalah G = (V,E) yang
dalam hal ini :
V = himpunan tak kosong dari simpul-simpul
= {v1, v2, v3, ...}
E = himpunan sisi yang menghubungkan
sepasang simpul
= {e1, e2, e3, ...}
G adalah graf dengan
V = { 1, 2, 3, 4 }
E = { (1,2), (2,3), (1,3), (1,3), (2,4), (3,4), (3,4) }
= { e1, e2, e3, e4, e5, e6, e7}
Berdasarkan orientasi arah pada sisi, maka
secara umum graf dibedakan atas 2 jenis:
1. Graf tak-berarah (undirected graph)
Graf yang sisinya tidak mempunyai orientasi
arah disebut graf tak-berarah
Gbr. 2
2. Graf berarah (directed graph atau digraph)
Graf yang setiap sisinya diberikan orientasi arah
disebut sebagai graf berarah.
Gbr. 3
Dua buah simpul v1 dan simpul v2 disebut
terhubung jika terdapat lintasan dari v1 ke v2.
G disebut graf terhubung (connected
graph) jika untuk setiap pasang simpul vi dan vj
dalam himpunan V terdapat lintasan dari vi ke vj.
Jika tidak, maka G disebut graf takterhubung
(disconnected graph).


















Persoalan Lintasan Terpendek

Perhatian khusus ditujukan untuk menemukan rute terpendek antara
pasangan pusat dalam sebuah jaringan. Contohnya, sebuah perusahaan bisnis
besar dengan kantor pusat di New York mempunyai beberapa cabang utama di
negara-negara seluruh dunia. Kantor pusat mengkoordinasi seluruh kegiatan
operasi perusahaan, dan setiap hari seluruh informasi (meliputi permintaan,
penawaran dan biaya) harus diberikan dari kantor pusat ke kantor-kantor
cabang. Informasi yang ada dikirimkan via teleks. Diberikan biaya pengiriman
pesan melalui teleks antara dua perusahaan, dan ditentukan rute komunikasi
termurah dari kantor pusat dan setiap kantor cabang lainnya.
Perusahaan perbankan dengan kantor pusat di New York (NY) dan kantor
cabang di Paris (P), Zurich (Z), Berlin (B), Tokyo (T), Hongkong(HK) dan
Sydney (S). Setiap hari informasi penting (meliputi permintaan, penawaran
dan biaya) harus diberikan dari kantor pusat ke kantor-kantor cabang.
Informasi yang ada dikirimkan via teleks. Biaya pengiriman pesan antara dua
kantor cabang diberikan dalam matriks di bawah ini :









Graf yang digambarkan berdasarkan matriks di atas adalah pada Gambar 2.3.
di bawah ini :














Seperti contoh terdahulu, model graf ini memberikan himpunan semua
hubungan yang mungkin dan permasalahannya adalah memilih sebuah
himpunan bagian dari himpunan ini yang menunjukkan bahwa jaringan yang
ada sesuai dan jumlah biaya dari pengiriman informasi dari kantor pusat ke
kantor cabang dapat diminimalkan.

2.1 Persoalan Lintasan Terpendek

Persoalan yang diambil di sini yaitu single-source shortest path atau lintasan terpendek dari simpul tertentu ke semua simpul yang lain Persoalan: diberikan graf berbobot G(V, E). Tentukan lintasan terpendek dari sebuah simpul asal, a, ke setiap simpul lainnya di G. Asumsi yang kita buat adalah bahwa semua sisi berbobot positif. untuk mencari lintasan terpendek adalah sebagai berikut: Karena kita harus meminimumkan panjang lintasan, maka sebagai ukuran optimasi dapat digunakan total jarak pada lintasan yang baru dibentuk. Dalam hal ini, lintasan dibentuk satu per satu. Lintasan berikutnya yang dibentuk ialah lintasan yang meminimumkan jumlah jaraknya.

untuk mencari lintasan terpendek dirumuskan sebagai berikut: 1. Periksa semua sisi yang langsung bersisian (incident) dengan simpul a. Pilih sisi yang bobotnya terkecil. Sisi ini menjadi lintasan terpendek pertama. Sebut lintasan itu L1. 2. Tentukan lintasan terpendek kedua dengan cara berikut: (i) hitung: d1 = Panjang (L1) + bobot sisi dari simpul akhir L1 ke simpul i yang lain (simpul i yang lain adalah simpul i yang belum termasuk di dalam L1) (ii) pilih d1 yang terkecil bandingkan d1 dengan bobot sisi (a, i). Jika bobot (a, i) lebih kecil daripada d1, maka lintasan terpendek kedua adalah L2 = (a, i), jika tidak, maka L2 = L1 u (sisi dari simpul akhir L1 ke simpul i) 3. Dengan cara yang sama, ulangi langkah 2 untuk menentukan lintasan terpendek berikutnya. Contoh: Tinjau sebuah graf berarah di bawah ini. Bobot pada setiap sisi dapat menyatakan jarak, ongkos, waktu, dan sebagainya.

Lintasan terpendek dari simpul 1 ke semua simpul lain yang diberikan pada tabel di bawah ini dihasilkan dengan mengunakan strategi greedy di atas:


6. KESIMPULAN

Graf dapat dipakai dalam menyelesaikan
permasalahan pencarian rute terpendek yang
menggunakan algoritma A*.
Untuk merepresentasikan graf dalam menyelesaikan
permasalahan dengan pencarian rute terpendek, dapat
digunakan aplikasi Graph Search yang bisa membuat
graf sesuai dengan keinginan kita.

hipertensi

HIPERTENSI

A. DEFINISI
Hipertensi didefinisikan sebagai tekanan darah persisten dimana tekanan darah sistoliknya diatas 140 mmHg dan tekanan diastoliknya diatas 90 mmHg. Pada populasi manula, hipertensi didefinisikan sebagai tekanan sistolik 160 mmHg, dan tekanan diastolic 90 mmHg. Hipertensi merupakan penyebab utama gagal jantung, stroke, & gagal ginjal.
Gangguan emosi, obesitas, konsumsi alcohol yang berlebihan, dan rangsangan kopi yang berlebihan, tembakau, obat-obatan yang merangsang dapat berperan disini, tapi penyakit ini sangat dipengaruhi factor keturunan. Tingginya tekanan darah yang lama tentu saja akan merusak pembuluh darah di seluruh tubuh, yang paling jelas pada mata, jantung, ginjal, dan otak. Maka konsekuensi pada hipertensi yang lama tidak terkontrol adalah gangguan penglihatan, oklusi koroner, gagal ginjal, & stroke. Selain itu jantung membesar karena dipaksa meningkatkan beban kerja saat memompa melawan tingginya tekanan darah. Hipertrofi ini dapat diperiksa dengan EKG atau rontgen thorak. Peningkatan tahanan perifer yang dikontrol pada tingkat arteriola adalah dasar penyebab tingginya tekanan darah. Penyebab tingginya tahanan tersebut belum banyak diketahui. Tetapi obat-obatan ditujukan untuk menurunkan tahanan perifer untuk menurunkan tekanan darah & mengurangi stress pada system vaskuler.
B. Patofisiologi
Mekanisme yang mengontrol kontriksi dan relaksasi pembuluh darah terletak dipusat vasomotor, pada medulla di otak. Dari pusat vasomotor ini bermula jaras saraf simpatis, yang berlanjut ke bawah ke korda spinalis dan keluar dari kolumna medulla spinalis ke ganglia simpatis di toraks dan abdomen. Rangsangan pusat vasomotor dihantarkan dalam bentuk impuls yang bergerak ke bawah melalui system saraf simpatis ke ganglia simpatis. Pada titik ini, neuron preganglion melepaskan asetilkolin, yang akan merangsang serabut saraf pasca ganglion ke pembuluh darah, dimana dengan dilepaskannya norepinefrin mengakibatkan konstriksi pembuluh darah. Berbagai factor seperti kecemasan dan ketakutan dapat mempengaruhi respon pembulih darah terhadap rangsang vasokonstriktor. Individu dengan hipertensi sangat sensitive terhadap norepinefrin, meskipun tidak diketahui dengan jelas mengapa hal tersebut bisa terjadi.
Pada saat bersamaan dimana system saraf simpatis merangsang pembuluh darah sebagai respon rangsang emosi, kelenjar adrenal juga terangsang, mengakibatkan tambahan aktivitas vasokonstriksi. Medulla adrenal mensekresi epinefrin, yang menyebabkan vasokonstriksi. Korteks adrenal mensekresi kortisol dan steroid lainnya, yang dapat memperkuat respon vasokonstriktor pembuluh darah. Vasokontriksi yang mengakibatkan penurunan aliran darah ke ginjal, meyebabkan pelepasan renin. Renin merangsang pembentukan angiotensin I yang kemudian diubah menjadi angiotensin II, suatu vasokonstriktor kuat, yang pada gilirannya merangsang sekresi aldosteron oleh korteks adrenal. Hormone ini menyebabkan retensi natrium dan air oleh tubulus ginjal, menyebabkan peningkatan volume intravaskuler. Semua factor tersebut cenderung mencetuskan keadaan hipertensi.
C. Etiologi
Berdasarkan Penyebabnya Hipertensi dibagi dalam 2 Golongan yaitu :
1. Hipertensi primer / essensial
Merupakan hipertensi yang penyebabnya tidak diketahui, biasanya berhubungan dengan faktor keturunan dan lingkungan.
2. Hipertensi sekunder
Merupakan hipertensi yang penyebabnya dapat diketahui secara pasti, seperti gangguan pembuluh darah dan penyakit ginjal.
D. Faktor Pencetus terjadinya Hipertensi
1. Obesitas / kegemukan
2. Kebiasaan merokok
3. Minuman beralkohol
4. Penyakit kencing manis dan jantung
5. Wanita yang tidak menstruasi
6. Stress
7. Kurang olah raga
8. Diet yang tidak seimbang, makanan berlemak dan tinggi kolesterol


E. Tanda dan gejala:
 Sakit kepala dan pusing
 Nyeri kepala berputar
 Rasa berat di tengkuk
 Marah/emosi tidak stabil
 Mata berkunang – kunang
 Telinga berdengung
 Sukar tidur
 Kesemutan
 Kesulitan bicara
 Rasa mual / muntah
F. Klasifikasi
Kategori Sistolik (mmHg) Diastolik (mmHg)
Optimal < 120 dan < 80
Normal < 130 dan < 85
Normal tinggi 130 – 139 atau 85 – 89
Hipertensi derajat 1 140 – 159 atau 90 – 99
derajat 2 160 – 179 atau 100 – 109
derajat 3 180 110
Keterangan: Klasifikasi hipertensi bagi yang berumur 18 th keatas.
Hipertensi sistolik terisolasi didefinisikan sebagai tekanan sistolik 140 mmHg atau lebih dan tekanan diastoliknya di bawah 90 mmHg.
Tekanan darah pertama kali (mmHg) Observsi yang dianjurkan
Sistolik Diastolik
< 130 < 85 Pemeriksaan ulang dalam 2 th
130 – 139 85 – 89 Pemeriksaan ulang dalam 1 th
140 – 159 90 – 99 Dipastikan dalam 2 th
160 – 179 100 – 109 Evaluasi dalam 1 th
180  110 Evaluasi segera/dalam 1 minggu,
tergantung situasi klinis.
Keterangan: Rekomendasi untuk observasi lebih lanjut setelah pengukuran tekanan darah pertama kali.

