hipertensi

HIPERTENSI

A. DEFINISI
Hipertensi didefinisikan sebagai tekanan darah persisten dimana tekanan darah sistoliknya diatas 140 mmHg dan tekanan diastoliknya diatas 90 mmHg. Pada populasi manula, hipertensi didefinisikan sebagai tekanan sistolik 160 mmHg, dan tekanan diastolic 90 mmHg. Hipertensi merupakan penyebab utama gagal jantung, stroke, & gagal ginjal.
Gangguan emosi, obesitas, konsumsi alcohol yang berlebihan, dan rangsangan kopi yang berlebihan, tembakau, obat-obatan yang merangsang dapat berperan disini, tapi penyakit ini sangat dipengaruhi factor keturunan. Tingginya tekanan darah yang lama tentu saja akan merusak pembuluh darah di seluruh tubuh, yang paling jelas pada mata, jantung, ginjal, dan otak. Maka konsekuensi pada hipertensi yang lama tidak terkontrol adalah gangguan penglihatan, oklusi koroner, gagal ginjal, & stroke. Selain itu jantung membesar karena dipaksa meningkatkan beban kerja saat memompa melawan tingginya tekanan darah. Hipertrofi ini dapat diperiksa dengan EKG atau rontgen thorak. Peningkatan tahanan perifer yang dikontrol pada tingkat arteriola adalah dasar penyebab tingginya tekanan darah. Penyebab tingginya tahanan tersebut belum banyak diketahui. Tetapi obat-obatan ditujukan untuk menurunkan tahanan perifer untuk menurunkan tekanan darah & mengurangi stress pada system vaskuler.
B. Patofisiologi
Mekanisme yang mengontrol kontriksi dan relaksasi pembuluh darah terletak dipusat vasomotor, pada medulla di otak. Dari pusat vasomotor ini bermula jaras saraf simpatis, yang berlanjut ke bawah ke korda spinalis dan keluar dari kolumna medulla spinalis ke ganglia simpatis di toraks dan abdomen. Rangsangan pusat vasomotor dihantarkan dalam bentuk impuls yang bergerak ke bawah melalui system saraf simpatis ke ganglia simpatis. Pada titik ini, neuron preganglion melepaskan asetilkolin, yang akan merangsang serabut saraf pasca ganglion ke pembuluh darah, dimana dengan dilepaskannya norepinefrin mengakibatkan konstriksi pembuluh darah. Berbagai factor seperti kecemasan dan ketakutan dapat mempengaruhi respon pembulih darah terhadap rangsang vasokonstriktor. Individu dengan hipertensi sangat sensitive terhadap norepinefrin, meskipun tidak diketahui dengan jelas mengapa hal tersebut bisa terjadi.
Pada saat bersamaan dimana system saraf simpatis merangsang pembuluh darah sebagai respon rangsang emosi, kelenjar adrenal juga terangsang, mengakibatkan tambahan aktivitas vasokonstriksi. Medulla adrenal mensekresi epinefrin, yang menyebabkan vasokonstriksi. Korteks adrenal mensekresi kortisol dan steroid lainnya, yang dapat memperkuat respon vasokonstriktor pembuluh darah. Vasokontriksi yang mengakibatkan penurunan aliran darah ke ginjal, meyebabkan pelepasan renin. Renin merangsang pembentukan angiotensin I yang kemudian diubah menjadi angiotensin II, suatu vasokonstriktor kuat, yang pada gilirannya merangsang sekresi aldosteron oleh korteks adrenal. Hormone ini menyebabkan retensi natrium dan air oleh tubulus ginjal, menyebabkan peningkatan volume intravaskuler. Semua factor tersebut cenderung mencetuskan keadaan hipertensi.
C. Etiologi
Berdasarkan Penyebabnya Hipertensi dibagi dalam 2 Golongan yaitu :
1. Hipertensi primer / essensial
Merupakan hipertensi yang penyebabnya tidak diketahui, biasanya berhubungan dengan faktor keturunan dan lingkungan.
2. Hipertensi sekunder
Merupakan hipertensi yang penyebabnya dapat diketahui secara pasti, seperti gangguan pembuluh darah dan penyakit ginjal.
D. Faktor Pencetus terjadinya Hipertensi
1. Obesitas / kegemukan
2. Kebiasaan merokok
3. Minuman beralkohol
4. Penyakit kencing manis dan jantung
5. Wanita yang tidak menstruasi
6. Stress
7. Kurang olah raga
8. Diet yang tidak seimbang, makanan berlemak dan tinggi kolesterol


E. Tanda dan gejala:
 Sakit kepala dan pusing
 Nyeri kepala berputar
 Rasa berat di tengkuk
 Marah/emosi tidak stabil
 Mata berkunang – kunang
 Telinga berdengung
 Sukar tidur
 Kesemutan
 Kesulitan bicara
 Rasa mual / muntah
F. Klasifikasi
Kategori Sistolik (mmHg) Diastolik (mmHg)
Optimal < 120 dan < 80
Normal < 130 dan < 85
Normal tinggi 130 – 139 atau 85 – 89
Hipertensi derajat 1 140 – 159 atau 90 – 99
derajat 2 160 – 179 atau 100 – 109
derajat 3 180 110
Keterangan: Klasifikasi hipertensi bagi yang berumur 18 th keatas.
Hipertensi sistolik terisolasi didefinisikan sebagai tekanan sistolik 140 mmHg atau lebih dan tekanan diastoliknya di bawah 90 mmHg.
Tekanan darah pertama kali (mmHg) Observsi yang dianjurkan
Sistolik Diastolik
< 130 < 85 Pemeriksaan ulang dalam 2 th
130 – 139 85 – 89 Pemeriksaan ulang dalam 1 th
140 – 159 90 – 99 Dipastikan dalam 2 th
160 – 179 100 – 109 Evaluasi dalam 1 th
180  110 Evaluasi segera/dalam 1 minggu,
tergantung situasi klinis.
Keterangan: Rekomendasi untuk observasi lebih lanjut setelah pengukuran tekanan darah pertama kali.

