UTEROTONIK
I. PENGERTIAN
Uterotonik adalah zat yang meningkatkan kontraksi uterus. Uterotonik banyak digunakan untuk induksi, penguatan persalinan, pencegahan serta penanganan perdarahan post partum, pengendapan perdarahan akibat abortus inkompletikus dan penanganan aktif pada Kala III persalinan.
II. PENGGOLONGAN OBAT
1. Metergin
- Pengertian
Merupakan alkaloid ergot
- Mekanisme / cara kerja
• Mempengaruhi otot uterus berkontraksi terus-menerus sehingga memperpendek kala III.
• Menstimulasi otot-otot polos terutama dari pembuluh darah perifer dan rahim.
• Pembuluh darah mengalami vasokonstraksi sehingga tekanan darah naik dan terjadi efek oksitosuk pada kandungan mature.
- Indikasi
• Oksitosik
• Sebagai stimultan uterus pada perdarahan paska persalinan atau paska abortus.
- Efek samping
• Kontraksi uterus
Kontraksi dapat terjadi begitu kuat sehingga resiko retensio plasenta akan meningkat. Keadaan ini disebabkan oleh kontraksi segmen bawah uterus yang terjadi berurutan
sehingga perlepasan plasenta terhalang.
• Diare dan muntah
Kerja metergin menyerupai kerja dopamine yang kerap kali menimbulkan mual dan muntah pada 20-30 % ibu melahirkan.
Pengliatan kabur, sakit kepala, kejang, diare, kulit dingin, nadi lemah dan cepat, bingung, koma, meninggal.
- Kontra indikasi
• Persalinan kalaI dan II
• Hipersensitif
• Penyakit vascular
• Penyakit jantung parah
• Fungsi paru menurun
• Fungsi hati dan ginjal menurun
• Hipertensi yang parah
• Eklampsi
- Cara pakai dan dosis
• Oral
mulai kerja setelah sepuluh menit
• Injeksi
intravena mulai kerja 40 detik
• IM
mulai kerja 7-8 menit. Hal ini lebih menguntungkan karena efek
samping lebih sedikit.
• Dosis :
Oral 0,2-0,4 mg , 2-4 kali sehari selama 2 hari
IV / IM 0,2 mg , IM boleh diulang 2
4 jam bila perdarahan hebat.
- Contoh obat
• Nama generic : metal ergometrin, metal ergometrina, hydrogen maleat
• Nama paten : methergin, met6hernial, methorin, metilat, myomergin.
2. Oksitosin
- Pengertian
Oksitosin merupakan hormone peptide yang disekresi olah pituitary posterior yang m,enyebabkan ejeksi air
susu pada wanita dalam masa laktasi. Oksitosin diduga berperan pada awal kelahiran.
- Mekanisme / cara kerja
Bersama dengan factor-faktor lainnya
oksitosin memainkan peranan yang sangat penting dalam persalinan dan ejeksi ASI. Oksitosin bekerja pada reseptor oksitosik untuk menyebabkan :
• Kontraksi uterus pada kehamilan aterm yang terjadi lewat kerja langsung pada otot polos maupun lewat peningkatan produkdsi prostaglandin
• Konstriksi pembuluh darah umbilicus
• Kontraksi sel-sel miopital ( refleks ejeksi ASI )
Oksitosin bekerja pada reseptor hormone antidiuretik (ADH) untuk menyebabkan :
• Peningkatan atau penurunan yang mendadak pada tekanan darah 9 diastolik ) karena terjadinya vasodilatasi
• Retensi air
• Catatan :
oksitosin dan hormone antidiuretic memiliki rumus bangun yang sangat mirip sehingga menjelaskan mengapa fungsi kedua substansi ini saling tumpang tindih
Kerja oksitosin yang lain meliputi :
kontraksi tuba falopi untuk membantu pengangkutan sperma,; luteolitis (involusi korpus luteum ); peranan neurotransmitter yang lain dalam system saraf pusat. Oksitosin disintesis dalam hipotalamus, kelenjar gonad, plasenta dan uterus. Mulai dari usia kehamilan 32 minggu dan selanjutnya, konsentrasi oksitosin dan demikian pula aktifitas uterus akan lebih tinggi pada malam harinya ( Hirst et al, 1993 ).
Pelepasan oksitosin endogenus ditingkatkan oleh :
• Persalinan
• Stimulasi serviks vagina atau parudara
• Estrogen yang beredar dalam darah
• Peningkatan osmolalitas / konsentrasi plasma
• Volume carian yang rendah dalam sirkulasi darah
• Sttres dalam persalinan dapat memacu partus presipitatus yang dikenal
dengan istilah refleks ejeksi fetus. Stres uyang disebabkan oleh
tangisan bayi akan menstimulasi produksi ASI.
Pelepasan oksitosin disupresi oleh :
o Alcohol
o Relaksin
o Penurunan osmolalitas plasma
o Volume cairan yang tinggi dalam sirkulasi darah ( Graves, 1996 )
- Indikasi
oksitosik
mengurangi pembengkakan payudara
- Efek samping
o Spasme uterus ( pada dosis rendah )
o Hiper stimulasi uterus 9 membahayan janin kerusakan jaringan lunak / rupture uterus
o Keracunan cairan dan hiporatremia ( pada dosis besar )
o Mulas, muntah, aritmia, anafilaksis, ruam kulit, aplasia plasenta, emboli amnion.
o Kontraksi pembuluh darah tali pusat
o Kerja antidiuretik
o Reaksi hipersensitifitas
- Kontra indikasi
o Kontraksi uterus hipertonik
o Distress janin
o Prematurisasi
o Letak bayi tidak normal
o Disporposi sepalo pelvis
o Predisposisi lain untuk pecahnya rahim
o Obstruksi mekanik pada jalan lahir
o Preeklamsi atau penyakit kardiovaskuler atau pada ibu hamil yang berusia 35 tahun
o Resistensi dan mersia uterus
o Uterus yang starvasi
o Gawat janin
- Cara pakai dan dosis
Untuk induksi persalinan intravena 1-4 m U permenit dinaikkan menjadi 5-20 m U / menit sampai terjadi pola
kontraksi secara fisiologis.