G. MANIFESTASI KLINIS
Pada pemeriksaan fisik mungkin tidak dijumpai kelainan apapun selain tekanan darah yang tinggi, tetapi dapat pula ditemukan perubahan pada retina seperti: perdarahan, eksudat (kumpulan cairan), penyempitan pembuluh darah, dan pada kasus berat edema pupil dapat terjadi (edema pada diskus optikus). Gejala pada orang hipertensi biasanya menunjukkan gejala vaskuler, dengan manifestasi yang khas sesuai system organ yang divaskularisasi oleh system organ yang bersangkutan. Penyakit arteri koroner dengan angina adalah gejala yang sering menyertai hipertensi. Hipertrofi ventrikel kiri terjadi sebagai respon peningkatan beban kerja ventrikel saat dipaksa berkontraksi melawan tekanan sistemik yang meningkat. Apabila jantung tidak lagi mampu menahan peningkatan beban kerja, maka dapat terjadi gagal jantung kiri.
Perubahan patologis pada ginjal dapat bermanifestasi seperti nokturia (peningkatan urinasi pada malam hari) dan azotemia (peningkatan nitrogen urea darah (BUN) dan kreatinin). Keterlibatan pembuluh darah otak dapat mengakibatkan stroke atau serangan iskemik transien yang termanifestasi sebagai paralysis sementara pada satu sisi (hemiplegi) atau gangguan tajam pengluhatan.
Faktor risiko utama Kerusakan organ target
Merokok
Dislipidemia
DM
Umur diatas 60 th

Jenis kelamin (pria & wanita pasca menopause)
Riwayat penyakit kardiovaskuler dalam keluarga.
Wanita < 65 th atau pria < 55 th. Penyakit jantung:
*Hipertrofi ventrikel kiri
*Angina/riwayat AMI
*Riwayat revaskularisasi koroner.
*Gagal jantung
Stroke & serangan iskemik selintas

Nefropati

Penyakit arteri perifer, retinopati.
Keterangan: Faktor risiko kardiovaskuler dan kerusakan organ target pada pasien hipertensi.
H. PENATALAKSANAAN
Tujuan tiap program penanganan bagi setiap pasien adalah mencegah terjadinya morbiditas dan mortalitas penyerta dengan mencapai dan mempertahankan tekanan darah dibawah 140/90 mmHg. Efektifitas setiap program ditentukan oleh derajat hipertensi, komplikasi, biaya perawatan, dan kualtas hidup sehubungan dengan terapi.
Beberapa penelitian menunjukkan bahwa pendekatan nonfarmakologis termasuk: penurunan berat badan, pembatasan alcohol, natrium, tembakau, latihan dan relaksasi merupakan intervensi wajib yang harus dilakukan pada setiap terapi antihipertensi. Apabila penderita ringan berada dalam resiko tinggi (pria, perokok) atau bila tekanan darah diastoliknya menetap diatas 85 atau 95 mmHg dan sistoliknya di atas 130 – 139 mmHg, maka perlu dimulai terapi obat-obatan.
Derajat hipertensi (mmHg). Kelompok resiko A (Tak ada factor resiko, tak ada kerusakan organ target). Kelompok risiko B (Minimal 1 faktor risiko, tak termasuk diabetes, tak ada kerusakan organ target). Kelompok Risiko C (Kerusakan organ target dan atau diabetes, dengan atau tanpe factor risiko lain).
Normal tinggi
(130–139/85–89)
Derajat 1
(140-159/90-99)

Derajat 2&3
(160/ 100) Perubahan gaya hidup
Perubahan gaya hidup (sampai 12 bulan)
Terapi obat Perubahan gaya hidup
Perubahan gaya hidup (sampai 6 bulan).
Terapi obat
Terapi obat

Terapi obat


Terapi obat
Keterangan: Stratifikasi risiko dan pengobatan hipertensi.

hernia

HERNIA

Definisi
Hernia adalah penonjolan peritoneum parietale yang berisi viskus melalui bagian yang lemah pada dinding abdomen.
Pada hernia selalu ada 3 unsur, yaitu:
1. Kantung hernia (peritoneum parietale)
2. Isi (viskus: organ/jaringan yang keluar melalui kantung hernia)
3. Pintu/hernia (locus minorus resisten)

Klasifikasi
Hernia congenital:
- Hernia umbilikalis
- Hernia diafragnatika
- Hernia inguinalis lateralis
Hernia didapat:
- hernia inguinalis medialis
- Hernia femoralis
Secara Klinis:
- Reponibilis: hernia yang masih dapat keluar masuk
- Irreponibilis: Hernia yang sudah tidak dapat masuk, viskus melekat pada kantung dan ada infeksi
- Strangulasi: hernia yang terjadi karena terjepitnya pembuluh dapat tapi masih mendapat nutrisi/ terdapat gangguan vascularisasi
- Incarserata: lumen terjepit sehingga tidak mendapat nutrisi, terjadi parase usus

Etiologi:
Hernia congenital
- Processus vaginalis peritoneum persisten
- Testis tidak sampai scrotum, sehingga processus tetap terbuka
- Penurunan baru terjadi 1-2 hari sebelum kelahiran, sehingga processus belum sempat menutup dan pada waktu dilahirkan masih tetap terbuka
- Predileksi tempat: sisi kanan karena testis kanan mengalami desensus setelah kiri terlebih dahulu
- Dapat timbul pada masa bayi atau sesudah dewasa
- Hernia indirect pada bayi berhubungan dengan criptocismus dan hidrocele
Hernia didapat:
Ada faktor predisposisi
- Kelemahan struktur aponeurosis dan fascia tranversa
- Pada orang tua karena degenerasi/atropi
Faktor predisposisi:
- Tekanan intra abdomen meningkat
- Pekerjaan mengangkat benda-benda berat
- Batuk kronik
- Gangguan BAB, missal struktur ani, feses keras
- Gangguan BAK, mis: BPH, veskolitiasis
- Sering melahirkan: hernia femoralis

Diagnosa
Anamnesa
-Timbul benjolan di lipat paha yang hilang timbul
-Penonjolan dapat timbul bila tekanan intra abdomen naik
-Benjolan dapat hilang jika pasien tiduran atau dimasukkan dengan tangan (manual)
-Nyeri
Pemeriksaan fisik
Benjolan pada lipat paha atau scrotum dengan batas atas tidak jelas, bising usus (+), transiluminasi (-)
Rontgen foto

Hernia Inguinalis Medialis
Definisi
Merupakan hernia yang berjalan melalui dinding inguinal belakang, medial dari vasa epigastrika inferior ke daerah yang dibatasi trigonum Hasselbachii.


Locus Minorus Resisten
Trigonum Hasselbachii (pada fovea inguinalis medialis) sebelah dorsal dari annulus inguinalis medialis.
Trigonum Hsselbachii dibatasi oleh:
Cudal: ligamentum inguinale
Lateral: vasa epigastrica inferior
Medial: tepi lateral m.rectus abdominalis
Bentuk biasanya bulat.

Penatalaksanaan
Prinsipnya untuk mencegah inkarserasi atau strangulasi semua hernia harus direpair, kecuali hernia direc yang kecil.
Konservatif:
- Hanya dilakukan pada keadaan yang masih reponibel.
- Dengan cara mengatasi factor-faktor predisposisi bukan penatalaksanaan yang ideal.
- Pada anak-anak dengan hernia indirect irreponibel diberi terapi konservatif dengan:
@ obat penenang (valium)
@ posisi trandelenburg
@ kompres es
Operatif:
Jenis operasi:
1. Herniotomi: pembebasan kantung hernia sampai pada lehernya, kantung dibuka dan isi hernia dibebaskan
2. Hernioplasti: memperkecil annulus inguinalis internus dan memperkuat dinding belakang kanalis inguinalis.
3. Herniografi: membuat plasty di abdomen sehingga LMR menjadi kuat.
Penanganan pasca opersi:
1. Pasca operasi perlu dilakukan drainase untuk mencegah terjadinya hematoma.
2. Pasien dibaringkan dengan posisi semi fowler (berbaring dengan lutut ditekuk) agar diding abdomen tidak tegang.
3. Diusahakan agar penderita tidak batuk atau menangis.
4. Dalam waktu 1 bulan jangan mengangkut barang yang berat.
5. Selama waktu 3 bulan tidak boleh melakukan kegiatan yang dapat menaikkan tekanan intra abdomen.

Komplikasi
1. Perlekatan
2. H. Irreponibilis
3. Terjadinya jepitan menyebabkan isckemi
4. Infeksi yang dapat menimbulkan nekrose
5. Opstipasi
6. H.incarserata

gastritis

GASTRITIS

A. Definisi
Gastritis adalah inflamasi dari mukosa lambung. Gambaran klinis yang ditemukan berupa dyspepsia atau indigesti. Berdasarkan pemeriksaan endoskopi ditemukan eritema mukosa, sedangkan hasil foto memperlihatkan iregularitas mukosa.
Gastritis terbagi dua, yaitu:

1). Gastritis Akut
Etiologi:
Gastritis akut sering akibat diet yang sembrono. Individu makan terlalu banyak atau terlalu cepat atau makan makanan yang berbumbu atau mengandung mikroorganisme penyebab penyakit. Penyebab lain dari gastritis mencakup alcohol, aspirin,obat anti inflamasi non steroid (AINS), refluks empedu dan terapi radiasi, gangguan mikrosirkulasi mukosa lambung : luka baker, trauma, sepsis. Bentuk terberat dari gastritis akut disebabkan oleh mencerna asam atau alkali kuat, yang dapat menyebabkan mukosa menjadi gangrene atau perforsai. Pembentukan jaringan parut dapat terjadi, yang menyebabkan obstruksi pylorus.
Patofisiologi dan manifestasi klinis:
Membrane mukosa lambung menjadi edema dan hiperemik (kongesti dengan jaringan, cairan dan darah) dan mengalami erosi superficial, bagian ini mensekresi sejumlah getah lambung, yang mengandung sedikit asam tetapi banyak mucus. Ulserasi superficial dapat terjadi dan dapat menimbulkan hemoragi. Pasien dapat mengalami ketidaknyamanan, sakit kepala, mual, muntah, kembung, malas dan anoreksia sering disertai dengan ,muntah dan cegukan. Beberapa pasien asimtomatik. Mukosa lambung mampu memperbaiki diri sendiri setelah mengalami gastritis. Kadang kadang, hemoragi memerlukan intervebsi bedah. Bila makanan pengiritasi tidak dimuntahkan tetapi mencapai usus, dapat mengakibatkan kolik dan diare. Biasanya pasien sembuh kira kira sehari, meskipun nafsu makan mungkin menurun 2 atau 3 hari kemudian.
Komplikasi :
Perdarahan saluran cerna bagian atas (SCBA) berupa hematemesis dan melena, dapat berakhir sebagai syok hemoragik. Khusus untuk perdarahan SCBA, perlu dibedakan dengan tukak peptic. Gambaran klinis yang diperlihatkan hampir sama. Namun pada tukak peptic penyebab utamanya adalah infeksi Helicobacter pylori, sebesar 100% pada tukak duodenum dan 60 – 90 pada tukak lambung. Diagnosis pasti ditegakkan dengan endoskopi.
Penatalaksanaan:
 Medis : obat obatan untuk mengatur sekresi asam lambung, berupa antagonis reseptor H2, inhibitor pompa proton, antikolinergik, dan antasid. Juga ditujukan sebagai sitoprotektor, berupa sukralfat dan prostaglandin, pembedahan darurat, gastrojejunostomi.
 Perawatan : diet lambung dengan porsi kecil dan sering, untuk menetralisasi alkali gunakan jus lemon encer atau cuka encer, terapi cairan intravena, endoskopi fiberoptik

2). Gastritis Kronis
Etiologi :
Ulkus benigna atau maligna dari lambung, atau oleh bakteri H. Pylori
Patofisiologi:
Gastritis kronis dapat diklasifikasikan sebagai tipe A atau tipe B (sering disebut sebagai gastritis autoimun) diakibatkan dari perubahan sel parietal, yang menimbulkan atrofi dan infiltrasi seluler. Hal ini dihubungkan dengan penyakit autoimun seperti anemia pernisiosa dan terjadi pada fundus atau korpus dari lambung. Tipe B (kadang kadang disebut sebagai gastritis H. pylori) mempengaruhi antrum dan pylorus. Ini dihubungkan dengan bakteri H. pylori; factor diet seperti minum panas atau pedas; penggunaan obat obatan dan alcohol; merokok atau refluks isi usus kedalam lambung.
Manifestasi klinis:
Pasien dengan gastritis tipe A secara khusus asimtomatik kecuali utnuk gerala defisiensi vitamin B12. Pada gastritis tipe B, pasien mengeluh anoreksia,nyeri ulu hati setelah makan, kembung, rasa asam dimuluit atau mual dan muntah.
Komplikasi :
Perdarahan saluran cerna bagian atas, ulkus, perforasi dan anemia karena gangguan absorbsi vitamin B12.
Pemeriksaan penunjang:
o Pemeriksaan endoskopi dilanjutkan dengan hispatologi biopsy mukosa lambung
o Kultur
o Rapid ureum test (CLO)
Penatalaksanaan :
 Medis : atasi gastritis akut, antacid, antagonis H2 / inhibitor pompa peoton dan obat obat prokinetik.
 Perawatan : meningkatklan istirahat pasien, mengurangi stress, farmakoterapi

