G. MANIFESTASI KLINIS
Pada pemeriksaan fisik mungkin tidak dijumpai kelainan apapun selain tekanan darah yang tinggi, tetapi dapat pula ditemukan perubahan pada retina seperti: perdarahan, eksudat (kumpulan cairan), penyempitan pembuluh darah, dan pada kasus berat edema pupil dapat terjadi (edema pada diskus optikus). Gejala pada orang hipertensi biasanya menunjukkan gejala vaskuler, dengan manifestasi yang khas sesuai system organ yang divaskularisasi oleh system organ yang bersangkutan. Penyakit arteri koroner dengan angina adalah gejala yang sering menyertai hipertensi. Hipertrofi ventrikel kiri terjadi sebagai respon peningkatan beban kerja ventrikel saat dipaksa berkontraksi melawan tekanan sistemik yang meningkat. Apabila jantung tidak lagi mampu menahan peningkatan beban kerja, maka dapat terjadi gagal jantung kiri.
Perubahan patologis pada ginjal dapat bermanifestasi seperti nokturia (peningkatan urinasi pada malam hari) dan azotemia (peningkatan nitrogen urea darah (BUN) dan kreatinin). Keterlibatan pembuluh darah otak dapat mengakibatkan stroke atau serangan iskemik transien yang termanifestasi sebagai paralysis sementara pada satu sisi (hemiplegi) atau gangguan tajam pengluhatan.
Faktor risiko utama Kerusakan organ target
Merokok
Dislipidemia
DM
Umur diatas 60 th

Jenis kelamin (pria & wanita pasca menopause)
Riwayat penyakit kardiovaskuler dalam keluarga.
Wanita < 65 th atau pria < 55 th. Penyakit jantung:
*Hipertrofi ventrikel kiri
*Angina/riwayat AMI
*Riwayat revaskularisasi koroner.
*Gagal jantung
Stroke & serangan iskemik selintas

Nefropati

Penyakit arteri perifer, retinopati.
Keterangan: Faktor risiko kardiovaskuler dan kerusakan organ target pada pasien hipertensi.
H. PENATALAKSANAAN
Tujuan tiap program penanganan bagi setiap pasien adalah mencegah terjadinya morbiditas dan mortalitas penyerta dengan mencapai dan mempertahankan tekanan darah dibawah 140/90 mmHg. Efektifitas setiap program ditentukan oleh derajat hipertensi, komplikasi, biaya perawatan, dan kualtas hidup sehubungan dengan terapi.
Beberapa penelitian menunjukkan bahwa pendekatan nonfarmakologis termasuk: penurunan berat badan, pembatasan alcohol, natrium, tembakau, latihan dan relaksasi merupakan intervensi wajib yang harus dilakukan pada setiap terapi antihipertensi. Apabila penderita ringan berada dalam resiko tinggi (pria, perokok) atau bila tekanan darah diastoliknya menetap diatas 85 atau 95 mmHg dan sistoliknya di atas 130 – 139 mmHg, maka perlu dimulai terapi obat-obatan.
Derajat hipertensi (mmHg). Kelompok resiko A (Tak ada factor resiko, tak ada kerusakan organ target). Kelompok risiko B (Minimal 1 faktor risiko, tak termasuk diabetes, tak ada kerusakan organ target). Kelompok Risiko C (Kerusakan organ target dan atau diabetes, dengan atau tanpe factor risiko lain).
Normal tinggi
(130–139/85–89)
Derajat 1
(140-159/90-99)

Derajat 2&3
(160/ 100) Perubahan gaya hidup
Perubahan gaya hidup (sampai 12 bulan)
Terapi obat Perubahan gaya hidup
Perubahan gaya hidup (sampai 6 bulan).
Terapi obat
Terapi obat

Terapi obat


Terapi obat
Keterangan: Stratifikasi risiko dan pengobatan hipertensi.

hernia

HERNIA

Definisi
Hernia adalah penonjolan peritoneum parietale yang berisi viskus melalui bagian yang lemah pada dinding abdomen.
Pada hernia selalu ada 3 unsur, yaitu:
1. Kantung hernia (peritoneum parietale)
2. Isi (viskus: organ/jaringan yang keluar melalui kantung hernia)
3. Pintu/hernia (locus minorus resisten)

Klasifikasi
Hernia congenital:
- Hernia umbilikalis
- Hernia diafragnatika
- Hernia inguinalis lateralis
Hernia didapat:
- hernia inguinalis medialis
- Hernia femoralis
Secara Klinis:
- Reponibilis: hernia yang masih dapat keluar masuk
- Irreponibilis: Hernia yang sudah tidak dapat masuk, viskus melekat pada kantung dan ada infeksi
- Strangulasi: hernia yang terjadi karena terjepitnya pembuluh dapat tapi masih mendapat nutrisi/ terdapat gangguan vascularisasi
- Incarserata: lumen terjepit sehingga tidak mendapat nutrisi, terjadi parase usus

Etiologi:
Hernia congenital
- Processus vaginalis peritoneum persisten
- Testis tidak sampai scrotum, sehingga processus tetap terbuka
- Penurunan baru terjadi 1-2 hari sebelum kelahiran, sehingga processus belum sempat menutup dan pada waktu dilahirkan masih tetap terbuka
- Predileksi tempat: sisi kanan karena testis kanan mengalami desensus setelah kiri terlebih dahulu
- Dapat timbul pada masa bayi atau sesudah dewasa
- Hernia indirect pada bayi berhubungan dengan criptocismus dan hidrocele
Hernia didapat:
Ada faktor predisposisi
- Kelemahan struktur aponeurosis dan fascia tranversa
- Pada orang tua karena degenerasi/atropi
Faktor predisposisi:
- Tekanan intra abdomen meningkat
- Pekerjaan mengangkat benda-benda berat
- Batuk kronik
- Gangguan BAB, missal struktur ani, feses keras
- Gangguan BAK, mis: BPH, veskolitiasis
- Sering melahirkan: hernia femoralis

Diagnosa
Anamnesa
-Timbul benjolan di lipat paha yang hilang timbul
-Penonjolan dapat timbul bila tekanan intra abdomen naik
-Benjolan dapat hilang jika pasien tiduran atau dimasukkan dengan tangan (manual)
-Nyeri
Pemeriksaan fisik
Benjolan pada lipat paha atau scrotum dengan batas atas tidak jelas, bising usus (+), transiluminasi (-)
Rontgen foto

Hernia Inguinalis Medialis
Definisi
Merupakan hernia yang berjalan melalui dinding inguinal belakang, medial dari vasa epigastrika inferior ke daerah yang dibatasi trigonum Hasselbachii.


Locus Minorus Resisten
Trigonum Hasselbachii (pada fovea inguinalis medialis) sebelah dorsal dari annulus inguinalis medialis.
Trigonum Hsselbachii dibatasi oleh:
Cudal: ligamentum inguinale
Lateral: vasa epigastrica inferior
Medial: tepi lateral m.rectus abdominalis
Bentuk biasanya bulat.