Untuk perdarahan uteri pasca partus, ditambahkan 10-40 unit pada 1 L dari 5 % dextrose, dan kecepatan infuse dititrasi untuk mengawasi terjadinya atonia uterus.
Kemungkinan lain adalah, 10 unit dapat diberikan secara intramuskuler setelah lahirnya plasenta.
Untuk menginduksi pengaliran susu, 1satu tiupan (puff) disemprotkan ke dalam tiap lubang hidung ibu dalam posisi duduk 2-3 menit sebelum menyusui.
- Contoh obat
Nama generic Nama paten / merk dagang
Tablet oksitosina Pitosin tablet (PD)
3. Misoprostol
- Pengertian
Misoprostol adalah suatu analog prostaglandin Elsintetik yang menghambat sekresi asam lambung dan
menaikkan proteksi mukosa lambung.
- Mekanisme / cara kerja
Setelah penggunaan oral misprostol diabsobrsi secara ekstensif dan cepat dide-esterifikasi menjadi obat aktif : asam misoprostol. Kadar puncak serum asam misoprostol
dareduksi jika misoprostol diminum bersama makanan.
- Indikasi
• oksitosik
• menstimulus kontraksi uterus
- Efek samping
o Dapat menyebabkan kontraksi uterin
o Diare
dilaporkan terjadi dalam 2 minggu pada terapi inisiasi dalam 14-40 % pasien dengan AINS yang menerima 800µg / hari. Diare biasanya akan membaik dalam kurang lebih satu minggu terapi.
Wanita-wanita yang menggunaklan misoprostol kadang-kadang mengalami gangguan ginekologi termasuk kram atau perdarahan vaginal.
- Kontra indikasi
Untuk proteksi GI, misoprostol dikontraindikasikan pada kehamilan karena resiko aborsi. Pasien-pasien harus diberi tahu untuk tidak memberikan misoprostol kepada orang lain. Pasien-pasien yang menerima terapi jangka lama AINS untuk reumotoid arthritis, misoprostol 200µg qid lebih baik daripada antagonis reseptor H2 atau sukralfat dalam mencegah gastric ulcer yang induksinya oleh AINS. Walaupun demikian misoprostol tidak menghilangkan nyeri G1 atau rasa tidak enak yang dihubungkan dengan pengunaan AINS.
- Cara pakai dan dosis
Peroral untuk proteksi GI selama terapi AINS : 200 µgqid. Diberiksan bersama makanan, jika dosis ini tidak ditolerir : 100µg qid dapat digunakan. Bentuk sediaan : tablet 100,200µg. Misoprostol juga tersedia dalam kombinasi dengan diklofenak.
- Contoh obat
Misoprostol
Tablet : Gastrul isi : misoprostol 200 mcg / tablet.
III. CONTOH OBAT
1. BLEDSTOP
- GOLONGAN GENERIK
Metilergometrin maleat.
- INDIKASI
Penanganan aktif stadium ke-3 proses kelahiran, atonia (tidak adanya tegangan atau kekuatan otot)/perdarahan rahim, perdarahan dalam masa nifas, subinvolusi (mengecilnya kembali rahim sesudah persalinan hampir seperti bentuk asal), lokiometra (pembendungan getah nifas di dalam rongga rahim).
- KONTRA INDIKASI
Wanita hamil, belum terjadi penurunan kepala tetapi persalinan telah memasuki stadium pertama dan kedua, hipertensi berat, toksemia hipertensif, penyakit sumbatan pembuluh darah, sepsis (reaksi umum disertai demam karena kegiatan bakteri, zat-zat yang dihasilkan bakteri, atau kedua-duanya), hipersensitifitas.
Gangguan fungsi hati atau ginjal.
- PERHATIAN
Jangan diberikan dalam presentasi abnormal, sebelum proses kelahiran sempurna & pada kehamilan multipel/ganda sebelum anak terakhir dilahirkan, penanganan aktif stadium ke-3 persalinan yang membutuhkan pengawasan dokter kebidanan, suntikan intravena harus diberikan secara perlahan, lebih dari 60 detik. Hipertensi, gangguan fungsi hati atau ginjal, menyusui.
- Interaksi obat
mempertinggi efek vasokonstriktor simpatomimetik atau Ergotamin.
- EFEK SAMPING
Nyeri perut, gangguan saluran pencernaan, berkeringat, pusing, sakit kepala, erupsi kulit.
Jarang : hipertensi, bradikardia atau takhikardia, nyeri dada, reaksi vasospastik perifer.
Sangat jarang : reaksi anafilaktik.
- KEMASAN
Tablet salut film 125 mcg x 10 x 10 biji
- DOSIS
• Penanganan aktif stadium ke-3 proses kelahiran : 0,1-0,2 mg secara intravena lambat.
• Atonia/perdarahan rahim : 0,2 mg secara intramuskular atau 0,1-0,2 mg secara intravena. Dapat diulangi dengan jarak waktu 2 jam atau lebih.
• Perdarahan dalam masa nifas, subinvolusi, lokiometra : 0,1-0,2 mg secara subkutan atau intramuskular, sampai dengan 3 kali sehari, pada wanita menyusui : selama 3 hari atau kurang.
- PENYAJIAN
Dikonsumsi bersamaan dengan makanan
2. Duvadilan ® [tab]
- komposisi
Isoxsuprine HCl
- Indikasi
Gangguan sirkulasi perifer akibat kejang, dingin, kaku, kejang, iskemia, diabetes ulkus.
- Dosis
Tab 1 tab 3-4 kali setiap hari. 1 amp amp 3 kali sehari.
- Administrasi
Harus diambil dengan makanan (Ambil setelah makan untuk mengurangi ketidaknyamanan GI.).
- Kontraindikasi
Baru pendarahan otak.