PATH WAY


B. Diagnosa Yang Mungkin Muncul
1. Ansietas berhubungan dengan pengobatan
2. Risiko kurang volume cairan b.d anemia
3. Ketidakseimbangan nutrisi : kurang dari kebutuhan tubuh b.d gangguan absorbsi
4. Nyeri b.d agen cedera biologis































C. RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN GASTRITIS
1. Ansietas berhubungan dengan pengobatan
Tujuan Intervensi Rasional
Pasien mampu mengontrol kecemasannya
Dengan kriteria hasil:
1) Mengurangi faktor pencetus kecemasan
2) Memonitor intensitas kecemasan
3) Mengurangi rangsangan dari lingkungan saat cemas
4) Tidak ada perilaku cemas yang ditimbulkan
5) Mampu mengidentifikasi kecemasan Penurunan Kecemasan :
 Dengarkan keluhan pasien dengan penuh perhatian
 Dorong pasien untuk mengungkapkan perasaan, ketakutan dan persepsi
 Berikan informasi factual mengenai diagnosis, tindakan prognosis
 Identifikasi tingkat kecemasan
 Instruksikan pasien menggunakan tehnik relaksasi
o Meningkatkan trust

o Mengurangi beban fikiran pasien, menciptakan perasaan lega

o Pasien mengetahui tentang penyakitnya, mengurangi kecemasan terhadap tindakan yang akan dilakukan

o Berkaitan dengan tindakan yang akan dilakukan, obat penenang

o Mendilatasi ketegangan otot otot
2. Risiko kurang volume cairan b.d anemia
Tujuan Intervensi Rasional
Cairan tubuh pasien seimbang
Dengan kriteria hasil:
1) Tekanan darah, suhu, nadi dalam batas normal
2) Tidak ada tanda tanda dehidrasi
3) Elastisitas turgor baik
4) Membrane mukosa lembab
5) Tidak ada tanda tanda kehausan yang berlebihan
6) Mempertahankan urine output sesuai dengan usia dan BB, BJ urine normal
Manajemen Cairan :
 Pertahankan catatan intake dan output yang akurat
 Monitor status hidrasi (kelembaban mukosa)
 Monitor status nutrisi.

 Atur kemungkinan transfusi
o Mengidentifikasi adanya gangguan keseimbangan cairan
o Mengenal adanya tanda dan gejala gangguan keseimbangan cairan
o Waspada terhadap komplikasi lanjutan
o Monitor tanda tanda anemia berat
3. Ketidakseimbangan nutrisi : kurang dari kebutuhan tubuh b.d gangguan absorbsi
Tujuan Intervensi Rasional
Status nutrisi pasien : makanan dan cairan adekuat
Dengan kriteria hasil:
1) Adanya peningkatan berat badan sesuai dengan tujuan
2) Berat badan ideal sesuai dengan tinggi badan
3) Mampu mengidentifikasi kebutuhan nutrisi
4) Tidak ada tanda tanda malnutrisi
5) Tidak terjadi penurunan berat badan yang berarti
Manajemen Nutrisi :
 Kaji adanya alergi makanan

 Anjurkan pasien untuk meningkatkan intake Fe
 Anjurkan pasien untuk meningkatkan protein dan vitamin C
 Monitor jumlah nutrisi dan kandungan kalori
o Mengurangi faktor resiko gangguan nutrisi
o Membantu pembentukan sel darah merah dalam absorbsi makanan
o Mempertahankan kelembaban kulit dan cairan dalam tubuh

o Mencapai kebutuhan nutrisi tubuh yang sesuai
4. Nyeri b.d agen cedera biologis
Tujuan Intervensi Rasional
Pasien mampu mengontrol nyeri
Dengan kriteria hasil :
1) Mengungkapkan rasa nyeri berkurang
2) Mampu mengidentifikasi nyeri (penyebab, lokasi)
3) Mampu mengenali nyeri (skala, intensitas, frekuensi dan tanda nyeri)
4) Mengungkapkan rasa nyaman
5) Tanda tanda vital dalam rentang normal Manajemen Nyeri :
 Lakukan pengkajian nyeri secara komprehensif (lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi,kualitas dan factor presipitasi)
 Observasi reaksi non verbal dari ketidaknyamanan
 Evaluasi pengalaman nyeri masa lalu
 Gunakan tehnik komunikasi terapeutik untuk mengetahui pengalaman nyeri pasien
 Ajarkan tehnik relaksasi

 Evaluasi keefektifan control nyeri


Administrasi Analgesik :
o Tentukan lokasi, karakteristik,kualitas dan derajat nyeri
o Cek instruksi doktertentang jenis obat, dosis dan frekuensi
o Cek riwayat alergi
o Tentukan pilihan analgesik tergantung tipe dan berat nyeri

o Sebagai data dasar untuk mengevaluasi kefektifan tindakan mengurangi nyeri

o Memastikan letak nyeri

o Kekuatan pasien dalam mengatasi nyeri
o Membandingkan tingkat tahanan terhadap nyeri masa lalu dengan sekarang, pemberian dosis obat
o Mengurangi ketegangan otot otot, menciptakan perasaan rileks
o Sebagai acuan tindakan keperawatan selanjutnya


o Menentukan dosis obat


o Mencegah terjadinya kesalahan dalam prinsip 6 B
o Menentukan pemberian obat
o Efektifitas penanganan nyeri

Definisi tumor

Definisi tumor

TUMOR merupakan sekelompok sel-sel abnormal yang terbentuk hasil proses pembelahan sel yang berlebihan dan tak terkoordinasi. Dalam bahasa medisnya, TUMOR dikenal sebagai NEOPLASIA. Neo berarti baru, plasia berarti pertumbuhan/pembelahan, jadi NEOPLASIA mengacu pada pertumbuhan sel yang baru, yang berbeda dari pertumbuhan sel-sel di sekitarnya yang normal.

Dari pengertian tumor diatas, TUMOR dibagi mejadi 2 golongan besar yaitu TUMOR jinak (benign) dan TUMOR ganas ( malignant) atau yang popular dengan sebutan KANKER.
Perbedaan utama di antara keduanya adalah bahwa tumor ganas lebih berbahaya dan fatal sesuai dengan kata ‘ganas’ itu sendiri. Gambarannya begini, walaupun tumor ganas atau kanker itu berada pada jaringan di kaki, hal itu dalam tahap lanjut dapat mengakibatkan kematian. Tumor jinak hanya dapat menimbulkan kematian secara langsung terkait dengan lokasi tumbuhnya yang membahayakan misalnya tumor di leher yang dapat menekan saluran napas.
Pertumbuhannya.
TUMOR GANAS ( KANKER ) tumbuhnya relative lebih cepat karena memang lebih aktif dan agresif, akibatnya jika di permukaan tubuh akan tampak tumor membesar dengan cepat dan seringkali di puncaknya disertai dengan luka atau pembusukan yang tidak kunjung sembuh. Luka menahun ini diakibatkan suplai nutrisi kepada sel-sel tumor tidak mampu mengimbangi lagi sel-sel tumor yang jumlah sangat cepat berlipat ganda, akibatnya sel-sel yang berada diujung tidak mendapat nutrisi dan mati. Jadi hati-hati jika memiliki luka yang kotor dan tidak kunjung sembuh dengan pengobatan bahkan bertambah luas.
Perluasannya.
TUMOR JINAK tumbuh secara ekspansif atau mendesak, tetapi tidak merusak struktur jaringan sekitarnya yang normal. Hal ini dikarenakan tumor jinak memiliki kapsul yang membatasi antara bagian sel-sel tumor yang abnormal dengan sel-sel normal. Sebaliknya pada TUMOR GANAS ( KANKER ) yang memang tak berkapsul, TUMOR GANAS ( KANKER ) ini tumbuhnya infiltratif atau menyusup sembari merusak jaringan disekitarnya. Pertumbuhan semacam ini pertama kali ditemukan oleh Hippocrates – bapak ilmu kedokteran – dan beliau menamakan sebagai CANCER (bahasa latin dari kepiting) karena menurutnya proses infiltratif seperti demikian menyerupai bentuk capit kepiting. Akibat proses infiltratif tersebut, maka jaringan disekitar tumor ganas seringkali rusak, dan jika jaringan yang diinfiltrasi itu berupa pembuluh darah maka tumor jenis ini dapat menimbulkan gejala perdarahan. Contohnya, pada kanker paru salah satu gejalanya adalah batuk darah.


Kekambuhan.
TUMOR JINAK umumnya dengan dioperasi secara tepat jarang untuk kambuh lagi. TUMOR GANAS ( KANKER ) memiliki kekambuhan lebih tinggi dikarenakan proses pembedahannya sulit untuk benar-benar tuntas dikarenakan memang jaringan abnormal ini tidak berkapsul sehingga sulit untuk dibedakan dan dipisahkan dari jaringan normal sekitarnya yang sudah diinfiltrasi. Selain itu tumor ganas tahap lanjut umumnya penyebaran sudah lebih luas bahkan sudah bermetasasis jauh sehingga operasi adalah tidak mungkin menyembuhkan lagi karena sel-sel ganas sudah ada hampir di setiap bagian tubuh.
. Metastasis.
Metastasis merupakan anak sebar, artinya kemampuan suatu jaringan tumor untuk lepas dari induknya dan menempel serta mampu hidup dan berkembang lebih lanjut pada jaringan tubuh lain yang letaknya jauh dari jaringan tumor induk. Misalnya kanker payudara dapat bermetastasis hingga ke paru-paru dan menyebabkan gangguan proses pernapasan. Jalur metastasis bisa melalui aliran darah, aliran limfe maupun proses terlepas/terjatuh langsung menempel pada tempat tertentu. Metastasis hanya terjadi pada tumor ganas. Tumor jinak tidak pernah bermetastasis. Oleh karena metastasis inilah maka tumor ganas pada kaki misalnya dapat berakibat fatal terhadap penderitanya.
Gambaran selular.
Tumor ganas di bawah mikroskop akan tampak sekumpulan sel-sel yang seringkali tidak menyerupai jaringan normal semestinya, bahkan sel-sel ganas bisa memberi gambaran yang sama sekali tidak menyerupai sel apapun dalam tubuh manusia (tidak berdiferensiasi/anaplasi). Sedangkan tumor jinak umumnya diferensiasinya baik, artinya gambaran sel-selnya masih serupa sel-sel normal asalnya namun aktvitas pembelahannya saja yang lebih aktif. Jadi dapat disimpulkan bahwa semakin anaplastik / berdiferensiasi semakin buruk suatu tumor maka tumor itu pastilah semakin ganas.
Faktor-faktor penyebab tersebut antara lain:
a) Bahan Kimia: Zat yang terdapat pada asap rokok
b) Penyinaran yang berlebihan
c) Virus: Beberapa virus berhubungan erat dengan perubahan sel normal menjadi sel kanker. Jenis virus ini disebut virus penyebab kanker atau virus onkogenik.
c) Hormon: Hormon adalah zat yang dihasilkan kelenjar tubuh yang fungsinya adalah mengatur kegiatan alat-alat tubuh dan selaput tertentu.
d) Rangsangan fisik berulang: Gesekan atau benturan pada salah satu bagian tubuh yang berulang dalam waktu yang lama

uterotonik

UTEROTONIK

I. PENGERTIAN

Uterotonik adalah zat yang meningkatkan kontraksi uterus. Uterotonik banyak digunakan untuk induksi, penguatan persalinan, pencegahan serta penanganan perdarahan post partum, pengendapan perdarahan akibat abortus inkompletikus dan penanganan aktif pada Kala III persalinan.