Penatalaksanaan
Prinsipnya untuk mencegah inkarserasi atau strangulasi semua hernia harus direpair, kecuali hernia direc yang kecil.
Konservatif:
- Hanya dilakukan pada keadaan yang masih reponibel.
- Dengan cara mengatasi factor-faktor predisposisi bukan penatalaksanaan yang ideal.
- Pada anak-anak dengan hernia indirect irreponibel diberi terapi konservatif dengan:
@ obat penenang (valium)
@ posisi trandelenburg
@ kompres es
Operatif:
Jenis operasi:
1. Herniotomi: pembebasan kantung hernia sampai pada lehernya, kantung dibuka dan isi hernia dibebaskan
2. Hernioplasti: memperkecil annulus inguinalis internus dan memperkuat dinding belakang kanalis inguinalis.
3. Herniografi: membuat plasty di abdomen sehingga LMR menjadi kuat.
Penanganan pasca opersi:
1. Pasca operasi perlu dilakukan drainase untuk mencegah terjadinya hematoma.
2. Pasien dibaringkan dengan posisi semi fowler (berbaring dengan lutut ditekuk) agar diding abdomen tidak tegang.
3. Diusahakan agar penderita tidak batuk atau menangis.
4. Dalam waktu 1 bulan jangan mengangkut barang yang berat.
5. Selama waktu 3 bulan tidak boleh melakukan kegiatan yang dapat menaikkan tekanan intra abdomen.

Komplikasi
1. Perlekatan
2. H. Irreponibilis
3. Terjadinya jepitan menyebabkan isckemi
4. Infeksi yang dapat menimbulkan nekrose
5. Opstipasi
6. H.incarserata

gastritis

GASTRITIS

A. Definisi
Gastritis adalah inflamasi dari mukosa lambung. Gambaran klinis yang ditemukan berupa dyspepsia atau indigesti. Berdasarkan pemeriksaan endoskopi ditemukan eritema mukosa, sedangkan hasil foto memperlihatkan iregularitas mukosa.
Gastritis terbagi dua, yaitu:

1). Gastritis Akut
Etiologi:
Gastritis akut sering akibat diet yang sembrono. Individu makan terlalu banyak atau terlalu cepat atau makan makanan yang berbumbu atau mengandung mikroorganisme penyebab penyakit. Penyebab lain dari gastritis mencakup alcohol, aspirin,obat anti inflamasi non steroid (AINS), refluks empedu dan terapi radiasi, gangguan mikrosirkulasi mukosa lambung : luka baker, trauma, sepsis. Bentuk terberat dari gastritis akut disebabkan oleh mencerna asam atau alkali kuat, yang dapat menyebabkan mukosa menjadi gangrene atau perforsai. Pembentukan jaringan parut dapat terjadi, yang menyebabkan obstruksi pylorus.
Patofisiologi dan manifestasi klinis:
Membrane mukosa lambung menjadi edema dan hiperemik (kongesti dengan jaringan, cairan dan darah) dan mengalami erosi superficial, bagian ini mensekresi sejumlah getah lambung, yang mengandung sedikit asam tetapi banyak mucus. Ulserasi superficial dapat terjadi dan dapat menimbulkan hemoragi. Pasien dapat mengalami ketidaknyamanan, sakit kepala, mual, muntah, kembung, malas dan anoreksia sering disertai dengan ,muntah dan cegukan. Beberapa pasien asimtomatik. Mukosa lambung mampu memperbaiki diri sendiri setelah mengalami gastritis. Kadang kadang, hemoragi memerlukan intervebsi bedah. Bila makanan pengiritasi tidak dimuntahkan tetapi mencapai usus, dapat mengakibatkan kolik dan diare. Biasanya pasien sembuh kira kira sehari, meskipun nafsu makan mungkin menurun 2 atau 3 hari kemudian.
Komplikasi :
Perdarahan saluran cerna bagian atas (SCBA) berupa hematemesis dan melena, dapat berakhir sebagai syok hemoragik. Khusus untuk perdarahan SCBA, perlu dibedakan dengan tukak peptic. Gambaran klinis yang diperlihatkan hampir sama. Namun pada tukak peptic penyebab utamanya adalah infeksi Helicobacter pylori, sebesar 100% pada tukak duodenum dan 60 – 90 pada tukak lambung. Diagnosis pasti ditegakkan dengan endoskopi.
Penatalaksanaan:
 Medis : obat obatan untuk mengatur sekresi asam lambung, berupa antagonis reseptor H2, inhibitor pompa proton, antikolinergik, dan antasid. Juga ditujukan sebagai sitoprotektor, berupa sukralfat dan prostaglandin, pembedahan darurat, gastrojejunostomi.
 Perawatan : diet lambung dengan porsi kecil dan sering, untuk menetralisasi alkali gunakan jus lemon encer atau cuka encer, terapi cairan intravena, endoskopi fiberoptik

2). Gastritis Kronis
Etiologi :
Ulkus benigna atau maligna dari lambung, atau oleh bakteri H. Pylori
Patofisiologi:
Gastritis kronis dapat diklasifikasikan sebagai tipe A atau tipe B (sering disebut sebagai gastritis autoimun) diakibatkan dari perubahan sel parietal, yang menimbulkan atrofi dan infiltrasi seluler. Hal ini dihubungkan dengan penyakit autoimun seperti anemia pernisiosa dan terjadi pada fundus atau korpus dari lambung. Tipe B (kadang kadang disebut sebagai gastritis H. pylori) mempengaruhi antrum dan pylorus. Ini dihubungkan dengan bakteri H. pylori; factor diet seperti minum panas atau pedas; penggunaan obat obatan dan alcohol; merokok atau refluks isi usus kedalam lambung.
Manifestasi klinis:
Pasien dengan gastritis tipe A secara khusus asimtomatik kecuali utnuk gerala defisiensi vitamin B12. Pada gastritis tipe B, pasien mengeluh anoreksia,nyeri ulu hati setelah makan, kembung, rasa asam dimuluit atau mual dan muntah.
Komplikasi :
Perdarahan saluran cerna bagian atas, ulkus, perforasi dan anemia karena gangguan absorbsi vitamin B12.
Pemeriksaan penunjang:
o Pemeriksaan endoskopi dilanjutkan dengan hispatologi biopsy mukosa lambung
o Kultur
o Rapid ureum test (CLO)
Penatalaksanaan :
 Medis : atasi gastritis akut, antacid, antagonis H2 / inhibitor pompa peoton dan obat obat prokinetik.
 Perawatan : meningkatklan istirahat pasien, mengurangi stress, farmakoterapi

























PATH WAY


B. Diagnosa Yang Mungkin Muncul
1. Ansietas berhubungan dengan pengobatan
2. Risiko kurang volume cairan b.d anemia
3. Ketidakseimbangan nutrisi : kurang dari kebutuhan tubuh b.d gangguan absorbsi
4. Nyeri b.d agen cedera biologis































C. RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN GASTRITIS
1. Ansietas berhubungan dengan pengobatan
Tujuan Intervensi Rasional
Pasien mampu mengontrol kecemasannya
Dengan kriteria hasil:
1) Mengurangi faktor pencetus kecemasan
2) Memonitor intensitas kecemasan
3) Mengurangi rangsangan dari lingkungan saat cemas
4) Tidak ada perilaku cemas yang ditimbulkan
5) Mampu mengidentifikasi kecemasan Penurunan Kecemasan :
 Dengarkan keluhan pasien dengan penuh perhatian
 Dorong pasien untuk mengungkapkan perasaan, ketakutan dan persepsi
 Berikan informasi factual mengenai diagnosis, tindakan prognosis
 Identifikasi tingkat kecemasan
 Instruksikan pasien menggunakan tehnik relaksasi
o Meningkatkan trust

o Mengurangi beban fikiran pasien, menciptakan perasaan lega

o Pasien mengetahui tentang penyakitnya, mengurangi kecemasan terhadap tindakan yang akan dilakukan

o Berkaitan dengan tindakan yang akan dilakukan, obat penenang

o Mendilatasi ketegangan otot otot
2. Risiko kurang volume cairan b.d anemia
Tujuan Intervensi Rasional
Cairan tubuh pasien seimbang
Dengan kriteria hasil:
1) Tekanan darah, suhu, nadi dalam batas normal
2) Tidak ada tanda tanda dehidrasi
3) Elastisitas turgor baik
4) Membrane mukosa lembab
5) Tidak ada tanda tanda kehausan yang berlebihan
6) Mempertahankan urine output sesuai dengan usia dan BB, BJ urine normal
Manajemen Cairan :
 Pertahankan catatan intake dan output yang akurat
 Monitor status hidrasi (kelembaban mukosa)
 Monitor status nutrisi.

 Atur kemungkinan transfusi
o Mengidentifikasi adanya gangguan keseimbangan cairan
o Mengenal adanya tanda dan gejala gangguan keseimbangan cairan
o Waspada terhadap komplikasi lanjutan
o Monitor tanda tanda anemia berat
3. Ketidakseimbangan nutrisi : kurang dari kebutuhan tubuh b.d gangguan absorbsi
Tujuan Intervensi Rasional
Status nutrisi pasien : makanan dan cairan adekuat
Dengan kriteria hasil:
1) Adanya peningkatan berat badan sesuai dengan tujuan
2) Berat badan ideal sesuai dengan tinggi badan
3) Mampu mengidentifikasi kebutuhan nutrisi
4) Tidak ada tanda tanda malnutrisi
5) Tidak terjadi penurunan berat badan yang berarti
Manajemen Nutrisi :
 Kaji adanya alergi makanan

 Anjurkan pasien untuk meningkatkan intake Fe
 Anjurkan pasien untuk meningkatkan protein dan vitamin C
 Monitor jumlah nutrisi dan kandungan kalori
o Mengurangi faktor resiko gangguan nutrisi
o Membantu pembentukan sel darah merah dalam absorbsi makanan
o Mempertahankan kelembaban kulit dan cairan dalam tubuh

o Mencapai kebutuhan nutrisi tubuh yang sesuai
4. Nyeri b.d agen cedera biologis
Tujuan Intervensi Rasional
Pasien mampu mengontrol nyeri
Dengan kriteria hasil :
1) Mengungkapkan rasa nyeri berkurang
2) Mampu mengidentifikasi nyeri (penyebab, lokasi)
3) Mampu mengenali nyeri (skala, intensitas, frekuensi dan tanda nyeri)
4) Mengungkapkan rasa nyaman
5) Tanda tanda vital dalam rentang normal Manajemen Nyeri :
 Lakukan pengkajian nyeri secara komprehensif (lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi,kualitas dan factor presipitasi)
 Observasi reaksi non verbal dari ketidaknyamanan
 Evaluasi pengalaman nyeri masa lalu
 Gunakan tehnik komunikasi terapeutik untuk mengetahui pengalaman nyeri pasien
 Ajarkan tehnik relaksasi

 Evaluasi keefektifan control nyeri


Administrasi Analgesik :
o Tentukan lokasi, karakteristik,kualitas dan derajat nyeri
o Cek instruksi doktertentang jenis obat, dosis dan frekuensi
o Cek riwayat alergi
o Tentukan pilihan analgesik tergantung tipe dan berat nyeri

o Sebagai data dasar untuk mengevaluasi kefektifan tindakan mengurangi nyeri

o Memastikan letak nyeri

o Kekuatan pasien dalam mengatasi nyeri
o Membandingkan tingkat tahanan terhadap nyeri masa lalu dengan sekarang, pemberian dosis obat
o Mengurangi ketegangan otot otot, menciptakan perasaan rileks
o Sebagai acuan tindakan keperawatan selanjutnya


o Menentukan dosis obat


o Mencegah terjadinya kesalahan dalam prinsip 6 B
o Menentukan pemberian obat
o Efektifitas penanganan nyeri

Definisi tumor

Definisi tumor

TUMOR merupakan sekelompok sel-sel abnormal yang terbentuk hasil proses pembelahan sel yang berlebihan dan tak terkoordinasi. Dalam bahasa medisnya, TUMOR dikenal sebagai NEOPLASIA. Neo berarti baru, plasia berarti pertumbuhan/pembelahan, jadi NEOPLASIA mengacu pada pertumbuhan sel yang baru, yang berbeda dari pertumbuhan sel-sel di sekitarnya yang normal.

Dari pengertian tumor diatas, TUMOR dibagi mejadi 2 golongan besar yaitu TUMOR jinak (benign) dan TUMOR ganas ( malignant) atau yang popular dengan sebutan KANKER.
Perbedaan utama di antara keduanya adalah bahwa tumor ganas lebih berbahaya dan fatal sesuai dengan kata ‘ganas’ itu sendiri. Gambarannya begini, walaupun tumor ganas atau kanker itu berada pada jaringan di kaki, hal itu dalam tahap lanjut dapat mengakibatkan kematian. Tumor jinak hanya dapat menimbulkan kematian secara langsung terkait dengan lokasi tumbuhnya yang membahayakan misalnya tumor di leher yang dapat menekan saluran napas.
Pertumbuhannya.
TUMOR GANAS ( KANKER ) tumbuhnya relative lebih cepat karena memang lebih aktif dan agresif, akibatnya jika di permukaan tubuh akan tampak tumor membesar dengan cepat dan seringkali di puncaknya disertai dengan luka atau pembusukan yang tidak kunjung sembuh. Luka menahun ini diakibatkan suplai nutrisi kepada sel-sel tumor tidak mampu mengimbangi lagi sel-sel tumor yang jumlah sangat cepat berlipat ganda, akibatnya sel-sel yang berada diujung tidak mendapat nutrisi dan mati. Jadi hati-hati jika memiliki luka yang kotor dan tidak kunjung sembuh dengan pengobatan bahkan bertambah luas.
Perluasannya.
TUMOR JINAK tumbuh secara ekspansif atau mendesak, tetapi tidak merusak struktur jaringan sekitarnya yang normal. Hal ini dikarenakan tumor jinak memiliki kapsul yang membatasi antara bagian sel-sel tumor yang abnormal dengan sel-sel normal. Sebaliknya pada TUMOR GANAS ( KANKER ) yang memang tak berkapsul, TUMOR GANAS ( KANKER ) ini tumbuhnya infiltratif atau menyusup sembari merusak jaringan disekitarnya. Pertumbuhan semacam ini pertama kali ditemukan oleh Hippocrates – bapak ilmu kedokteran – dan beliau menamakan sebagai CANCER (bahasa latin dari kepiting) karena menurutnya proses infiltratif seperti demikian menyerupai bentuk capit kepiting. Akibat proses infiltratif tersebut, maka jaringan disekitar tumor ganas seringkali rusak, dan jika jaringan yang diinfiltrasi itu berupa pembuluh darah maka tumor jenis ini dapat menimbulkan gejala perdarahan. Contohnya, pada kanker paru salah satu gejalanya adalah batuk darah.