- Adverse Drug Reactions
Occasional sementara palpitasi, jatuh di BP atau pusing (mengurangi dosis).
- Kehamilan Kategori (US FDA)
Kategori C: Entah studi pada hewan telah menunjukkan efek buruk pada janin (teratogenic atau embryocidal atau lainnya) dan tidak ada studi terkontrol pada wanita atau studi pada
wanita dan hewan tidak tersedia. Obat harus diberikan hanya jika manfaat potensial membenarkan potensi risiko terhadap janin.
- Packing
Duvadilan tablet
Duvadilan 20 mg x 50's
- Produsen
Solvay Pharma
3. METHERGIN
- komposisi
Metilergometrin hidrogen maleat.
- INDIKASI
Penanganan aktif stadium ke-3 proses kelahiran, atonia (tidak adanya tegangan atau kekuatan otot)/perdarahan
rahim, perdarahan dalam masa nifas, subinvolusi (mengecilnya kembali rahim sesudah persalinan hampir seperti bentuk asal), lokiometra (pembendungan getah nifas di dalam rongga rahim).
- KONTRA INDIKASI
Wanita hamil, belum terjadi penurunan kepala tetapi persalinan telah memasuki stadium pertama dan kedua, hipertensi berat, toksemia hipertensif, penyakit sumbatan pembuluh darah, sepsis (reaksi umum disertai demam karena kegiatan bakteri, zat-zat yang dihasilkan bakteri, atau kedua-duanya), hipersensitifitas.
Gangguan fungsi hati atau ginjal.
- PERHATIAN
Jangan diberikan dalam presentasi abnormal, sebelum proses kelahiran sempurna & pada kehamilan multipel/ganda sebelum anak terakhir dilahirkan, penanganan aktif stadium ke-3 persalinan yang membutuhkan pengawasan dokter kebidanan, suntikan intravena harus diberikan secara perlahan, lebih dari 60 detik. Hipertensi, gangguan fungsi hati atau ginjal, menyusui.
- Interaksi obat
mempertinggi efek vasokonstriktor simpatomimetik atau Ergotamin.
- EFEK SAMPING
Nyeri perut, gangguan saluran pencernaan, berkeringat, pusing, sakit kepala, erupsi kulit.
Jarang : hipertensi, bradikardia atau takhikardia, nyeri dada, reaksi vasospastik perifer.
Sangat jarang : reaksi anafilaktik.
- KEMASAN
Tablet salut gula 0,125 mg x 10 x 10 biji.
- DOSIS
Perdarahan dalam masa nifas, subinvolusi, lokiometra : 0,125-0,25 mg.
- PABRIK
Novartis
4. METHYLERGOMETRINE 0,125 MG
- KOMPOSISI
tiap tablet salut mengandung :
metilergometrin maleat 0,125 mg
- INDIKASI
perdarahan setelah melahirkan,stasis lokia,menoragia,metroragia,
subinvolusi uterus
- DOSIS
menurut petunjuk dokter,umumnya :
3 kali sehari 1-2 tablet salut,maksimal untuk 1 minggu.
No.Reg GKL8112400417A1
- PRODUSEN
PT. Kimia Farma, jakarta-Indonesia
5. METILAT TABLET
- KOMPOSISI :
Tiap tablet mengandung : Methylergometrine maleat. 0,125 mg.
- INDIKASI :
- Melancarkan kala 3 pada partus.
- Perdarahan uterus setelah placenta lepas, atoni uterus subinvolusi uterus pada puerperium lokhiometra.
- Perdarahan uterus karena pembedahan caesaria.
- Perdarahan uterus karena abortus.
- KONTRA INDIKASI :
Kehamilan, kala satu dan kala dua partus sebelum korona kepala terlihat: inersia uterus primer dan sekunder, hipertensi, toksemia, hipersensitivitas.
- EFEK SAMPING
Mual, muntah-muntah dan sakit perut dapat terjadi pada pem-berian dosis yang besar. Hipertensi jarang dilaporkan timbul nya kelainan-kelainan kulit, nyeri kepala atau reaksi kardiovas kuler seperti hipertensi, vertigo, tachikardia, bradikardia.
- PERINGATAN DAN PERHATIAN :
Pada letak sungsang, METILAT baru diberikan setelah bayi dilahirkan, pada partus kembar setelah bayi yang terakhir dilahirkan. Kewaspadaan diperlukan pada penderita hipertensi, sepsis, penyakit penyempitan vaskuler (obliterasi) dan kelainan hati atau ginjal.
Suntikan intravena diberikan secara lambat, penggunaan secara i.v. jangan digunakan rutin karena adanya kemungkinan, naiknya tekanan darah dan serangan cerebrovasculer. Bila penggunaan i.v. sangat diperlukan sebagai "Livesafing" berikan perlahan-lahan minimum 60 detik dengan pengawasan tekanan darah. Seperti obat-obat lain METILAT harus disimpan jauh dari jangkauan anak-anak.
- POSOLOGI :
Melancarkan kala 3 : im. 1/2 sampai 1 ml. (0,1-0,2 mg)
setelah kepala atau bahu anterior keluar atau selambat-lambatnya segera setelah bayi dilahirkan.
Kala tiga pada partus dengan anestesi umum : 1 ml.
Seksio caesaria : setelah bayi dikeluarkan secara
ekstraksi i.m. 1 ml. atau i.v. 1/2 sampai 1 ml intramural.
Membantu involusi uterus : 1 tablet 3 kali sehari,
umumnya selama 3 - 4 hari.
Perdarahan puerperal, subinvolusi, lokhiometra :
1 atau 2 tablet 3 kali sehari atau im. 1/2 - 1 ml. atau 1
tablet setiap 2 - 4 jam, apabila diperlukan.
- KEMASAN
Doos 10 strip® 10 tablet
RegNo:DKL8716101610A1
PT. METISKA FARMA
JAKARTA INDONESIA
6. OXYTOCIN S
- GOLONGAN GENERIK
Oxytocin / Oksitosin sintetik (bebas Vasopressin).