II. PENGGOLONGAN OBAT

1. Metergin
- Pengertian
Merupakan alkaloid ergot
- Mekanisme / cara kerja
• Mempengaruhi otot uterus berkontraksi terus-menerus sehingga memperpendek kala III.
• Menstimulasi otot-otot polos terutama dari pembuluh darah perifer dan rahim.
• Pembuluh darah mengalami vasokonstraksi sehingga tekanan darah naik dan terjadi efek oksitosuk pada kandungan mature.
- Indikasi
• Oksitosik
• Sebagai stimultan uterus pada perdarahan paska persalinan atau paska abortus.
- Efek samping
• Kontraksi uterus
Kontraksi dapat terjadi begitu kuat sehingga resiko retensio plasenta akan meningkat. Keadaan ini disebabkan oleh kontraksi segmen bawah uterus yang terjadi berurutan
sehingga perlepasan plasenta terhalang.

• Diare dan muntah
Kerja metergin menyerupai kerja dopamine yang kerap kali menimbulkan mual dan muntah pada 20-30 % ibu melahirkan.
Pengliatan kabur, sakit kepala, kejang, diare, kulit dingin, nadi lemah dan cepat, bingung, koma, meninggal.
- Kontra indikasi
• Persalinan kalaI dan II
• Hipersensitif
• Penyakit vascular
• Penyakit jantung parah
• Fungsi paru menurun
• Fungsi hati dan ginjal menurun
• Hipertensi yang parah
• Eklampsi

- Cara pakai dan dosis
• Oral
mulai kerja setelah sepuluh menit
• Injeksi
intravena mulai kerja 40 detik
• IM
mulai kerja 7-8 menit. Hal ini lebih menguntungkan karena efek
samping lebih sedikit.
• Dosis :
 Oral 0,2-0,4 mg , 2-4 kali sehari selama 2 hari
 IV / IM 0,2 mg , IM boleh diulang 2
 4 jam bila perdarahan hebat.
- Contoh obat
• Nama generic : metal ergometrin, metal ergometrina, hydrogen maleat
• Nama paten : methergin, met6hernial, methorin, metilat, myomergin.
2. Oksitosin
- Pengertian
Oksitosin merupakan hormone peptide yang disekresi olah pituitary posterior yang m,enyebabkan ejeksi air
susu pada wanita dalam masa laktasi. Oksitosin diduga berperan pada awal kelahiran.
- Mekanisme / cara kerja
Bersama dengan factor-faktor lainnya
oksitosin memainkan peranan yang sangat penting dalam persalinan dan ejeksi ASI. Oksitosin bekerja pada reseptor oksitosik untuk menyebabkan :
• Kontraksi uterus pada kehamilan aterm yang terjadi lewat kerja langsung pada otot polos maupun lewat peningkatan produkdsi prostaglandin
• Konstriksi pembuluh darah umbilicus
• Kontraksi sel-sel miopital ( refleks ejeksi ASI )
Oksitosin bekerja pada reseptor hormone antidiuretik (ADH) untuk menyebabkan :
• Peningkatan atau penurunan yang mendadak pada tekanan darah 9 diastolik ) karena terjadinya vasodilatasi
• Retensi air
• Catatan :
oksitosin dan hormone antidiuretic memiliki rumus bangun yang sangat mirip sehingga menjelaskan mengapa fungsi kedua substansi ini saling tumpang tindih
Kerja oksitosin yang lain meliputi :
kontraksi tuba falopi untuk membantu pengangkutan sperma,; luteolitis (involusi korpus luteum ); peranan neurotransmitter yang lain dalam system saraf pusat. Oksitosin disintesis dalam hipotalamus, kelenjar gonad, plasenta dan uterus. Mulai dari usia kehamilan 32 minggu dan selanjutnya, konsentrasi oksitosin dan demikian pula aktifitas uterus akan lebih tinggi pada malam harinya ( Hirst et al, 1993 ).
Pelepasan oksitosin endogenus ditingkatkan oleh :
• Persalinan
• Stimulasi serviks vagina atau parudara
• Estrogen yang beredar dalam darah
• Peningkatan osmolalitas / konsentrasi plasma
• Volume carian yang rendah dalam sirkulasi darah
• Sttres dalam persalinan dapat memacu partus presipitatus yang dikenal
dengan istilah refleks ejeksi fetus. Stres uyang disebabkan oleh
tangisan bayi akan menstimulasi produksi ASI.
Pelepasan oksitosin disupresi oleh :
o Alcohol
o Relaksin
o Penurunan osmolalitas plasma
o Volume cairan yang tinggi dalam sirkulasi darah ( Graves, 1996 )
- Indikasi
 oksitosik
 mengurangi pembengkakan payudara
- Efek samping
o Spasme uterus ( pada dosis rendah )
o Hiper stimulasi uterus 9 membahayan janin kerusakan jaringan lunak / rupture uterus
o Keracunan cairan dan hiporatremia ( pada dosis besar )
o Mulas, muntah, aritmia, anafilaksis, ruam kulit, aplasia plasenta, emboli amnion.
o Kontraksi pembuluh darah tali pusat
o Kerja antidiuretik
o Reaksi hipersensitifitas
- Kontra indikasi
o Kontraksi uterus hipertonik
o Distress janin
o Prematurisasi
o Letak bayi tidak normal
o Disporposi sepalo pelvis
o Predisposisi lain untuk pecahnya rahim
o Obstruksi mekanik pada jalan lahir
o Preeklamsi atau penyakit kardiovaskuler atau pada ibu hamil yang berusia 35 tahun
o Resistensi dan mersia uterus
o Uterus yang starvasi
o Gawat janin
- Cara pakai dan dosis
Untuk induksi persalinan intravena 1-4 m U permenit dinaikkan menjadi 5-20 m U / menit sampai terjadi pola
kontraksi secara fisiologis.
Untuk perdarahan uteri pasca partus, ditambahkan 10-40 unit pada 1 L dari 5 % dextrose, dan kecepatan infuse dititrasi untuk mengawasi terjadinya atonia uterus.
Kemungkinan lain adalah, 10 unit dapat diberikan secara intramuskuler setelah lahirnya plasenta.
Untuk menginduksi pengaliran susu, 1satu tiupan (puff) disemprotkan ke dalam tiap lubang hidung ibu dalam posisi duduk 2-3 menit sebelum menyusui.
- Contoh obat
Nama generic Nama paten / merk dagang
Tablet oksitosina Pitosin tablet (PD)

3. Misoprostol
- Pengertian
Misoprostol adalah suatu analog prostaglandin Elsintetik yang menghambat sekresi asam lambung dan
menaikkan proteksi mukosa lambung.
- Mekanisme / cara kerja
Setelah penggunaan oral misprostol diabsobrsi secara ekstensif dan cepat dide-esterifikasi menjadi obat aktif : asam misoprostol. Kadar puncak serum asam misoprostol
dareduksi jika misoprostol diminum bersama makanan.
- Indikasi
• oksitosik
• menstimulus kontraksi uterus
- Efek samping
o Dapat menyebabkan kontraksi uterin
o Diare
dilaporkan terjadi dalam 2 minggu pada terapi inisiasi dalam 14-40 % pasien dengan AINS yang menerima 800µg / hari. Diare biasanya akan membaik dalam kurang lebih satu minggu terapi.
Wanita-wanita yang menggunaklan misoprostol kadang-kadang mengalami gangguan ginekologi termasuk kram atau perdarahan vaginal.
- Kontra indikasi
Untuk proteksi GI, misoprostol dikontraindikasikan pada kehamilan karena resiko aborsi. Pasien-pasien harus diberi tahu untuk tidak memberikan misoprostol kepada orang lain. Pasien-pasien yang menerima terapi jangka lama AINS untuk reumotoid arthritis, misoprostol 200µg qid lebih baik daripada antagonis reseptor H2 atau sukralfat dalam mencegah gastric ulcer yang induksinya oleh AINS. Walaupun demikian misoprostol tidak menghilangkan nyeri G1 atau rasa tidak enak yang dihubungkan dengan pengunaan AINS.
- Cara pakai dan dosis
Peroral untuk proteksi GI selama terapi AINS : 200 µgqid. Diberiksan bersama makanan, jika dosis ini tidak ditolerir : 100µg qid dapat digunakan. Bentuk sediaan : tablet 100,200µg. Misoprostol juga tersedia dalam kombinasi dengan diklofenak.
- Contoh obat
Misoprostol
Tablet : Gastrul isi : misoprostol 200 mcg / tablet.



III. CONTOH OBAT

1. BLEDSTOP
- GOLONGAN GENERIK

Metilergometrin maleat.
- INDIKASI

Penanganan aktif stadium ke-3 proses kelahiran, atonia (tidak adanya tegangan atau kekuatan otot)/perdarahan rahim, perdarahan dalam masa nifas, subinvolusi (mengecilnya kembali rahim sesudah persalinan hampir seperti bentuk asal), lokiometra (pembendungan getah nifas di dalam rongga rahim).
- KONTRA INDIKASI

Wanita hamil, belum terjadi penurunan kepala tetapi persalinan telah memasuki stadium pertama dan kedua, hipertensi berat, toksemia hipertensif, penyakit sumbatan pembuluh darah, sepsis (reaksi umum disertai demam karena kegiatan bakteri, zat-zat yang dihasilkan bakteri, atau kedua-duanya), hipersensitifitas.
Gangguan fungsi hati atau ginjal.
- PERHATIAN

Jangan diberikan dalam presentasi abnormal, sebelum proses kelahiran sempurna & pada kehamilan multipel/ganda sebelum anak terakhir dilahirkan, penanganan aktif stadium ke-3 persalinan yang membutuhkan pengawasan dokter kebidanan, suntikan intravena harus diberikan secara perlahan, lebih dari 60 detik. Hipertensi, gangguan fungsi hati atau ginjal, menyusui.
- Interaksi obat

mempertinggi efek vasokonstriktor simpatomimetik atau Ergotamin.
- EFEK SAMPING

Nyeri perut, gangguan saluran pencernaan, berkeringat, pusing, sakit kepala, erupsi kulit.
Jarang : hipertensi, bradikardia atau takhikardia, nyeri dada, reaksi vasospastik perifer.
Sangat jarang : reaksi anafilaktik.
- KEMASAN

Tablet salut film 125 mcg x 10 x 10 biji
- DOSIS
• Penanganan aktif stadium ke-3 proses kelahiran : 0,1-0,2 mg secara intravena lambat.
• Atonia/perdarahan rahim : 0,2 mg secara intramuskular atau 0,1-0,2 mg secara intravena. Dapat diulangi dengan jarak waktu 2 jam atau lebih.
• Perdarahan dalam masa nifas, subinvolusi, lokiometra : 0,1-0,2 mg secara subkutan atau intramuskular, sampai dengan 3 kali sehari, pada wanita menyusui : selama 3 hari atau kurang.

- PENYAJIAN

Dikonsumsi bersamaan dengan makanan

2. Duvadilan ® [tab]

- komposisi
Isoxsuprine HCl

- Indikasi
Gangguan sirkulasi perifer akibat kejang, dingin, kaku, kejang, iskemia, diabetes ulkus.

- Dosis
Tab 1 tab 3-4 kali setiap hari. 1 amp amp 3 kali sehari.

- Administrasi
Harus diambil dengan makanan (Ambil setelah makan untuk mengurangi ketidaknyamanan GI.).

- Kontraindikasi
Baru pendarahan otak.

- Adverse Drug Reactions
Occasional sementara palpitasi, jatuh di BP atau pusing (mengurangi dosis).

- Kehamilan Kategori (US FDA)
Kategori C: Entah studi pada hewan telah menunjukkan efek buruk pada janin (teratogenic atau embryocidal atau lainnya) dan tidak ada studi terkontrol pada wanita atau studi pada
wanita dan hewan tidak tersedia. Obat harus diberikan hanya jika manfaat potensial membenarkan potensi risiko terhadap janin.

- Packing
Duvadilan tablet
Duvadilan 20 mg x 50's

- Produsen
Solvay Pharma

3. METHERGIN
- komposisi
Metilergometrin hidrogen maleat.

- INDIKASI
Penanganan aktif stadium ke-3 proses kelahiran, atonia (tidak adanya tegangan atau kekuatan otot)/perdarahan
rahim, perdarahan dalam masa nifas, subinvolusi (mengecilnya kembali rahim sesudah persalinan hampir seperti bentuk asal), lokiometra (pembendungan getah nifas di dalam rongga rahim).