Kekambuhan.
TUMOR JINAK umumnya dengan dioperasi secara tepat jarang untuk kambuh lagi. TUMOR GANAS ( KANKER ) memiliki kekambuhan lebih tinggi dikarenakan proses pembedahannya sulit untuk benar-benar tuntas dikarenakan memang jaringan abnormal ini tidak berkapsul sehingga sulit untuk dibedakan dan dipisahkan dari jaringan normal sekitarnya yang sudah diinfiltrasi. Selain itu tumor ganas tahap lanjut umumnya penyebaran sudah lebih luas bahkan sudah bermetasasis jauh sehingga operasi adalah tidak mungkin menyembuhkan lagi karena sel-sel ganas sudah ada hampir di setiap bagian tubuh.
. Metastasis.
Metastasis merupakan anak sebar, artinya kemampuan suatu jaringan tumor untuk lepas dari induknya dan menempel serta mampu hidup dan berkembang lebih lanjut pada jaringan tubuh lain yang letaknya jauh dari jaringan tumor induk. Misalnya kanker payudara dapat bermetastasis hingga ke paru-paru dan menyebabkan gangguan proses pernapasan. Jalur metastasis bisa melalui aliran darah, aliran limfe maupun proses terlepas/terjatuh langsung menempel pada tempat tertentu. Metastasis hanya terjadi pada tumor ganas. Tumor jinak tidak pernah bermetastasis. Oleh karena metastasis inilah maka tumor ganas pada kaki misalnya dapat berakibat fatal terhadap penderitanya.
Gambaran selular.
Tumor ganas di bawah mikroskop akan tampak sekumpulan sel-sel yang seringkali tidak menyerupai jaringan normal semestinya, bahkan sel-sel ganas bisa memberi gambaran yang sama sekali tidak menyerupai sel apapun dalam tubuh manusia (tidak berdiferensiasi/anaplasi). Sedangkan tumor jinak umumnya diferensiasinya baik, artinya gambaran sel-selnya masih serupa sel-sel normal asalnya namun aktvitas pembelahannya saja yang lebih aktif. Jadi dapat disimpulkan bahwa semakin anaplastik / berdiferensiasi semakin buruk suatu tumor maka tumor itu pastilah semakin ganas.
Faktor-faktor penyebab tersebut antara lain:
a) Bahan Kimia: Zat yang terdapat pada asap rokok
b) Penyinaran yang berlebihan
c) Virus: Beberapa virus berhubungan erat dengan perubahan sel normal menjadi sel kanker. Jenis virus ini disebut virus penyebab kanker atau virus onkogenik.
c) Hormon: Hormon adalah zat yang dihasilkan kelenjar tubuh yang fungsinya adalah mengatur kegiatan alat-alat tubuh dan selaput tertentu.
d) Rangsangan fisik berulang: Gesekan atau benturan pada salah satu bagian tubuh yang berulang dalam waktu yang lama

uterotonik

UTEROTONIK

I. PENGERTIAN

Uterotonik adalah zat yang meningkatkan kontraksi uterus. Uterotonik banyak digunakan untuk induksi, penguatan persalinan, pencegahan serta penanganan perdarahan post partum, pengendapan perdarahan akibat abortus inkompletikus dan penanganan aktif pada Kala III persalinan.


II. PENGGOLONGAN OBAT

1. Metergin
- Pengertian
Merupakan alkaloid ergot
- Mekanisme / cara kerja
• Mempengaruhi otot uterus berkontraksi terus-menerus sehingga memperpendek kala III.
• Menstimulasi otot-otot polos terutama dari pembuluh darah perifer dan rahim.
• Pembuluh darah mengalami vasokonstraksi sehingga tekanan darah naik dan terjadi efek oksitosuk pada kandungan mature.
- Indikasi
• Oksitosik
• Sebagai stimultan uterus pada perdarahan paska persalinan atau paska abortus.
- Efek samping
• Kontraksi uterus
Kontraksi dapat terjadi begitu kuat sehingga resiko retensio plasenta akan meningkat. Keadaan ini disebabkan oleh kontraksi segmen bawah uterus yang terjadi berurutan
sehingga perlepasan plasenta terhalang.

• Diare dan muntah
Kerja metergin menyerupai kerja dopamine yang kerap kali menimbulkan mual dan muntah pada 20-30 % ibu melahirkan.
Pengliatan kabur, sakit kepala, kejang, diare, kulit dingin, nadi lemah dan cepat, bingung, koma, meninggal.
- Kontra indikasi
• Persalinan kalaI dan II
• Hipersensitif
• Penyakit vascular
• Penyakit jantung parah
• Fungsi paru menurun
• Fungsi hati dan ginjal menurun
• Hipertensi yang parah
• Eklampsi