- INDIKASI
Pada persalinan normal & pada pasien dimana peningkatan tekanan darah selanjutnya harus dihindari.
- KONTRA INDIKASI
• Plasenta lepas, ketidakseimbangan sefalopelvik, pola persalinan hipertonik.
• Toksemia berat, plasenta previa (uri yang melekat pada segmen bawah rahim sehingga menutupi mulut rahim), kelemahan his rahim terprotraksi, kecenderungan rahim robek.
• Induksi sebelum kepala masuk ke pintu panggul atas, malposisi janin, kelainan janin.
- PERHATIAN
• Gangguan kardiovaskular (jantung dan pembuluh darah).
• Oksitosin harus diinfuskan secara perlahan.
Interaksi : estrogen, progesteron, zat-zat penekan. estrogen, progesteron, zat-zat penekan.
- EFEK SAMPING
• Kontraksi uterus yang kuat menyebabkan rahim robek & laserasi luas pada jaringan lunak.
• Hipertensi berat, perdarahan, hipofibrinogenemia fatal.
• Intoksikasi air (pada dosis besar atau pemakaian jangka panjang).
• Reaksi anafilaktik, hematoma panggul, gangguan saluran pencernaan.
• Aritmia janin, sekit kuning, perdarahan retina.
- KEMASAN
Ampul 10 iu/mL x 1 mL x 100 biji.
7. POSPARGIN
- GOLONGAN GENERIK
Metilergometrin maleat
- INDIKASI
Penanganan aktif stadium ke-3 proses kelahiran, atonia (tidak adanya tegangan atau kekuatan otot)/perdarahan rahim, perdarahan dalam masa nifas, subinvolusi (mengecilnya kembali rahim sesudah persalinan hampir seperti bentuk asal), lokiometra (pembendungan getah nifas di dalam rongga rahim).
- KONTRA INDIKASI
Wanita hamil, belum terjadi penurunan kepala tetapi persalinan telah memasuki stadium pertama dan kedua, hipertensi berat, toksemia hipertensif, penyakit sumbatan pembuluh darah, sepsis (reaksi umum disertai demam karena kegiatan bakteri, zat-zat yang dihasilkan bakteri, atau kedua-duanya), hipersensitifitas.
Gangguan fungsi hati atau ginjal.
- PERHATIAN
Jangan diberikan dalam presentasi abnormal, sebelum proses kelahiran sempurna & pada kehamilan multipel/ganda sebelum anak terakhir dilahirkan, penanganan aktif stadium ke-3 persalinan yang membutuhkan pengawasan dokter kebidanan, suntikan intravena harus diberikan secara perlahan, lebih dari 60 detik.
Hipertensi, gangguan fungsi hati atau ginjal, menyusui.
Interaksi obat : mempertinggi efek vasokonstriktor simpatomimetik atau Ergotamin.
- EFEK SAMPING
Nyeri perut, gangguan saluran pencernaan, berkeringat, pusing, sakit kepala, erupsi kulit.
Jarang : hipertensi, bradikardia atau takhikardia, nyeri dada, reaksi vasospastik perifer.
Sangat jarang : reaksi anafilaktik.
- KEMASAN
Tablet salut film 0.125 mg x 100 biji.
- DOSIS
• Penanganan aktif stadium ke-3 proses kelahiran : 0,1-0,2 mg secara intravena lambat.
• Atonia/perdarahan rahim : 0,2 mg secara intramuskular atau 0,1-0,2 mg secara intravena.
Dapat diulangi dengan jarak waktu 2 jam atau lebih
• Perdarahan dalam masa nifas, subinvolusi, lokiometra : 0,1-0,2 mg secara subkutan atau intramuskular, sampai dengan 3 kali sehari, pada wanita menyusui : selama 3 hari atau kurang.
8. SYNTOCINON
- GOLONGAN GENERIK
Oxytocin / Oksitosin sintetik.
- INDIKASI
Induksi persalinan, stadium ke-3 pada persalinan, pembelahan pada operasi caesar.
- KONTRA INDIKASI
Disproporsi sefalopelvik yang nyata, malpresentasi janin, plasenta previa (uri yang melekat pada segmen bawah rahim, sehingga menutupi mulut rahim), abrupsi plasenta, grand multipariti (telah mengalami beberapa kali kehamilan), riwayat bedah besar rahim termasuk bedah caesar, toksemia berat, gangguan kardiovaskuler (jantung dan pembuluh darah) berat.
- PERHATIAN
Untuk induksi atau perbaikan persalinan, gunakan Syntocinon hanya sebagai infus intravena (IV), dibutuhkan pengawasan secara ketat denyut jantung janin & kontraksi janin.
Interaksi obat : Prostaglandin, anestesi inhalasi, vasokonstriktor.
- EFEK SAMPING
Jarang : gangguan saluran pencernaan, intoksikasi air yang disebabkan sejumlah besar cairan atau infus yang terlalu cepat.
Aritmia jantung.
- KEMASAN
Ampul 10 iu/ml x 10's.
- DOSIS
• Induksi persalinan melalui infus IV : 1 u/100 mL, kecepatan : 5-40 tetes/menit.
• Stadium ke-3 persalinan : 5-10 iu secara intramuskular (IM) atau 5 iu secara IV lambat.
• Pembelahan pada operasi caesar : 5 iu intramural setelah melahirkan.
DAFTAR PUSTAKA
http://www.jevuska.com/search/uterotonik+dan+anti+perdarahan
(Kamis, 4-3-2010, 19.01)
http://www.farmasiku.com/index.php?target=categories&category_id=269 (Kamis, 4-3-2010, 19.14)
aririen-carter2388.blog.friendster.com/.../uterotonik-dan-anti-perdarahan/ (Kamis, 4-3-2010, 19.28)
Tampilkan postingan dengan label farmakologi. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label farmakologi. Tampilkan semua postingan
OBAT KONTRASEPSI
Diposting oleh: Unknown - Jumat, 25 Juni 2010
2.1 PENGERTIAN OBAT KONTRASEPSI
Kontrasepsi dapat diartikan sebagai menghindarkan konsepsi atau kehamilan. Sedangkan alat kontrasepsi,adalah segala macam alat atau cara yang di gunakan satu pihak atau kedua belah pihak pasangan suami istri untuk menghindarkan konsepsi.