- KONTRA INDIKASI
Wanita hamil, belum terjadi penurunan kepala tetapi persalinan telah memasuki stadium pertama dan kedua, hipertensi berat, toksemia hipertensif, penyakit sumbatan pembuluh darah, sepsis (reaksi umum disertai demam karena kegiatan bakteri, zat-zat yang dihasilkan bakteri, atau kedua-duanya), hipersensitifitas.
Gangguan fungsi hati atau ginjal.

- PERHATIAN
Jangan diberikan dalam presentasi abnormal, sebelum proses kelahiran sempurna & pada kehamilan multipel/ganda sebelum anak terakhir dilahirkan, penanganan aktif stadium ke-3 persalinan yang membutuhkan pengawasan dokter kebidanan, suntikan intravena harus diberikan secara perlahan, lebih dari 60 detik. Hipertensi, gangguan fungsi hati atau ginjal, menyusui.

- Interaksi obat
mempertinggi efek vasokonstriktor simpatomimetik atau Ergotamin.

- EFEK SAMPING
Nyeri perut, gangguan saluran pencernaan, berkeringat, pusing, sakit kepala, erupsi kulit.
Jarang : hipertensi, bradikardia atau takhikardia, nyeri dada, reaksi vasospastik perifer.
Sangat jarang : reaksi anafilaktik.

- KEMASAN
Tablet salut gula 0,125 mg x 10 x 10 biji.

- DOSIS
Perdarahan dalam masa nifas, subinvolusi, lokiometra : 0,125-0,25 mg.

- PABRIK
Novartis

4. METHYLERGOMETRINE 0,125 MG
- KOMPOSISI
tiap tablet salut mengandung :
metilergometrin maleat 0,125 mg


- INDIKASI
perdarahan setelah melahirkan,stasis lokia,menoragia,metroragia,
subinvolusi uterus

- DOSIS
menurut petunjuk dokter,umumnya :
3 kali sehari 1-2 tablet salut,maksimal untuk 1 minggu.
No.Reg GKL8112400417A1

- PRODUSEN

PT. Kimia Farma, jakarta-Indonesia
5. METILAT TABLET

- KOMPOSISI :
Tiap tablet mengandung : Methylergometrine maleat. 0,125 mg.

- INDIKASI :
- Melancarkan kala 3 pada partus.
- Perdarahan uterus setelah placenta lepas, atoni uterus subinvolusi uterus pada puerperium lokhiometra.
- Perdarahan uterus karena pembedahan caesaria.
- Perdarahan uterus karena abortus.

- KONTRA INDIKASI :
Kehamilan, kala satu dan kala dua partus sebelum korona kepala terlihat: inersia uterus primer dan sekunder, hipertensi, toksemia, hipersensitivitas.

- EFEK SAMPING
Mual, muntah-muntah dan sakit perut dapat terjadi pada pem-berian dosis yang besar. Hipertensi jarang dilaporkan timbul nya kelainan-kelainan kulit, nyeri kepala atau reaksi kardiovas kuler seperti hipertensi, vertigo, tachikardia, bradikardia.

- PERINGATAN DAN PERHATIAN :
Pada letak sungsang, METILAT baru diberikan setelah bayi dilahirkan, pada partus kembar setelah bayi yang terakhir dilahirkan. Kewaspadaan diperlukan pada penderita hipertensi, sepsis, penyakit penyempitan vaskuler (obliterasi) dan kelainan hati atau ginjal.
Suntikan intravena diberikan secara lambat, penggunaan secara i.v. jangan digunakan rutin karena adanya kemungkinan, naiknya tekanan darah dan serangan cerebrovasculer. Bila penggunaan i.v. sangat diperlukan sebagai "Livesafing" berikan perlahan-lahan minimum 60 detik dengan pengawasan tekanan darah. Seperti obat-obat lain METILAT harus disimpan jauh dari jangkauan anak-anak.

- POSOLOGI :
Melancarkan kala 3 : im. 1/2 sampai 1 ml. (0,1-0,2 mg)
setelah kepala atau bahu anterior keluar atau selambat-lambatnya segera setelah bayi dilahirkan.
Kala tiga pada partus dengan anestesi umum : 1 ml.
Seksio caesaria : setelah bayi dikeluarkan secara
ekstraksi i.m. 1 ml. atau i.v. 1/2 sampai 1 ml intramural.
Membantu involusi uterus : 1 tablet 3 kali sehari,
umumnya selama 3 - 4 hari.
Perdarahan puerperal, subinvolusi, lokhiometra :
1 atau 2 tablet 3 kali sehari atau im. 1/2 - 1 ml. atau 1
tablet setiap 2 - 4 jam, apabila diperlukan.

- KEMASAN
Doos 10 strip® 10 tablet
RegNo:DKL8716101610A1
PT. METISKA FARMA
JAKARTA INDONESIA

6. OXYTOCIN S
- GOLONGAN GENERIK
Oxytocin / Oksitosin sintetik (bebas Vasopressin).
- INDIKASI
Pada persalinan normal & pada pasien dimana peningkatan tekanan darah selanjutnya harus dihindari.
- KONTRA INDIKASI
• Plasenta lepas, ketidakseimbangan sefalopelvik, pola persalinan hipertonik.
• Toksemia berat, plasenta previa (uri yang melekat pada segmen bawah rahim sehingga menutupi mulut rahim), kelemahan his rahim terprotraksi, kecenderungan rahim robek.
• Induksi sebelum kepala masuk ke pintu panggul atas, malposisi janin, kelainan janin.

- PERHATIAN
• Gangguan kardiovaskular (jantung dan pembuluh darah).
• Oksitosin harus diinfuskan secara perlahan.
Interaksi : estrogen, progesteron, zat-zat penekan. estrogen, progesteron, zat-zat penekan.

- EFEK SAMPING

• Kontraksi uterus yang kuat menyebabkan rahim robek & laserasi luas pada jaringan lunak.
• Hipertensi berat, perdarahan, hipofibrinogenemia fatal.
• Intoksikasi air (pada dosis besar atau pemakaian jangka panjang).
• Reaksi anafilaktik, hematoma panggul, gangguan saluran pencernaan.
• Aritmia janin, sekit kuning, perdarahan retina.
- KEMASAN
Ampul 10 iu/mL x 1 mL x 100 biji.

7. POSPARGIN

- GOLONGAN GENERIK
Metilergometrin maleat

- INDIKASI
Penanganan aktif stadium ke-3 proses kelahiran, atonia (tidak adanya tegangan atau kekuatan otot)/perdarahan rahim, perdarahan dalam masa nifas, subinvolusi (mengecilnya kembali rahim sesudah persalinan hampir seperti bentuk asal), lokiometra (pembendungan getah nifas di dalam rongga rahim).

- KONTRA INDIKASI
Wanita hamil, belum terjadi penurunan kepala tetapi persalinan telah memasuki stadium pertama dan kedua, hipertensi berat, toksemia hipertensif, penyakit sumbatan pembuluh darah, sepsis (reaksi umum disertai demam karena kegiatan bakteri, zat-zat yang dihasilkan bakteri, atau kedua-duanya), hipersensitifitas.
Gangguan fungsi hati atau ginjal.

- PERHATIAN
Jangan diberikan dalam presentasi abnormal, sebelum proses kelahiran sempurna & pada kehamilan multipel/ganda sebelum anak terakhir dilahirkan, penanganan aktif stadium ke-3 persalinan yang membutuhkan pengawasan dokter kebidanan, suntikan intravena harus diberikan secara perlahan, lebih dari 60 detik.
Hipertensi, gangguan fungsi hati atau ginjal, menyusui.
Interaksi obat : mempertinggi efek vasokonstriktor simpatomimetik atau Ergotamin.

- EFEK SAMPING
Nyeri perut, gangguan saluran pencernaan, berkeringat, pusing, sakit kepala, erupsi kulit.
Jarang : hipertensi, bradikardia atau takhikardia, nyeri dada, reaksi vasospastik perifer.
Sangat jarang : reaksi anafilaktik.

- KEMASAN
Tablet salut film 0.125 mg x 100 biji.

- DOSIS

• Penanganan aktif stadium ke-3 proses kelahiran : 0,1-0,2 mg secara intravena lambat.
• Atonia/perdarahan rahim : 0,2 mg secara intramuskular atau 0,1-0,2 mg secara intravena.
Dapat diulangi dengan jarak waktu 2 jam atau lebih
• Perdarahan dalam masa nifas, subinvolusi, lokiometra : 0,1-0,2 mg secara subkutan atau intramuskular, sampai dengan 3 kali sehari, pada wanita menyusui : selama 3 hari atau kurang.

8. SYNTOCINON

- GOLONGAN GENERIK
Oxytocin / Oksitosin sintetik.
- INDIKASI
Induksi persalinan, stadium ke-3 pada persalinan, pembelahan pada operasi caesar.
- KONTRA INDIKASI
Disproporsi sefalopelvik yang nyata, malpresentasi janin, plasenta previa (uri yang melekat pada segmen bawah rahim, sehingga menutupi mulut rahim), abrupsi plasenta, grand multipariti (telah mengalami beberapa kali kehamilan), riwayat bedah besar rahim termasuk bedah caesar, toksemia berat, gangguan kardiovaskuler (jantung dan pembuluh darah) berat.
- PERHATIAN
Untuk induksi atau perbaikan persalinan, gunakan Syntocinon hanya sebagai infus intravena (IV), dibutuhkan pengawasan secara ketat denyut jantung janin & kontraksi janin.
Interaksi obat : Prostaglandin, anestesi inhalasi, vasokonstriktor.
- EFEK SAMPING
Jarang : gangguan saluran pencernaan, intoksikasi air yang disebabkan sejumlah besar cairan atau infus yang terlalu cepat.
Aritmia jantung.
- KEMASAN
Ampul 10 iu/ml x 10's.
- DOSIS
• Induksi persalinan melalui infus IV : 1 u/100 mL, kecepatan : 5-40 tetes/menit.
• Stadium ke-3 persalinan : 5-10 iu secara intramuskular (IM) atau 5 iu secara IV lambat.
• Pembelahan pada operasi caesar : 5 iu intramural setelah melahirkan.


DAFTAR PUSTAKA

http://www.jevuska.com/search/uterotonik+dan+anti+perdarahan
(Kamis, 4-3-2010, 19.01)
http://www.farmasiku.com/index.php?target=categories&category_id=269 (Kamis, 4-3-2010, 19.14)
aririen-carter2388.blog.friendster.com/.../uterotonik-dan-anti-perdarahan/ (Kamis, 4-3-2010, 19.28)

komunikasi efektif

KASUS
Tuan Hang usia 40 tahun masuk gawat darurat kaena terjadi perdarahan, dan membutuhkan pertolongan segera. Tuan Hang meronta-ronta kesakitan, banyak mengeluh dan banyak mengatur perawat dalam penanganan terhadap kondisinya. Anda sebagai perawat yang menangani kasus tersebut, bagaimana cara anda melakukan komunikasi pada pasien tersebut.
TAHAPAN KOMUNIKASI:
1. Tahap Pre-Interaksi
- Melihat catatan pasien
- Mempersiapkan peralatan
- Mempersiapkan solusi
2. Tahap Orientasi
- Memberikan salam
- Menjelaskan tindakan dan lamanya tindakan
- Meyakinkan klien kepada perawat dalam melakukan tindakan
- Memberikan informasi tentang keadaan yang di alami
3. Tahap Kerja
- Menanyakan keluhan yang dialami saat ini
- Memberikan motivasi kepada pasien
- Menanyakan sebab terjadinya perdarahan
- Memberikan informasi tentang keadaannya
- Menjelaskan apa yang bisa di lakukan pasien

4. Tahap Terminasi
- Memberitahukan pasien bahwa tindakan telah selesai
- Menanyakan perasaan klien setelah dilakukan tindakan
- Merencanakan tindakan selanjutnya
- Memberikan reinforcement positif kepada pasien
- Mengakhiri kegiatan dengan baik.