- Cara pakai dan dosis
• Oral
mulai kerja setelah sepuluh menit
• Injeksi
intravena mulai kerja 40 detik
• IM
mulai kerja 7-8 menit. Hal ini lebih menguntungkan karena efek
samping lebih sedikit.
• Dosis :
 Oral 0,2-0,4 mg , 2-4 kali sehari selama 2 hari
 IV / IM 0,2 mg , IM boleh diulang 2
 4 jam bila perdarahan hebat.
- Contoh obat
• Nama generic : metal ergometrin, metal ergometrina, hydrogen maleat
• Nama paten : methergin, met6hernial, methorin, metilat, myomergin.
2. Oksitosin
- Pengertian
Oksitosin merupakan hormone peptide yang disekresi olah pituitary posterior yang m,enyebabkan ejeksi air
susu pada wanita dalam masa laktasi. Oksitosin diduga berperan pada awal kelahiran.
- Mekanisme / cara kerja
Bersama dengan factor-faktor lainnya
oksitosin memainkan peranan yang sangat penting dalam persalinan dan ejeksi ASI. Oksitosin bekerja pada reseptor oksitosik untuk menyebabkan :
• Kontraksi uterus pada kehamilan aterm yang terjadi lewat kerja langsung pada otot polos maupun lewat peningkatan produkdsi prostaglandin
• Konstriksi pembuluh darah umbilicus
• Kontraksi sel-sel miopital ( refleks ejeksi ASI )
Oksitosin bekerja pada reseptor hormone antidiuretik (ADH) untuk menyebabkan :
• Peningkatan atau penurunan yang mendadak pada tekanan darah 9 diastolik ) karena terjadinya vasodilatasi
• Retensi air
• Catatan :
oksitosin dan hormone antidiuretic memiliki rumus bangun yang sangat mirip sehingga menjelaskan mengapa fungsi kedua substansi ini saling tumpang tindih
Kerja oksitosin yang lain meliputi :
kontraksi tuba falopi untuk membantu pengangkutan sperma,; luteolitis (involusi korpus luteum ); peranan neurotransmitter yang lain dalam system saraf pusat. Oksitosin disintesis dalam hipotalamus, kelenjar gonad, plasenta dan uterus. Mulai dari usia kehamilan 32 minggu dan selanjutnya, konsentrasi oksitosin dan demikian pula aktifitas uterus akan lebih tinggi pada malam harinya ( Hirst et al, 1993 ).
Pelepasan oksitosin endogenus ditingkatkan oleh :
• Persalinan
• Stimulasi serviks vagina atau parudara
• Estrogen yang beredar dalam darah
• Peningkatan osmolalitas / konsentrasi plasma
• Volume carian yang rendah dalam sirkulasi darah
• Sttres dalam persalinan dapat memacu partus presipitatus yang dikenal
dengan istilah refleks ejeksi fetus. Stres uyang disebabkan oleh
tangisan bayi akan menstimulasi produksi ASI.
Pelepasan oksitosin disupresi oleh :
o Alcohol
o Relaksin
o Penurunan osmolalitas plasma
o Volume cairan yang tinggi dalam sirkulasi darah ( Graves, 1996 )
- Indikasi
 oksitosik
 mengurangi pembengkakan payudara
- Efek samping
o Spasme uterus ( pada dosis rendah )
o Hiper stimulasi uterus 9 membahayan janin kerusakan jaringan lunak / rupture uterus
o Keracunan cairan dan hiporatremia ( pada dosis besar )
o Mulas, muntah, aritmia, anafilaksis, ruam kulit, aplasia plasenta, emboli amnion.
o Kontraksi pembuluh darah tali pusat
o Kerja antidiuretik
o Reaksi hipersensitifitas
- Kontra indikasi
o Kontraksi uterus hipertonik
o Distress janin
o Prematurisasi
o Letak bayi tidak normal
o Disporposi sepalo pelvis
o Predisposisi lain untuk pecahnya rahim
o Obstruksi mekanik pada jalan lahir
o Preeklamsi atau penyakit kardiovaskuler atau pada ibu hamil yang berusia 35 tahun
o Resistensi dan mersia uterus
o Uterus yang starvasi
o Gawat janin
- Cara pakai dan dosis
Untuk induksi persalinan intravena 1-4 m U permenit dinaikkan menjadi 5-20 m U / menit sampai terjadi pola
kontraksi secara fisiologis.
Untuk perdarahan uteri pasca partus, ditambahkan 10-40 unit pada 1 L dari 5 % dextrose, dan kecepatan infuse dititrasi untuk mengawasi terjadinya atonia uterus.
Kemungkinan lain adalah, 10 unit dapat diberikan secara intramuskuler setelah lahirnya plasenta.
Untuk menginduksi pengaliran susu, 1satu tiupan (puff) disemprotkan ke dalam tiap lubang hidung ibu dalam posisi duduk 2-3 menit sebelum menyusui.
- Contoh obat
Nama generic Nama paten / merk dagang
Tablet oksitosina Pitosin tablet (PD)

3. Misoprostol
- Pengertian
Misoprostol adalah suatu analog prostaglandin Elsintetik yang menghambat sekresi asam lambung dan
menaikkan proteksi mukosa lambung.
- Mekanisme / cara kerja
Setelah penggunaan oral misprostol diabsobrsi secara ekstensif dan cepat dide-esterifikasi menjadi obat aktif : asam misoprostol. Kadar puncak serum asam misoprostol
dareduksi jika misoprostol diminum bersama makanan.
- Indikasi
• oksitosik
• menstimulus kontraksi uterus
- Efek samping
o Dapat menyebabkan kontraksi uterin
o Diare
dilaporkan terjadi dalam 2 minggu pada terapi inisiasi dalam 14-40 % pasien dengan AINS yang menerima 800µg / hari. Diare biasanya akan membaik dalam kurang lebih satu minggu terapi.
Wanita-wanita yang menggunaklan misoprostol kadang-kadang mengalami gangguan ginekologi termasuk kram atau perdarahan vaginal.
- Kontra indikasi
Untuk proteksi GI, misoprostol dikontraindikasikan pada kehamilan karena resiko aborsi. Pasien-pasien harus diberi tahu untuk tidak memberikan misoprostol kepada orang lain. Pasien-pasien yang menerima terapi jangka lama AINS untuk reumotoid arthritis, misoprostol 200µg qid lebih baik daripada antagonis reseptor H2 atau sukralfat dalam mencegah gastric ulcer yang induksinya oleh AINS. Walaupun demikian misoprostol tidak menghilangkan nyeri G1 atau rasa tidak enak yang dihubungkan dengan pengunaan AINS.
- Cara pakai dan dosis
Peroral untuk proteksi GI selama terapi AINS : 200 µgqid. Diberiksan bersama makanan, jika dosis ini tidak ditolerir : 100µg qid dapat digunakan. Bentuk sediaan : tablet 100,200µg. Misoprostol juga tersedia dalam kombinasi dengan diklofenak.
- Contoh obat
Misoprostol
Tablet : Gastrul isi : misoprostol 200 mcg / tablet.



III. CONTOH OBAT

1. BLEDSTOP
- GOLONGAN GENERIK

Metilergometrin maleat.
- INDIKASI

Penanganan aktif stadium ke-3 proses kelahiran, atonia (tidak adanya tegangan atau kekuatan otot)/perdarahan rahim, perdarahan dalam masa nifas, subinvolusi (mengecilnya kembali rahim sesudah persalinan hampir seperti bentuk asal), lokiometra (pembendungan getah nifas di dalam rongga rahim).
- KONTRA INDIKASI

Wanita hamil, belum terjadi penurunan kepala tetapi persalinan telah memasuki stadium pertama dan kedua, hipertensi berat, toksemia hipertensif, penyakit sumbatan pembuluh darah, sepsis (reaksi umum disertai demam karena kegiatan bakteri, zat-zat yang dihasilkan bakteri, atau kedua-duanya), hipersensitifitas.
Gangguan fungsi hati atau ginjal.
- PERHATIAN