Dahulu kala pada abad sebelum masehi,Hipocrates pernah menganjurkan wanita2 yang terlambat haid dan kebanyakan anak untuk bekerja lebih keras atau olah raga lebih berat lagi agar supaya mereka mendapat haid lagi.ada yang mengatakan bahwa abortus atau pengguguran kandungan mungkin merupakan alat kontrasepsi tertua di dunia ini.tetapi abortus ini oleh pandangan Agama apapun tidak di benarkan dan di anggap berdosa bagi mereka yang melakukan tindakan pengguguran ini,bahkan undang2 di beberapa negara pun menganggap bahwa perbuatan ini adalah illegal dan bagi pelakunya dikenakan sanksi hukum .Kontrasepsi adalah alat untuk mencegah kehamilan setelah berhubungan
intim.Alat ini atau cara ini sifat tidak permanen, dan memungkinkan pasangan untuk
mendapatkananak apabila diinginkan.Ada berbagai macam jenis Alat Kontrasepsi yang tersedia di pasaran, yang dapat dibeli dengan bebas. Obat kontrasepsi mempengaruhi pada 3 bagian proses reproduksi pria yang yaitu proses spermatogenesis, proses maturasi sperma, dan transportasi sperma. Sedang pengaruh kontrasepsi pada proses reproduksi wanita antara lain menghambat ovulasi, menghambat penetrasi sperma, menghambat fertilisasi, dan menghambat implantasi. Sampai saat ini, obat kontrasepsi oral yang efektif dan paling banyak digunakan adalah dari golongan steroida. Hampir semua jenis obat tersebut adalah hasil sintesis di laboratorium. Memang tidak semuanya dibuat secara sintesis total, tetapi paling tidak obat tersebut merupakan hasil dari parsial sintesis bahan alam. Akibatnya, sifat alami dari obat tersebut juga berubah drastis, sehingga mengakibatkan beberapa efek samping yang merugikan.
2.2 MACAM – MACAM METODE KONTRASEPSI
1) NON FARMAKOLOGI
A) KONTRASEPSI TEKNIK
a) Coitus Interruptus (senggama terputus): ejakulasi dilakukan di luar vagina.Efektivitasnya 75-80%. Faktor kegagalan biasanya terjadi karena ada sperma yang sudah keluar sebelum ejakulasi, orgasme berulang atau terlambat menarik penis keluar. Senggama terputus adalah mengeluarkan penis dari vagina sebelum ejakulasi. Meskipun keefektifan metoda ini adalah 80%, tetapi metoda ini membutuhkan kontrol yang baik dari pria. Metoda ini mengurangi kepuasan pasangan. Meskipun ejakulasi terjadi di luar vagina, cairan pre ejakulasi terkadang juga mengandung sperma sehingga pembuahan tetap saja dapat terjadi.
Cara kerja: Penis dikeluarkan sebelum ejakulasi sehigga sperma tidak masuk ke dalam vagina dan kehamilan dapat dicegah.
Manfaat/kelebihan Kontrasepsi
1. Efektif bila digunakan dengan benar
2. Tidak mengganggu produksi asi
3. Dapat digunakan sebagai pendukung metoda keluarga berencana lainnya
4. Tidak ada efek samping & Dapat digunakan setiap waktu
5. Tidak membutuhkan biaya
Nonkontrasepsi
1. Meningkatkan keterlibatan suami dalam keluarga berencana
2. Untuk pasangan, memungkinkan hubungan yang lebih dekat dan pengertian yang sangat dalam
Kekurangan
1. Efektivitas tergantung kesediaan pasangan melakukan senggama terputus
2. Efektivitas menurun bila sperma dalam 24 jam sejak ejakulasi melekat pada penis
3. Memutus kenikmatan dalam hubungan seksual
Efek Samping
Ada pun epek samping yang didapatkan adalah dapat menyebabkan penyakit ginekologik, neurologist, kejiwaan seperti neurasteni, keluhan prostate.
b) Sistem kalender (pantang berkala): tidak melakukan senggama pada masa subur, perlu kedisiplinan dan pengertian antara suami istri karena sperma maupun sel telur (ovum) mampu bertahan hidup s/d 48 jam setelah ejakulasi. Efektivitasnya 75-80%. Faktor kegagalan karena salah menghitung masa subur (saat ovulasi) atau siklus haid tidak teratur sehingga perhitungan tidak akura
Kelebihan
Tidak ada efek samping, gratis
Kelemahan
Gagal karena salah menghitung masa subur, siklus haid tidak teratur
c) Prolonged lactation atau menyusui, selama 3 bulan setelah melahirkan saat bayi hanya minum ASI dan menstruasi belum terjadi, otomatis tidak akan hamil.Tapi begitu Ibu hanya menyusui < 6 jam / hari, kemungkinan terjadi kehamilan cukup besar.
B) KONTRASEPSI MEKANIK
a) Kondom:. Kondom merupakan selaput/selubung/sarung karet yang dapat terbuat dari berbagai bahan diantaranya lateks (karet), plastik (vinil), atau bahan alami (produksi hewani) yang dipasang pada penis salama hubungan seksual. Kondom terbuat dari kareT sintetis yang tips, berbentuk silinder, dengan muaranya berpinggir tebal, yang bila digulung berbentuk rata atau berbentuk putting susu. Kondom dibuat dlm berbagai variasi baik dari segi bentuk, warna, pelumas, ketebalan, maupun bahan pembuatnya. Kondom dapt digunakan bersamaan dengan alat kontrasepsi lain. Selain itu, kondom juga membantu mencegah penularan penyakit menular seksual, termasuk AIDS. Efektif 75-80%. Terbuat dari latex, ada kondom untuk pria maupun wanita serta berfungsi sebagai pemblokir / barrier sperma. Kegagalan pada umumnya karena kondom tidak dipasang sejak permulaan senggama atau terlambat menarik penis setelah ejakulasi sehingga kondom terlepas dan cairan sperma tumpah di dalam vagina
Cara kerja
Kondom menghalangi terjadinya pertemuan sperma dan sel telur dengan cara mengemas sperma di ujung selubung karet yang dipasang pada penis sehingga sperma tersebut tidak tercurah pada saluran reproduksi wanita. Selain itu, kondom juga mencegah penularan mikroorganisme dari satu pasangan ke pasangan lain.