DIALOG

Perawat : Selamat pagi bapak Hang
Tn. Hang : pagi pak (sambil merintih kesakitan),
Perawat : Pak pagi ini saya akan melakukan tindakan untuk menghentikan perdarahan bapak, kurang lebih selama 30 menit ini saya akan menemani bapak. Apakah bapak bersedia ?
Tn. Hang : ya pak saya bersedia, tapi apakah sakit pak….
Kenapa harus sampai seperti ini pak…(sambil merintih).
Perawat : ya pak…nanti mungkin akan agak sedikit sakit, nanti kalau bapak merasa sakit bapak bisa bilang kepada saya ya.., apakah bapak mengerti…?.
Tn. Hang : (mengangguk perlahan)
Perawat : untuk tujuannya ini agar perdarahan bapak tidak berangsu-angsur lama pak…!!. Nanti bapak bisa cepat sembuh…bapak tidak usah takut pak, kami di sini memberikan yang terbaik untuk pasien pak…(sambil tersenyum ramah). Saya mulai ya pak….
Tn. Hang : tap..tapi…ini sakit pak….apakah saya bisa cepat sembuh…
Perawat : bapak berdoa saja pak…agar bapak bisa cepat sembuh…
Sebelumnya perdarahan bapak ini terjadinya karena apa ya pak…
Tn. Hang : oh iya…saya selalu berdoa…
Perdarahan saya ini terjadi karena jatuh mas…(sambil tetap meringis & meronta-ronta)
Apakah saya harus tetap di sini ya mas apa saya tidak boleh keluar…saya ingin pulang mas…
Perawat : oh iya pak….bapak…bapak yang sabar….
Nanti kalau bapak seperti ini bapak tambah lama sembuhnya….bapak jangan di bawa bergerak-gerak seperti itu, semakin bapak seperti itu darah yang keluar akan semakin banyak pak…
Tn. Hang : tapi ini sakit….nanti saya jangan di suntik ya mas….
Perawat : iya pak…..sekarang saya hanya membersihkan perdarahannya pak…bapak tidak usah takut…tidak sakit kan pak…kalau sakit bapak bisa tarik napas panjang lalu keluarkan perlahan pak…tujuanya untuk mengurangi rasa sakit bapak…atau bapak bisa mengalihkan perhatian bapak…misalnya dengan ngobrol…begitu pak…(sambil melakukan kegiatan)
Tn. Hang : oh iya….(sambil melaksanakan yang di ajarkan)
Nanti ini di ganti lagi apa bagaimana mas..
Perawat : belum pak…besok baru akan di ganti pak…bapak masih terasa sakit pak…
Tn. Hang : masih sedikit…tapi bisa lebih baik daripada tadi…(sambil sedikit tersenyum)
Perawat : bapak saya sudah selesai sekarang bagaimana perasaanya pak…?
Tn. Hang : lebih nyaman….walau masih sedikit sakit….
Perawat : oh ya…sakitnya karena adanya perdarahan itu pak…nanti saya akan kembali untuk memberikan obat untuk menurunkan rasa sakit bapak…sebelumnya mungkin ada yang ingin bapak tanyakan lagi pak…?
Tn. Hang : belum…(sambil tersenyum dan agak sedikit kesakitan)
Perawat : baiklah pak kalau begitu saya permisi dulu pak nanti kalau bapak butuh sesuatu, atau bagaimana bapak bisa panggil saya atau teman-teman saya yang lain di ruang jaga pak…bapak cepat sembuh ya pak…permisi pak….
Tn. Hang : ya….sama-sama…..

OBAT KONTRASEPSI

2.1 PENGERTIAN OBAT KONTRASEPSI
Kontrasepsi dapat diartikan sebagai menghindarkan konsepsi atau kehamilan. Sedangkan alat kontrasepsi,adalah segala macam alat atau cara yang di gunakan satu pihak atau kedua belah pihak pasangan suami istri untuk menghindarkan konsepsi.
Dahulu kala pada abad sebelum masehi,Hipocrates pernah menganjurkan wanita2 yang terlambat haid dan kebanyakan anak untuk bekerja lebih keras atau olah raga lebih berat lagi agar supaya mereka mendapat haid lagi.ada yang mengatakan bahwa abortus atau pengguguran kandungan mungkin merupakan alat kontrasepsi tertua di dunia ini.tetapi abortus ini oleh pandangan Agama apapun tidak di benarkan dan di anggap berdosa bagi mereka yang melakukan tindakan pengguguran ini,bahkan undang2 di beberapa negara pun menganggap bahwa perbuatan ini adalah illegal dan bagi pelakunya dikenakan sanksi hukum .Kontrasepsi adalah alat untuk mencegah kehamilan setelah berhubungan
intim.Alat ini atau cara ini sifat tidak permanen, dan memungkinkan pasangan untuk
mendapatkananak apabila diinginkan.Ada berbagai macam jenis Alat Kontrasepsi yang tersedia di pasaran, yang dapat dibeli dengan bebas. Obat kontrasepsi mempengaruhi pada 3 bagian proses reproduksi pria yang yaitu proses spermatogenesis, proses maturasi sperma, dan transportasi sperma. Sedang pengaruh kontrasepsi pada proses reproduksi wanita antara lain menghambat ovulasi, menghambat penetrasi sperma, menghambat fertilisasi, dan menghambat implantasi. Sampai saat ini, obat kontrasepsi oral yang efektif dan paling banyak digunakan adalah dari golongan steroida. Hampir semua jenis obat tersebut adalah hasil sintesis di laboratorium. Memang tidak semuanya dibuat secara sintesis total, tetapi paling tidak obat tersebut merupakan hasil dari parsial sintesis bahan alam. Akibatnya, sifat alami dari obat tersebut juga berubah drastis, sehingga mengakibatkan beberapa efek samping yang merugikan.
2.2 MACAM – MACAM METODE KONTRASEPSI
1) NON FARMAKOLOGI
A) KONTRASEPSI TEKNIK
a) Coitus Interruptus (senggama terputus): ejakulasi dilakukan di luar vagina.Efektivitasnya 75-80%. Faktor kegagalan biasanya terjadi karena ada sperma yang sudah keluar sebelum ejakulasi, orgasme berulang atau terlambat menarik penis keluar. Senggama terputus adalah mengeluarkan penis dari vagina sebelum ejakulasi. Meskipun keefektifan metoda ini adalah 80%, tetapi metoda ini membutuhkan kontrol yang baik dari pria. Metoda ini mengurangi kepuasan pasangan. Meskipun ejakulasi terjadi di luar vagina, cairan pre ejakulasi terkadang juga mengandung sperma sehingga pembuahan tetap saja dapat terjadi.
 Cara kerja: Penis dikeluarkan sebelum ejakulasi sehigga sperma tidak masuk ke dalam vagina dan kehamilan dapat dicegah.
 Manfaat/kelebihan Kontrasepsi
1. Efektif bila digunakan dengan benar
2. Tidak mengganggu produksi asi
3. Dapat digunakan sebagai pendukung metoda keluarga berencana lainnya
4. Tidak ada efek samping & Dapat digunakan setiap waktu
5. Tidak membutuhkan biaya
 Nonkontrasepsi
1. Meningkatkan keterlibatan suami dalam keluarga berencana
2. Untuk pasangan, memungkinkan hubungan yang lebih dekat dan pengertian yang sangat dalam
 Kekurangan
1. Efektivitas tergantung kesediaan pasangan melakukan senggama terputus
2. Efektivitas menurun bila sperma dalam 24 jam sejak ejakulasi melekat pada penis
3. Memutus kenikmatan dalam hubungan seksual
 Efek Samping
Ada pun epek samping yang didapatkan adalah dapat menyebabkan penyakit ginekologik, neurologist, kejiwaan seperti neurasteni, keluhan prostate.
b) Sistem kalender (pantang berkala): tidak melakukan senggama pada masa subur, perlu kedisiplinan dan pengertian antara suami istri karena sperma maupun sel telur (ovum) mampu bertahan hidup s/d 48 jam setelah ejakulasi. Efektivitasnya 75-80%. Faktor kegagalan karena salah menghitung masa subur (saat ovulasi) atau siklus haid tidak teratur sehingga perhitungan tidak akura
 Kelebihan
Tidak ada efek samping, gratis
 Kelemahan
Gagal karena salah menghitung masa subur, siklus haid tidak teratur
c) Prolonged lactation atau menyusui, selama 3 bulan setelah melahirkan saat bayi hanya minum ASI dan menstruasi belum terjadi, otomatis tidak akan hamil.Tapi begitu Ibu hanya menyusui < 6 jam / hari, kemungkinan terjadi kehamilan cukup besar.
B) KONTRASEPSI MEKANIK
a) Kondom:. Kondom merupakan selaput/selubung/sarung karet yang dapat terbuat dari berbagai bahan diantaranya lateks (karet), plastik (vinil), atau bahan alami (produksi hewani) yang dipasang pada penis salama hubungan seksual. Kondom terbuat dari kareT sintetis yang tips, berbentuk silinder, dengan muaranya berpinggir tebal, yang bila digulung berbentuk rata atau berbentuk putting susu. Kondom dibuat dlm berbagai variasi baik dari segi bentuk, warna, pelumas, ketebalan, maupun bahan pembuatnya. Kondom dapt digunakan bersamaan dengan alat kontrasepsi lain. Selain itu, kondom juga membantu mencegah penularan penyakit menular seksual, termasuk AIDS. Efektif 75-80%. Terbuat dari latex, ada kondom untuk pria maupun wanita serta berfungsi sebagai pemblokir / barrier sperma. Kegagalan pada umumnya karena kondom tidak dipasang sejak permulaan senggama atau terlambat menarik penis setelah ejakulasi sehingga kondom terlepas dan cairan sperma tumpah di dalam vagina
 Cara kerja
Kondom menghalangi terjadinya pertemuan sperma dan sel telur dengan cara mengemas sperma di ujung selubung karet yang dipasang pada penis sehingga sperma tersebut tidak tercurah pada saluran reproduksi wanita. Selain itu, kondom juga mencegah penularan mikroorganisme dari satu pasangan ke pasangan lain.
 Efektivitas
Kondom cukup efektif bila dipakai secara benar pada setiap kali berhubungan seksual. Pada beberapa pasangan, pemakaian kondom menjadi tidak efektif karena tidak konsisten dalam pemakaian. Secara ilmiah didapatkan hanya sedikit angka kegagalan kondom yaitu 2-12 kehamilan per 100 perempuan per tahun.
 Manfaat / kelebihan
•Efektif bila digunakan dengan benar
•Tidak mengganggu produksi ASI
•Tidak mengganggu kesehatan klien
•Tidak memiliki pengaruh sistemik
•Murah dan dapat dibeli secara umum
•Tidak perlu resep dokter atau pemeriksaan kesehatan khusus
•Dapat digunakan sebagai metoda kontrasepsi sementara
 Kekurangan
•Efektifitas tidak terlalu tinggi
•Cara penggunaan sangat mempengaruhi keberhasilan
•Agak mengganggu hubungan seksual karena mengurangi sentuhan langsung
•Pada beberapa klien menyebabkan kesulitan untuk mempertahankan ereksi
•Harus selalu tersedia setiap klai berhubungan seksual
•Beberapa klien malu untuk membeli kondom di tempat umum
•Pembuangan kondom bekas dapat menimbulkan masalah limbah
b) Femindom: Alat ini seperti kondom, tapi dipakai oleh perempuan. Bentuknya seperti topi yang menutupi mulut rahim. Terbuat dari bahan karet dan agak tebal. Fungsinya sama dengan kondom laki-laki, tapi ukurannya lebih besar. Bentuknya elastis dan fleksibel sehingga dapat mengikuti kontur vagina, selain itu juga bisa dipakai beberapa jam sebelum melakukan hubungan seksual. Berbentuk silinder, panjangnya 17 cm dan diameter sekitar 7 cm, di kedua
c) Spermatisida: Spermisida adalah bahan kimia (biasanya non oksinol-9) yang digunakan untuk menonaktifkan atau membunuh sperma. Spermisida ini dikemas dalam bentuk aerosol (busa), tablet vaginal; suposituria, dan krim. Efektivitasnya 70%. Sayangnya bisa menyebabkan reaksi alergi.Kegagalan sering terjadi karena waktu larut yang belum cukup, jumlah spermatisida yang digunakan terlalu sedikit atau vagina sudah dibilas dalam waktu < 6 jam setelah senggama.