Jangan diberikan dalam presentasi abnormal, sebelum proses kelahiran sempurna & pada kehamilan multipel/ganda sebelum anak terakhir dilahirkan, penanganan aktif stadium ke-3 persalinan yang membutuhkan pengawasan dokter kebidanan, suntikan intravena harus diberikan secara perlahan, lebih dari 60 detik. Hipertensi, gangguan fungsi hati atau ginjal, menyusui.
- Interaksi obat

mempertinggi efek vasokonstriktor simpatomimetik atau Ergotamin.
- EFEK SAMPING

Nyeri perut, gangguan saluran pencernaan, berkeringat, pusing, sakit kepala, erupsi kulit.
Jarang : hipertensi, bradikardia atau takhikardia, nyeri dada, reaksi vasospastik perifer.
Sangat jarang : reaksi anafilaktik.
- KEMASAN

Tablet salut film 125 mcg x 10 x 10 biji
- DOSIS
• Penanganan aktif stadium ke-3 proses kelahiran : 0,1-0,2 mg secara intravena lambat.
• Atonia/perdarahan rahim : 0,2 mg secara intramuskular atau 0,1-0,2 mg secara intravena. Dapat diulangi dengan jarak waktu 2 jam atau lebih.
• Perdarahan dalam masa nifas, subinvolusi, lokiometra : 0,1-0,2 mg secara subkutan atau intramuskular, sampai dengan 3 kali sehari, pada wanita menyusui : selama 3 hari atau kurang.

- PENYAJIAN

Dikonsumsi bersamaan dengan makanan

2. Duvadilan ® [tab]

- komposisi
Isoxsuprine HCl

- Indikasi
Gangguan sirkulasi perifer akibat kejang, dingin, kaku, kejang, iskemia, diabetes ulkus.

- Dosis
Tab 1 tab 3-4 kali setiap hari. 1 amp amp 3 kali sehari.

- Administrasi
Harus diambil dengan makanan (Ambil setelah makan untuk mengurangi ketidaknyamanan GI.).

- Kontraindikasi
Baru pendarahan otak.

- Adverse Drug Reactions
Occasional sementara palpitasi, jatuh di BP atau pusing (mengurangi dosis).

- Kehamilan Kategori (US FDA)
Kategori C: Entah studi pada hewan telah menunjukkan efek buruk pada janin (teratogenic atau embryocidal atau lainnya) dan tidak ada studi terkontrol pada wanita atau studi pada
wanita dan hewan tidak tersedia. Obat harus diberikan hanya jika manfaat potensial membenarkan potensi risiko terhadap janin.

- Packing
Duvadilan tablet
Duvadilan 20 mg x 50's

- Produsen
Solvay Pharma

3. METHERGIN
- komposisi
Metilergometrin hidrogen maleat.

- INDIKASI
Penanganan aktif stadium ke-3 proses kelahiran, atonia (tidak adanya tegangan atau kekuatan otot)/perdarahan
rahim, perdarahan dalam masa nifas, subinvolusi (mengecilnya kembali rahim sesudah persalinan hampir seperti bentuk asal), lokiometra (pembendungan getah nifas di dalam rongga rahim).

- KONTRA INDIKASI
Wanita hamil, belum terjadi penurunan kepala tetapi persalinan telah memasuki stadium pertama dan kedua, hipertensi berat, toksemia hipertensif, penyakit sumbatan pembuluh darah, sepsis (reaksi umum disertai demam karena kegiatan bakteri, zat-zat yang dihasilkan bakteri, atau kedua-duanya), hipersensitifitas.
Gangguan fungsi hati atau ginjal.

- PERHATIAN
Jangan diberikan dalam presentasi abnormal, sebelum proses kelahiran sempurna & pada kehamilan multipel/ganda sebelum anak terakhir dilahirkan, penanganan aktif stadium ke-3 persalinan yang membutuhkan pengawasan dokter kebidanan, suntikan intravena harus diberikan secara perlahan, lebih dari 60 detik. Hipertensi, gangguan fungsi hati atau ginjal, menyusui.

- Interaksi obat
mempertinggi efek vasokonstriktor simpatomimetik atau Ergotamin.

- EFEK SAMPING
Nyeri perut, gangguan saluran pencernaan, berkeringat, pusing, sakit kepala, erupsi kulit.
Jarang : hipertensi, bradikardia atau takhikardia, nyeri dada, reaksi vasospastik perifer.
Sangat jarang : reaksi anafilaktik.

- KEMASAN
Tablet salut gula 0,125 mg x 10 x 10 biji.

- DOSIS
Perdarahan dalam masa nifas, subinvolusi, lokiometra : 0,125-0,25 mg.

- PABRIK
Novartis

4. METHYLERGOMETRINE 0,125 MG
- KOMPOSISI
tiap tablet salut mengandung :
metilergometrin maleat 0,125 mg


- INDIKASI
perdarahan setelah melahirkan,stasis lokia,menoragia,metroragia,
subinvolusi uterus

- DOSIS
menurut petunjuk dokter,umumnya :
3 kali sehari 1-2 tablet salut,maksimal untuk 1 minggu.
No.Reg GKL8112400417A1

- PRODUSEN

PT. Kimia Farma, jakarta-Indonesia
5. METILAT TABLET

- KOMPOSISI :
Tiap tablet mengandung : Methylergometrine maleat. 0,125 mg.

- INDIKASI :
- Melancarkan kala 3 pada partus.
- Perdarahan uterus setelah placenta lepas, atoni uterus subinvolusi uterus pada puerperium lokhiometra.
- Perdarahan uterus karena pembedahan caesaria.
- Perdarahan uterus karena abortus.

- KONTRA INDIKASI :
Kehamilan, kala satu dan kala dua partus sebelum korona kepala terlihat: inersia uterus primer dan sekunder, hipertensi, toksemia, hipersensitivitas.

- EFEK SAMPING
Mual, muntah-muntah dan sakit perut dapat terjadi pada pem-berian dosis yang besar. Hipertensi jarang dilaporkan timbul nya kelainan-kelainan kulit, nyeri kepala atau reaksi kardiovas kuler seperti hipertensi, vertigo, tachikardia, bradikardia.

- PERINGATAN DAN PERHATIAN :
Pada letak sungsang, METILAT baru diberikan setelah bayi dilahirkan, pada partus kembar setelah bayi yang terakhir dilahirkan. Kewaspadaan diperlukan pada penderita hipertensi, sepsis, penyakit penyempitan vaskuler (obliterasi) dan kelainan hati atau ginjal.
Suntikan intravena diberikan secara lambat, penggunaan secara i.v. jangan digunakan rutin karena adanya kemungkinan, naiknya tekanan darah dan serangan cerebrovasculer. Bila penggunaan i.v. sangat diperlukan sebagai "Livesafing" berikan perlahan-lahan minimum 60 detik dengan pengawasan tekanan darah. Seperti obat-obat lain METILAT harus disimpan jauh dari jangkauan anak-anak.