Efektivitas
Kondom cukup efektif bila dipakai secara benar pada setiap kali berhubungan seksual. Pada beberapa pasangan, pemakaian kondom menjadi tidak efektif karena tidak konsisten dalam pemakaian. Secara ilmiah didapatkan hanya sedikit angka kegagalan kondom yaitu 2-12 kehamilan per 100 perempuan per tahun.
Manfaat / kelebihan
•Efektif bila digunakan dengan benar
•Tidak mengganggu produksi ASI
•Tidak mengganggu kesehatan klien
•Tidak memiliki pengaruh sistemik
•Murah dan dapat dibeli secara umum
•Tidak perlu resep dokter atau pemeriksaan kesehatan khusus
•Dapat digunakan sebagai metoda kontrasepsi sementara
Kekurangan
•Efektifitas tidak terlalu tinggi
•Cara penggunaan sangat mempengaruhi keberhasilan
•Agak mengganggu hubungan seksual karena mengurangi sentuhan langsung
•Pada beberapa klien menyebabkan kesulitan untuk mempertahankan ereksi
•Harus selalu tersedia setiap klai berhubungan seksual
•Beberapa klien malu untuk membeli kondom di tempat umum
•Pembuangan kondom bekas dapat menimbulkan masalah limbah
b) Femindom: Alat ini seperti kondom, tapi dipakai oleh perempuan. Bentuknya seperti topi yang menutupi mulut rahim. Terbuat dari bahan karet dan agak tebal. Fungsinya sama dengan kondom laki-laki, tapi ukurannya lebih besar. Bentuknya elastis dan fleksibel sehingga dapat mengikuti kontur vagina, selain itu juga bisa dipakai beberapa jam sebelum melakukan hubungan seksual. Berbentuk silinder, panjangnya 17 cm dan diameter sekitar 7 cm, di kedua
c) Spermatisida: Spermisida adalah bahan kimia (biasanya non oksinol-9) yang digunakan untuk menonaktifkan atau membunuh sperma. Spermisida ini dikemas dalam bentuk aerosol (busa), tablet vaginal; suposituria, dan krim. Efektivitasnya 70%. Sayangnya bisa menyebabkan reaksi alergi.Kegagalan sering terjadi karena waktu larut yang belum cukup, jumlah spermatisida yang digunakan terlalu sedikit atau vagina sudah dibilas dalam waktu < 6 jam setelah senggama.
Aerosol (Busa)
• Kocok tempat aerosol 20-30 menit sebelum digunakan
• Tempatkan kontainer dengan posisi ke atas, letakkank aplikator pada mulut kontainer dan tekan aplikator untuk mengisi busa
• Sambil berbaring, lakukan insersi aplikator ke dalam vagina mendekati serviks, dorong sampai busa keluar
• Aplikator segera dicuci dengan sabun dan air, tiriskan dan keringkan. Jangan berbagi aplikator bersama orang lain
Tablet vagina atau supposituria
• Cuci tangan sebelum membuka paket
• Lepaskan tablet/supposituria dari paket
• Sambil berbaring, masukkan talet/supposituria jauh ke dalam vagina
• Tunggu 10-15 menit sebelum melakukan hubungan seksual
• Sediakan selalu ekstra pengadaan tablet maupun supposituria
Krim
• Insersi kontrasepsi krim setelah dikemas ke dalam aplikator sampai penuh, masukkan ke dalam vagina sampai mendekati serviks
• Tekan alat pendorong sampai krim keluar. Tidak perlu menunggu kerja krim
• Aplikator harus dicuci dengan sabun dan air sesuai dengan pencegahan infeksi untuk alat-alat, tiriskan dan keringkan
• Untuk memudahkan pembersihan alat, pisahkan bagian-bagiannya. Jangan berbagi aplikator dengan orang lain. Sediakan selalu ekstra krim dirumah
Cara kerja
Spermisida ini menyebabkan sel membran sperma terpecah, memperlambat gerakan sperma, dan menurunkan kemampuan sperma untuk membuahi sel telur.