 Aerosol (Busa)
• Kocok tempat aerosol 20-30 menit sebelum digunakan
• Tempatkan kontainer dengan posisi ke atas, letakkank aplikator pada mulut kontainer dan tekan aplikator untuk mengisi busa
• Sambil berbaring, lakukan insersi aplikator ke dalam vagina mendekati serviks, dorong sampai busa keluar
• Aplikator segera dicuci dengan sabun dan air, tiriskan dan keringkan. Jangan berbagi aplikator bersama orang lain
 Tablet vagina atau supposituria
• Cuci tangan sebelum membuka paket
• Lepaskan tablet/supposituria dari paket
• Sambil berbaring, masukkan talet/supposituria jauh ke dalam vagina
• Tunggu 10-15 menit sebelum melakukan hubungan seksual
• Sediakan selalu ekstra pengadaan tablet maupun supposituria
 Krim
• Insersi kontrasepsi krim setelah dikemas ke dalam aplikator sampai penuh, masukkan ke dalam vagina sampai mendekati serviks
• Tekan alat pendorong sampai krim keluar. Tidak perlu menunggu kerja krim
• Aplikator harus dicuci dengan sabun dan air sesuai dengan pencegahan infeksi untuk alat-alat, tiriskan dan keringkan
• Untuk memudahkan pembersihan alat, pisahkan bagian-bagiannya. Jangan berbagi aplikator dengan orang lain. Sediakan selalu ekstra krim dirumah
 Cara kerja
Spermisida ini menyebabkan sel membran sperma terpecah, memperlambat gerakan sperma, dan menurunkan kemampuan sperma untuk membuahi sel telur.
 Pilihan
•Aerosol (busa) efektif segera setelah insersi
•Busa spermisida dianjurkan apabila digunakan hanya sebagai metoda kontrasepsi
•Tablet vaginal, suposituria, dissolvable film penggunaannya disarankan menunggu 10-15 menit sesudah dimasukkan sebelum hubungan seksual
•Jenis spermisida jeli digunakan dengan diafragma
 Manfaat /kelebihan
•Efektif seketika (busa dan krim)
•Tidak mengganggu produksi ASI dan mampu melindungi dari IMS
•Bisa digunakan sebagai pendukung metoda lain
•Tidak mengaggu kesehatan klien
•Tidak memiliki pengaruh sistemik
•Mudah digunakan
•Meningkatkan lubrikasi selama hubungan seksual
•Tidak perlu resep dokter atau pemeriksaan kesehatan khusus
 kekurangan
•Efektivitas kurang
•Efektivitas sebagai kontrasepsi bergantung pada kepatuhan mengikuti cara penggunaan
•Ketergantungan pengguna dengan memakai setiap melakukan hubungan seksual
•Pengguna harus menunggu 10-15 menit untuk tablet vaginal, suposituria, dissolvable film
•Efektivitas aplikasi hanya 1-2 jam
 Seleksi klien pengguna spermisida
Sesuai untuk klien dan Tidak sesuai untuk klien yang:
• Tidak menyukai metoda kontrasepsi hormonal seperti perokok atau usia di atas 35 tahun
• Tidak menyukai penggunaan AKDR
• Menyusui dan perlu kontrasepsi
• Memerlukan proteksi terhadap IMS
•Memerlukan metoda sederhana sambil menunggu metoda yang lain
• Berdasarkan umur & mslh kesehatan mybbkn kehamilan dg resiko tinggi
•Terinfeksi saluran uretra
• Tidak stabil secara psikis atau tidak suka menyentuh alat kelamin
• Mempunyai riwayat sindrom syok karena keracunan
• Ingin metoda KB efektif
 Efek samping dan masalah Penanganan
Iritasi vagina Periksa adanya vaginitis atau IMS. Jika penyebabnya spermisida, alihkan ke spermisida lain dengan komposisi berbeda / bantu pemilihan metoda lain
Iritasi penis dan rasa tidak nyaman Periksa IMS. Jk pyebabnya spermisida, alihkan ke spermisida lain dg komposisi berbeda / bantu pemilihan metoda lain
Gangguan rasa panas di vagina Periksa reaksi alergi atau terbakar. Yakinkan bahwa rasa hangat adalah normal. Jika tidak ada perubahan alihkan ke spermisida lain dengan komposisi berbeda atau bantu pemilihan meoda lain
Kegagalan tablet tidak larut Alihkan k spermisida lain dg komposisi berbeda atau bantu pemilihan meoda lain
 Cara penggunaan/instruksi bagi klien
• Cuci tangan dg sabun & air mengalir sblm mgisi aplikator & insersi spermisida
• Gunakan spermisida tiap berhubungan intim
10-15 menit• Jarak tunggu setelah tablet vagina atau supposituria dimasukkan
• Tidak ada jarak tunggu setelah memasukkan busa
• Ikuti petunjuk cara penggunaan dan cara penyimpanan
• Tempatkan spermisida jauh dalam vagina sehingga serviks terlindungi dg baik
d) Vaginal diafragma: Diafragma adalah kap berbentuk bulat cembung, terbuat dari lateks yang diinsersikan ke dalam vagina sebelum berhubungan seksual dan menutup serviks. lingkaran cincin dilapisi karet fleksibel ini akan menutup mulut rahim bila dipasang dalam liang vagina 6 jam sebelum senggama.Efektivitasnya sangat kecil, karena itu harus digunakan bersama spermatisida untuk mencapai efektivitas 80%. Cara ini bisa gagal bila ukuran diafragma tidak pas, tergeser saat senggama, atau terlalu cepat dilepas (< 8 jam) setelahsenggama.
 Jenis-jenis diafragma
• Flat spring (flat metal band)
• Coil spring (coiled wire)
• Arching spring (kombinasi metal spring)
 Cara kerja: Menahan sperma agar tidak mendapatkan akses mencapai saluran alat reproduksi bagian atas (uterus& tuba falopii) dan sebagai alat tempat spermisida.
 Manfaat/ kelebihan
• Efektif bila digunakan dngan benar
• Tidak mengganggu produksi ASI
• Tidak mengganggu hub seksual krn telah terpasang sampai 6 jam sebelumnya
• Tidak mengganggu kesehatan klien
• Tidak mempunyai pengaruh sistemik
 Kekurangan
• Efektivitas sedang (bila digunakan dengan dengan spermisida angka kegagalan 6-18 kehamilan per 100 perempuan per tahun pertama)
• Keberhasilan sbg kontrasepsi bergantung pd kepatuhan mgikuti cr penggunaan
• Motivasi diperlukan berkesinambungan dg mnggunakannya stiap berhub seksual
• Pemeriksaan pelvik o/ petugas kes terlatih diperlukan utk memastikan ketepatan pemasangan
• Pada beberapa pengguna menjadi penyebab infeksi saluran uretra
• Pada 6 jam pasca hubungan seksual, alat masih harus berada di posisinya
 Seleksi klien pengguna diafragma
Sesuai untuk klien dan Tidak sesuai untuk klien yang:
• Tidak menyukai metoda kontrasepsi, seperti perokok, atau di atas usia 35 tahun
• Tidak menyukai penggunaan AKDR
• Menyusui dan perlu kontrasepsi
• Memerlukan proteksi terhadap IMSmemerlukan metoda sederhana sambil menunggu metoda lain • Berdasarkan umur serta masala kesehatan menyebabkan kehamilan menjadi beresiko tinggi
• Terinfeksi saluran uretra
• Tidak stabil secara psikis atau tidak suka menyentuh alat kelaminnya
• Mempunyai riwayat sinrom syok karena keracunan
• Ingin metoda KB efektif
 Efek samping dan Penanganan
Infeksi saluran uretra Pengobatan dengan antibiotika yg sesuai, apabila diafragma mjd pilihan utama dlm ber-KB. Sarankn segera mengosongkan kandung kemih stlh melakukan hub seks atau sarankan memakai metoda lain
Dugaan adanya reaksi alergi diafragma atau dugaan adanya reaksi alergi spermisida Walaupun jrg tjd, terasa krg nyaman dan mgkn berbahaya. Jk ada gjl iriasi vagina, khususnya pasca senggama,tdk mengidap IMS, berikan spermisida yg lain atau bantu memilih metoda lain
Rasa nyeri pada tekanan terhadap kandung kemih/rektum Pastikn ketepatan letak diafragma apabila alat terlalu besar. Cobalah dg ukuran yg lebih kecil. Tindak lanjut utk meyakinkan masalah telah tertangani
Timbul cairan vagina dan berbau jika dibiarkan lebih dari 24 jam Periksa IMS/benda asing dlm vagina. Jk tdk ada, sarankan mlepaskn diafragma stlh hub seks tapi tdk <6jam stlh hub yg terakhir. Stlh diangkat, diafragma dicuci dg hati-hati mggunakan sabun cair & air. Jika mengidap IMS, lakukan pemrosesan alat sesuai dengan pencegahan infeksi
 Cara penggunaan/instruksi bagi klien
• Gunakan diafragma setiap kali berhubungan intim
• Diafragma dipasang beberapa saat sebelum berhubungan intim, oleh karena itu vesika urinaria perlu dikosongkan terlebih dahulu dan cuci tangan
• Tes bahwa diafragma tidak berlubang (dengan air/cahaya)
• Oleskan kira-kira satu sendok the spermisida pada dasar diafragma dan disekeliling diafragma
• Posisi yang memudahkan prosedur adalah dengan mengangkat satu kaki dan meletakkannya ke atas kursi/dudukan toilet. Diafragma juga dapat dipakai sambil berbaring atau jongkok
• Lebarkan kedua bibir vagina
• Pegang diafragma dengan erat, masukkan ke dalam vagina jauh ke belakang dengan bagian yang mengandung spermisida menghadap ke serviks. Dorong bagian depan ke pinggiran atas di balik tulang pubis
• Masukkan jari ke vagina sampai menyentuh serviks, sarungkan karetnya dan pastikan serviks telah terlindungi
• Bila setelah 6 jam diafragma masih berada di dalam vagina atau masih ingin melakukan hubungan seksual, maka spermisida harus dioleskan kembali
• Lepaskan diafragma maksimal 6 jam setelah hubungan seksual terakhir. Ingat, hindari pemakaian diafragma selama 24 jam untuk mencegah infeksi
• Untuk mengeluarkan diafragma, tarik bagian depan diafragma kemudian tarik ke bawah dengan menggunakan jari telunjuk dan jari tengah

e) IUD (Intra Uterine Device) atau spiral
AKDR atau IUD (Intra Uterine Device) bagi banyak kaum wanita merupakan alat kontrasepsi yang terbaik. Alat ini sangat efektif dan tidak perlu diingat setiap hari seperti halnya pil. Bagi ibu yang menyusui, AKDR tidak akan mempengaruhi isi, kelancaran ataupun kadar air susu ibu (ASI). Namun, ada wanita yang ternyata belum dapat menggunakan sarana kontrasepsi ini. Karena itu, setiap calon pemakai AKDR perlu memperoleh informasi yang lengkap tentang seluk-beluk alat kontrasepsi ini.
 Jenis-jenis AKDR di Indonesia
1. Copper-T
AKDR berbentuk T, terbuat dari bahan polyethelen di mana pada bagian vertikalnya diberi lilitan kawat tembaga halus. Lilitan kawat tembaga halus ini mempunyai efek antifertilisasi (anti pembuahan) yang cukup baik.
2. Copper-7
AKDR ini berbentuk angka 7 dengan maksud untuk memudahkan pemasangan. Jenis ini mempunyai ukuran diameter batang vertikal 32 mm dan ditambahkan gulungan kawat tembaga (Cu) yang mempunyai luas permukaan 200 mm2, fungsinya sama seperti halnya lilitan tembaga halus pada jenis Coper-T.
3. Multi Load
AKDR ini terbuat dari dari plastik (polyethelene) dengan dua tangan kiri dan kanan berbentuk sayap yang fleksibel. Panjangnya dari ujung atas ke bawah 3,6 cm. Batangnya diberi gulungan kawat tembaga dengan luas permukaan 250 mm2 atau 375 mm2 untuk menambah efektivitas. Ada 3 ukuran multi load, yaitu standar, small (kecil), dan mini.
4. Lippes Loop
AKDR ini terbuat dari bahan polyethelene, bentuknya seperti spiral atau huruf S bersambung. Untuk meudahkan kontrol, dipasang benang pada ekornya. Lippes Loop terdiri dari 4 jenis yang berbeda menurut ukuran panjang bagian atasnya. Tipe A berukuran 25 mm (benang biru), tipe B 27,5 mm 9 (benang hitam), tipe C berukuran 30 mm (benang kuning), dan 30 mm (tebal, benang putih) untuk tipe D. Lippes Loop mempunyai angka kegagalan yang rendah. Keuntungan lain dari pemakaian spiral jenis ini ialah bila terjadi perforasi jarang menyebabkan luka atau penyumbatan usus, sebab terbuat dari bahan plastik.
 Pemasangan AKDR
Prinsip pemasangan adalah menempatkan AKDR setinggi mungkin dalam rongga rahim (cavum uteri). Saat pemasangan yang paling baik ialah pada waktu mulut peranakan masih terbuka dan rahim dalam keadaan lunak. Misalnya, 40 hari setelah bersalin dan pada akhir haid. Pemasangan AKDR dapat dilakukan oleh dokter atau bidan yang telah dilatih secara khusus. Pemeriksaan secara berkala harus dilakukan setelah pemasangan satu minggu, lalu setiap bulan selama tiga bulan berikutnya. Pemeriksaan selanjutnya dilakukan setiap enam bulan sekali.