- POSOLOGI :
Melancarkan kala 3 : im. 1/2 sampai 1 ml. (0,1-0,2 mg)
setelah kepala atau bahu anterior keluar atau selambat-lambatnya segera setelah bayi dilahirkan.
Kala tiga pada partus dengan anestesi umum : 1 ml.
Seksio caesaria : setelah bayi dikeluarkan secara
ekstraksi i.m. 1 ml. atau i.v. 1/2 sampai 1 ml intramural.
Membantu involusi uterus : 1 tablet 3 kali sehari,
umumnya selama 3 - 4 hari.
Perdarahan puerperal, subinvolusi, lokhiometra :
1 atau 2 tablet 3 kali sehari atau im. 1/2 - 1 ml. atau 1
tablet setiap 2 - 4 jam, apabila diperlukan.

- KEMASAN
Doos 10 strip® 10 tablet
RegNo:DKL8716101610A1
PT. METISKA FARMA
JAKARTA INDONESIA

6. OXYTOCIN S
- GOLONGAN GENERIK
Oxytocin / Oksitosin sintetik (bebas Vasopressin).
- INDIKASI
Pada persalinan normal & pada pasien dimana peningkatan tekanan darah selanjutnya harus dihindari.
- KONTRA INDIKASI
• Plasenta lepas, ketidakseimbangan sefalopelvik, pola persalinan hipertonik.
• Toksemia berat, plasenta previa (uri yang melekat pada segmen bawah rahim sehingga menutupi mulut rahim), kelemahan his rahim terprotraksi, kecenderungan rahim robek.
• Induksi sebelum kepala masuk ke pintu panggul atas, malposisi janin, kelainan janin.

- PERHATIAN
• Gangguan kardiovaskular (jantung dan pembuluh darah).
• Oksitosin harus diinfuskan secara perlahan.
Interaksi : estrogen, progesteron, zat-zat penekan. estrogen, progesteron, zat-zat penekan.

- EFEK SAMPING

• Kontraksi uterus yang kuat menyebabkan rahim robek & laserasi luas pada jaringan lunak.
• Hipertensi berat, perdarahan, hipofibrinogenemia fatal.
• Intoksikasi air (pada dosis besar atau pemakaian jangka panjang).
• Reaksi anafilaktik, hematoma panggul, gangguan saluran pencernaan.
• Aritmia janin, sekit kuning, perdarahan retina.
- KEMASAN
Ampul 10 iu/mL x 1 mL x 100 biji.

7. POSPARGIN

- GOLONGAN GENERIK
Metilergometrin maleat

- INDIKASI
Penanganan aktif stadium ke-3 proses kelahiran, atonia (tidak adanya tegangan atau kekuatan otot)/perdarahan rahim, perdarahan dalam masa nifas, subinvolusi (mengecilnya kembali rahim sesudah persalinan hampir seperti bentuk asal), lokiometra (pembendungan getah nifas di dalam rongga rahim).

- KONTRA INDIKASI
Wanita hamil, belum terjadi penurunan kepala tetapi persalinan telah memasuki stadium pertama dan kedua, hipertensi berat, toksemia hipertensif, penyakit sumbatan pembuluh darah, sepsis (reaksi umum disertai demam karena kegiatan bakteri, zat-zat yang dihasilkan bakteri, atau kedua-duanya), hipersensitifitas.
Gangguan fungsi hati atau ginjal.

- PERHATIAN
Jangan diberikan dalam presentasi abnormal, sebelum proses kelahiran sempurna & pada kehamilan multipel/ganda sebelum anak terakhir dilahirkan, penanganan aktif stadium ke-3 persalinan yang membutuhkan pengawasan dokter kebidanan, suntikan intravena harus diberikan secara perlahan, lebih dari 60 detik.
Hipertensi, gangguan fungsi hati atau ginjal, menyusui.
Interaksi obat : mempertinggi efek vasokonstriktor simpatomimetik atau Ergotamin.

- EFEK SAMPING
Nyeri perut, gangguan saluran pencernaan, berkeringat, pusing, sakit kepala, erupsi kulit.
Jarang : hipertensi, bradikardia atau takhikardia, nyeri dada, reaksi vasospastik perifer.
Sangat jarang : reaksi anafilaktik.

- KEMASAN
Tablet salut film 0.125 mg x 100 biji.

- DOSIS

• Penanganan aktif stadium ke-3 proses kelahiran : 0,1-0,2 mg secara intravena lambat.
• Atonia/perdarahan rahim : 0,2 mg secara intramuskular atau 0,1-0,2 mg secara intravena.
Dapat diulangi dengan jarak waktu 2 jam atau lebih
• Perdarahan dalam masa nifas, subinvolusi, lokiometra : 0,1-0,2 mg secara subkutan atau intramuskular, sampai dengan 3 kali sehari, pada wanita menyusui : selama 3 hari atau kurang.

8. SYNTOCINON

- GOLONGAN GENERIK
Oxytocin / Oksitosin sintetik.
- INDIKASI
Induksi persalinan, stadium ke-3 pada persalinan, pembelahan pada operasi caesar.
- KONTRA INDIKASI
Disproporsi sefalopelvik yang nyata, malpresentasi janin, plasenta previa (uri yang melekat pada segmen bawah rahim, sehingga menutupi mulut rahim), abrupsi plasenta, grand multipariti (telah mengalami beberapa kali kehamilan), riwayat bedah besar rahim termasuk bedah caesar, toksemia berat, gangguan kardiovaskuler (jantung dan pembuluh darah) berat.
- PERHATIAN
Untuk induksi atau perbaikan persalinan, gunakan Syntocinon hanya sebagai infus intravena (IV), dibutuhkan pengawasan secara ketat denyut jantung janin & kontraksi janin.
Interaksi obat : Prostaglandin, anestesi inhalasi, vasokonstriktor.
- EFEK SAMPING
Jarang : gangguan saluran pencernaan, intoksikasi air yang disebabkan sejumlah besar cairan atau infus yang terlalu cepat.
Aritmia jantung.
- KEMASAN
Ampul 10 iu/ml x 10's.
- DOSIS
• Induksi persalinan melalui infus IV : 1 u/100 mL, kecepatan : 5-40 tetes/menit.
• Stadium ke-3 persalinan : 5-10 iu secara intramuskular (IM) atau 5 iu secara IV lambat.
• Pembelahan pada operasi caesar : 5 iu intramural setelah melahirkan.


DAFTAR PUSTAKA

http://www.jevuska.com/search/uterotonik+dan+anti+perdarahan
(Kamis, 4-3-2010, 19.01)
http://www.farmasiku.com/index.php?target=categories&category_id=269 (Kamis, 4-3-2010, 19.14)
aririen-carter2388.blog.friendster.com/.../uterotonik-dan-anti-perdarahan/ (Kamis, 4-3-2010, 19.28)

apakah blog ini bermanfaat bagi anda...?,