Pilihan
•Aerosol (busa) efektif segera setelah insersi
•Busa spermisida dianjurkan apabila digunakan hanya sebagai metoda kontrasepsi
•Tablet vaginal, suposituria, dissolvable film penggunaannya disarankan menunggu 10-15 menit sesudah dimasukkan sebelum hubungan seksual
•Jenis spermisida jeli digunakan dengan diafragma
Manfaat /kelebihan
•Efektif seketika (busa dan krim)
•Tidak mengganggu produksi ASI dan mampu melindungi dari IMS
•Bisa digunakan sebagai pendukung metoda lain
•Tidak mengaggu kesehatan klien
•Tidak memiliki pengaruh sistemik
•Mudah digunakan
•Meningkatkan lubrikasi selama hubungan seksual
•Tidak perlu resep dokter atau pemeriksaan kesehatan khusus
kekurangan
•Efektivitas kurang
•Efektivitas sebagai kontrasepsi bergantung pada kepatuhan mengikuti cara penggunaan
•Ketergantungan pengguna dengan memakai setiap melakukan hubungan seksual
•Pengguna harus menunggu 10-15 menit untuk tablet vaginal, suposituria, dissolvable film
•Efektivitas aplikasi hanya 1-2 jam
Seleksi klien pengguna spermisida
Sesuai untuk klien dan Tidak sesuai untuk klien yang:
• Tidak menyukai metoda kontrasepsi hormonal seperti perokok atau usia di atas 35 tahun
• Tidak menyukai penggunaan AKDR
• Menyusui dan perlu kontrasepsi
• Memerlukan proteksi terhadap IMS
•Memerlukan metoda sederhana sambil menunggu metoda yang lain
• Berdasarkan umur & mslh kesehatan mybbkn kehamilan dg resiko tinggi
•Terinfeksi saluran uretra
• Tidak stabil secara psikis atau tidak suka menyentuh alat kelamin
• Mempunyai riwayat sindrom syok karena keracunan
• Ingin metoda KB efektif
Efek samping dan masalah Penanganan
Iritasi vagina Periksa adanya vaginitis atau IMS. Jika penyebabnya spermisida, alihkan ke spermisida lain dengan komposisi berbeda / bantu pemilihan metoda lain
Iritasi penis dan rasa tidak nyaman Periksa IMS. Jk pyebabnya spermisida, alihkan ke spermisida lain dg komposisi berbeda / bantu pemilihan metoda lain
Gangguan rasa panas di vagina Periksa reaksi alergi atau terbakar. Yakinkan bahwa rasa hangat adalah normal. Jika tidak ada perubahan alihkan ke spermisida lain dengan komposisi berbeda atau bantu pemilihan meoda lain
Kegagalan tablet tidak larut Alihkan k spermisida lain dg komposisi berbeda atau bantu pemilihan meoda lain
Cara penggunaan/instruksi bagi klien
• Cuci tangan dg sabun & air mengalir sblm mgisi aplikator & insersi spermisida
• Gunakan spermisida tiap berhubungan intim
10-15 menit• Jarak tunggu setelah tablet vagina atau supposituria dimasukkan
• Tidak ada jarak tunggu setelah memasukkan busa
• Ikuti petunjuk cara penggunaan dan cara penyimpanan
• Tempatkan spermisida jauh dalam vagina sehingga serviks terlindungi dg baik
d) Vaginal diafragma: Diafragma adalah kap berbentuk bulat cembung, terbuat dari lateks yang diinsersikan ke dalam vagina sebelum berhubungan seksual dan menutup serviks. lingkaran cincin dilapisi karet fleksibel ini akan menutup mulut rahim bila dipasang dalam liang vagina 6 jam sebelum senggama.Efektivitasnya sangat kecil, karena itu harus digunakan bersama spermatisida untuk mencapai efektivitas 80%. Cara ini bisa gagal bila ukuran diafragma tidak pas, tergeser saat senggama, atau terlalu cepat dilepas (< 8 jam) setelahsenggama.
Jenis-jenis diafragma
• Flat spring (flat metal band)
• Coil spring (coiled wire)
• Arching spring (kombinasi metal spring)
Cara kerja: Menahan sperma agar tidak mendapatkan akses mencapai saluran alat reproduksi bagian atas (uterus& tuba falopii) dan sebagai alat tempat spermisida.
Manfaat/ kelebihan
• Efektif bila digunakan dngan benar
• Tidak mengganggu produksi ASI
• Tidak mengganggu hub seksual krn telah terpasang sampai 6 jam sebelumnya
• Tidak mengganggu kesehatan klien
• Tidak mempunyai pengaruh sistemik
Kekurangan
• Efektivitas sedang (bila digunakan dengan dengan spermisida angka kegagalan 6-18 kehamilan per 100 perempuan per tahun pertama)
• Keberhasilan sbg kontrasepsi bergantung pd kepatuhan mgikuti cr penggunaan
• Motivasi diperlukan berkesinambungan dg mnggunakannya stiap berhub seksual
• Pemeriksaan pelvik o/ petugas kes terlatih diperlukan utk memastikan ketepatan pemasangan
• Pada beberapa pengguna menjadi penyebab infeksi saluran uretra
• Pada 6 jam pasca hubungan seksual, alat masih harus berada di posisinya
Seleksi klien pengguna diafragma
Sesuai untuk klien dan Tidak sesuai untuk klien yang:
• Tidak menyukai metoda kontrasepsi, seperti perokok, atau di atas usia 35 tahun
• Tidak menyukai penggunaan AKDR
• Menyusui dan perlu kontrasepsi
• Memerlukan proteksi terhadap IMSmemerlukan metoda sederhana sambil menunggu metoda lain • Berdasarkan umur serta masala kesehatan menyebabkan kehamilan menjadi beresiko tinggi
• Terinfeksi saluran uretra
• Tidak stabil secara psikis atau tidak suka menyentuh alat kelaminnya
• Mempunyai riwayat sinrom syok karena keracunan
• Ingin metoda KB efektif
Efek samping dan Penanganan
Infeksi saluran uretra Pengobatan dengan antibiotika yg sesuai, apabila diafragma mjd pilihan utama dlm ber-KB. Sarankn segera mengosongkan kandung kemih stlh melakukan hub seks atau sarankan memakai metoda lain
Dugaan adanya reaksi alergi diafragma atau dugaan adanya reaksi alergi spermisida Walaupun jrg tjd, terasa krg nyaman dan mgkn berbahaya. Jk ada gjl iriasi vagina, khususnya pasca senggama,tdk mengidap IMS, berikan spermisida yg lain atau bantu memilih metoda lain