KEUNTUNGAN IUD KERUGIAN IUD
• Cocok untuk mencegah kehamilan atau menjarangkan kehamilan dalam jangka panjang
• Tidak terpengaruh "faktor lupa" dari pemakai (misalnya PIL)
• Tidak mengganggu hubungan suami istri
• Tidak ada efek samping hormonal
• Tidak mengganggu laktasi (menyusui)
• Tidak berinteraksi dengan obat-obatan
• Meningkatkan kenyamanan hubungan suami-istri karena rasa aman terhadap risiko kehamilan
• Dapat dipasang segera setelah melahirkan atau keguguran
• Kesuburan cepat kembali setelah IUD dicabut / dibuka • Efek sampingnya terhadap siklus haid (menstruasi) sering "mengejutkan", namun tidak berbahaya dan bukan tanda kelainan/penyakit ; perubahan pola haid biasanya pada tiga bulan pertama pemakaian
• Haid menjadi lebih lama dan lebih banyak
• Perdarahan bercak (spotting) diantara siklus haid
• Siklus menjadi lebih pendek
• Kadang-kadang nyeri haid lebih dari biasanya
• Perlu tenaga terlatih untuk memasang dan membukanya
• Perlu follow up (kontrol/kunjungan berkala) untuk evaluasi







 Efek samping umum lainnya adalah :
Segera setelah pemasangan dapat terjadi rasa sakit perut/kram; dapat dihindarkan dengan konseling, relaksasi dan persiapan pemasangan yang baik Perdarahan segera setelah pemasangan; dapat berlangsung 3-5 hari
 IUD dapat dipasang :
IUD dapat dipasangkan setiap saat, asal yakin sedang tidak hamil yakni: 40 hari pasca salin, segera setelah keguguran, atau sedang haid
 Siapa saja yang tidak boleh memakai IUD :
wanita yang menderita penyakit seksual (PHS (penyakit hubungan seksual), AIDS, Gonore, Klamidia), kanker mulut rahim atau kanker alat reproduksi lainnya (ovarium, endometrium), atau trofoblast ( Mola, Koriokarsinoma) yang lebih dikenal dengan istilah hamil anggur atau TBC kandungan.
 Lama Pemakaian AKDR
Sampai berapa lama AKDR dapat dipakai? Hal ini sering menjadi pertanyaan. Sebenarnya, AKDR ini dapat terus dipakai selama pemakai merasa cocok dan tidak ada keluhan. Untuk AKDR yang mengandung tembaga, hanya mampu berfungsi selama 2–5 tahun, tergantung daya dan luas permukaan tembaganya. Setelah itu harus diganti dengan yang baru.

2) FARMAKOLOGIS
A) KONTRASEPSI STERILISASI
Yaitu pencegahan kehamilan dengan mengikat sel indung telur pada wanita (tubektomi) atau testis pada pria (vasektomi). Proses sterilisasi ini harus dilakukan oleh ginekolog (dokter kandungan). Efektif bila Anda memang ingin melakukan pencegahan kehamilan secara permanen, misalnya karena faktor usia. Mempunyai tingkat kegagalan 0,1 - 0,5%
 Kerugiannya
Senyebabkan infeksi dan komplikasi akibat pembedahan dan kemungkinan kehamilan di luar kandungan jika terjadi kehamilan setelah sterilisasi.
 Efek samping
Atau kerugiannya yakni rasa nyeri di lokasi operasi, reaksi psikologis, dan rasa penyesalan setelah operasi, sifatnya permanen dan berisiko atas komplikasi bedah.
 Keuntungannya
Sangat efektif, permanen, untungnya lagi tidak mengganggu aktifitas seksual dan mempengaruhi fungsi seksual. Penyakit radang panggulpun bisa dikurangi.
B) KONTRASEPSI HORMONAL
Dengan fungsi utama untuk mencegah kehamilan (karena menghambat ovulasi),kontrasepsi ini juga biasa digunakan untuk mengatasi ketidakseimbangan hormon estrogen dan progesteron dalam tubuh. Harus diperhatikan beberapa faktor dalam pemakaian semua jenis obat yang bersifat hormonal, yaitu:
1) 4 jenis oral kontrasepsi
a. Pil Kontrasepsi Oral Tipe Kombinasi
Kombinasi estrogen dan progetron merupakan obat kontrasepsi yang banyak di gunakan.Kombinasi ini memberikan efek meneknan sistem pituitari – hipotalamik yang menyebabkan terjadiya pencegahan ovulasi.selain itu perubahan pada endometrium mengakibatkan implantasi embrio sulit terjadi dan mukus servik menjadi lebih kental sehingga penetrasi sperma di hambat.proliferasi endometrial biasanya diikuti oleh berkurangnya ketebalan endometrium atau terjadinya regresi endometrium sehinggaa menstruasi menjadi berkurang jumlahnya. Ovulasi biasanya terjadi lagi dalam 3 sklus menstruasi setelah pemakaian kontrasepsi oral di hentikan bahkan pada sbagian wanita ovulasi tidak terjadi dan mengalami amenorrhoea sampai 6 bulan atau lebih.
kontrasepsi oral tipe kombinasi ini mengandung suatu estrogen seperti ethinil,estradiol, mestranol, dan satu dari beberapa 19-nortestoteron progestins, yang di gunakan secara sklus selama 21 dari 28 hari.digunakan sebagai kontrasepsi estrogen menekan FSH dan LH sehingga menghambat ovulasi dan menyebabkan perubahan endometrial edematous sehingga implantasi ovum yang telah dibuahi menjadi sulit terjadi mempercepat ranspor ovum dan menyebabkan degenerasi korpus luteum.
Cara penggunaan dan pendosisan
cara penggunaan Pendosisan
Per oral ( PO ) utuk kontrasepsi Kombinasi monoplasmik : satu tablet digunakan setiap hari dan dimulai pada hari pertama menstruasi serta dilanjutkan selama 21 hari.di hentikan selama 7 hari dimulai lahi untuk siklus berhentinya dengan 21 tablet.
PO untuk kontrasepsi setelah melahirkan Pemakaian kontrasepsi setelah 6 minggu setelah melahirkan jika tidak menyusui. Menysui dapat memperlama periode infertilitas.
PO untuk kontrasepsi setelah aborsi Pemakaian kontrasepsi dimulai segera setelah gestasi diterminasi pada minggu ke 12 atau sebelumnya, atau di mulai delam 1 minggu jika gestasi diakhiri pada minggu ke 13 – 28.
PO untuk kontrasepsi emergensi Penggunaan 2 tablet
PO untuk perdarahan uterin disfungsional Dengan menggunakan kombinasi yang manapun,pemakaian satu tablet setiap hari sampai 4 kali sehari selama 5- 7 hari. Untuk perdarahan akut selanjutnya 1 tablet setiap hari secara siklus seperti penggunaan untuk kontrasepsi selama 3 bulan untuk mencegah perdarahan lebih lanjut.
PO utuk disminirhoea atao endometriosis Dengan menggunakan kombinasi yang manapun pemakaian 1 tablrt setiap hari secara berkelanjutan selam 15 minggu dan diikuti dengan bebas obat selama 1 minnggu .selanjutnya pemakaian yang sama dengan siklus 16 minggu selam 6 – 12 bulan guna menginduksi suatu keadaan pseudopregnant

Kelebihan :
• Mudah didapat
• Siklus haid lebih teratur
• Lapisan endometrium lebih tipis: darah haid, anemia lebi rendah
• Disminore turun resikonya
• Menurunkan resiko ca ovarium dan endometrium
• Kista ovarium turun
• Acne turun
Kekurangan :
• Harus diminum setiap hari.
• Tidak semua wanita disarankan menggunakan pil, yaitu:
- ibu menyusui
- perokok
- berusia 40 tahun ke atas
- memiliki problema kesehatan apa pun seperti kejang, TBC, kanker, hipertensi, diabetes, hepatitis, jantung pernah stroke, dan lainnya.
• Menimbulkan efek samping:
- terjadi pendarahan tidak teratur di luar masa haid.
- mual-mual
- sakit kepala

b. Pil Kontrasepsi Oral Tipe Sekuensial
Terdiri dari 14-15 pil kontrasepsi oral yang berisi derivat estrogen dan 7 pil berikutnya berisi kombinasi estrogen dan progestin. Cara penggunaannya sama dengan tipe kombinasi. Efektivitasnya sedikit lebih rendah dan lebih sering menyebabkan hal-hal yang tidak diinginkan.
c. Pil Kontrasepsi Oral Tipe Pil Mini
Hanya berisi derivat progestin, noretindron atau norgestrel, dosis kecil, terdiri dari 21-22 pil. Cara pemakaiannya sama dengan cara tipe kombinasi.
Kelebihan :
• Dapat digunakan untuk ibu menyusui
• Mudah didapat
Kekurangan :
• pendarahan tidak teratur
• haid tidak datang
• terkadang muncul sakit kepal
d. Pil Kontrasepsi Oral Tipe Pil Pascasanggama (Morning After Pill)
Berisi dietilstilbestrol 25 mg, diminum 2 kali sehari, dalam waktu kurang dari 72 jam pascasanggama, selama 5 hari berturut-turut.
 CARA MINUM OC
OC harus diminum tiap hari dengan cara mengikuti petunjuk nama hari yang tertera Di blisternya. Untuk memulai blister pertama Anda, mulailah minum pil pada hari pertama haid, misalnya: Anda mendapat haid pada hari Rabu maka ambil pil yang dibawahnya ada tanda Rabu. Lanjutkan minum pil setiap hari sampai habis (21 hari) yang pasti jatuh pada hari Selasa. Kemudian berhenti minum pil selama 7 hari (akan terjadi menstruasi). Setelah 7 hari bebas pil ini, lanjutkan minum pil dari kemasan yang baru pada hari Rabu lagi, jadi untuk blister ke-2 dst, selalu ikuti siklus 21 hari minum pil +7 hari bebas tablet.
 Efek Samping Pemakaian Pil
Pemakaian pil dapat menimbulkan efek samping berupa perdarahan di luar haid, rasa mual, bercak hitam di pipi (hiperpigmentasi), jerawat, penyakit jamur pada liang vagina (candidiasis), nyeri kepala, dan penambahan berat badan
2) Susuk KB (Implan)
Disebut alat kontrasepsi bawah kulit, karena dipasang di bawah kulit pada lengan kiri atas. Bentuknya semacam tabung-tabung kecil atau pembungkus plastik berongga dan ukurannya sebesar batang korek api. Susuk dipasang seperti kipas dengan enam buah kapsul. Di dalamnya berisi zat aktif berupa hormon. Susuk tersebut akan mengeluarkan hormon sedikit demi sedikit. Jadi, konsep kerjanya menghalangi terjadinya ovulasi dan menghalangi migrasi sperma. Pemakaian susuk dapat diganti setiap 5 tahun, 3 tahun, dan ada juga yang diganti setiap tahun. Penggunaan kontrasepsi ini

apakah blog ini bermanfaat bagi anda...?,