Rasa nyeri pada tekanan terhadap kandung kemih/rektum Pastikn ketepatan letak diafragma apabila alat terlalu besar. Cobalah dg ukuran yg lebih kecil. Tindak lanjut utk meyakinkan masalah telah tertangani
Timbul cairan vagina dan berbau jika dibiarkan lebih dari 24 jam Periksa IMS/benda asing dlm vagina. Jk tdk ada, sarankan mlepaskn diafragma stlh hub seks tapi tdk <6jam stlh hub yg terakhir. Stlh diangkat, diafragma dicuci dg hati-hati mggunakan sabun cair & air. Jika mengidap IMS, lakukan pemrosesan alat sesuai dengan pencegahan infeksi
Cara penggunaan/instruksi bagi klien
• Gunakan diafragma setiap kali berhubungan intim
• Diafragma dipasang beberapa saat sebelum berhubungan intim, oleh karena itu vesika urinaria perlu dikosongkan terlebih dahulu dan cuci tangan
• Tes bahwa diafragma tidak berlubang (dengan air/cahaya)
• Oleskan kira-kira satu sendok the spermisida pada dasar diafragma dan disekeliling diafragma
• Posisi yang memudahkan prosedur adalah dengan mengangkat satu kaki dan meletakkannya ke atas kursi/dudukan toilet. Diafragma juga dapat dipakai sambil berbaring atau jongkok
• Lebarkan kedua bibir vagina
• Pegang diafragma dengan erat, masukkan ke dalam vagina jauh ke belakang dengan bagian yang mengandung spermisida menghadap ke serviks. Dorong bagian depan ke pinggiran atas di balik tulang pubis
• Masukkan jari ke vagina sampai menyentuh serviks, sarungkan karetnya dan pastikan serviks telah terlindungi
• Bila setelah 6 jam diafragma masih berada di dalam vagina atau masih ingin melakukan hubungan seksual, maka spermisida harus dioleskan kembali
• Lepaskan diafragma maksimal 6 jam setelah hubungan seksual terakhir. Ingat, hindari pemakaian diafragma selama 24 jam untuk mencegah infeksi
• Untuk mengeluarkan diafragma, tarik bagian depan diafragma kemudian tarik ke bawah dengan menggunakan jari telunjuk dan jari tengah
e) IUD (Intra Uterine Device) atau spiral
AKDR atau IUD (Intra Uterine Device) bagi banyak kaum wanita merupakan alat kontrasepsi yang terbaik. Alat ini sangat efektif dan tidak perlu diingat setiap hari seperti halnya pil. Bagi ibu yang menyusui, AKDR tidak akan mempengaruhi isi, kelancaran ataupun kadar air susu ibu (ASI). Namun, ada wanita yang ternyata belum dapat menggunakan sarana kontrasepsi ini. Karena itu, setiap calon pemakai AKDR perlu memperoleh informasi yang lengkap tentang seluk-beluk alat kontrasepsi ini.
Jenis-jenis AKDR di Indonesia
1. Copper-T
AKDR berbentuk T, terbuat dari bahan polyethelen di mana pada bagian vertikalnya diberi lilitan kawat tembaga halus. Lilitan kawat tembaga halus ini mempunyai efek antifertilisasi (anti pembuahan) yang cukup baik.
2. Copper-7
AKDR ini berbentuk angka 7 dengan maksud untuk memudahkan pemasangan. Jenis ini mempunyai ukuran diameter batang vertikal 32 mm dan ditambahkan gulungan kawat tembaga (Cu) yang mempunyai luas permukaan 200 mm2, fungsinya sama seperti halnya lilitan tembaga halus pada jenis Coper-T.
3. Multi Load
AKDR ini terbuat dari dari plastik (polyethelene) dengan dua tangan kiri dan kanan berbentuk sayap yang fleksibel. Panjangnya dari ujung atas ke bawah 3,6 cm. Batangnya diberi gulungan kawat tembaga dengan luas permukaan 250 mm2 atau 375 mm2 untuk menambah efektivitas. Ada 3 ukuran multi load, yaitu standar, small (kecil), dan mini.
4. Lippes Loop
AKDR ini terbuat dari bahan polyethelene, bentuknya seperti spiral atau huruf S bersambung. Untuk meudahkan kontrol, dipasang benang pada ekornya. Lippes Loop terdiri dari 4 jenis yang berbeda menurut ukuran panjang bagian atasnya. Tipe A berukuran 25 mm (benang biru), tipe B 27,5 mm 9 (benang hitam), tipe C berukuran 30 mm (benang kuning), dan 30 mm (tebal, benang putih) untuk tipe D. Lippes Loop mempunyai angka kegagalan yang rendah. Keuntungan lain dari pemakaian spiral jenis ini ialah bila terjadi perforasi jarang menyebabkan luka atau penyumbatan usus, sebab terbuat dari bahan plastik.
Pemasangan AKDR
Prinsip pemasangan adalah menempatkan AKDR setinggi mungkin dalam rongga rahim (cavum uteri). Saat pemasangan yang paling baik ialah pada waktu mulut peranakan masih terbuka dan rahim dalam keadaan lunak. Misalnya, 40 hari setelah bersalin dan pada akhir haid. Pemasangan AKDR dapat dilakukan oleh dokter atau bidan yang telah dilatih secara khusus. Pemeriksaan secara berkala harus dilakukan setelah pemasangan satu minggu, lalu setiap bulan selama tiga bulan berikutnya. Pemeriksaan selanjutnya dilakukan setiap enam bulan sekali.
KEUNTUNGAN IUD KERUGIAN IUD
• Cocok untuk mencegah kehamilan atau menjarangkan kehamilan dalam jangka panjang
• Tidak terpengaruh "faktor lupa" dari pemakai (misalnya PIL)
• Tidak mengganggu hubungan suami istri
• Tidak ada efek samping hormonal
• Tidak mengganggu laktasi (menyusui)
• Tidak berinteraksi dengan obat-obatan
• Meningkatkan kenyamanan hubungan suami-istri karena rasa aman terhadap risiko kehamilan
• Dapat dipasang segera setelah melahirkan atau keguguran
• Kesuburan cepat kembali setelah IUD dicabut / dibuka • Efek sampingnya terhadap siklus haid (menstruasi) sering "mengejutkan", namun tidak berbahaya dan bukan tanda kelainan/penyakit ; perubahan pola haid biasanya pada tiga bulan pertama pemakaian
• Haid menjadi lebih lama dan lebih banyak
• Perdarahan bercak (spotting) diantara siklus haid
• Siklus menjadi lebih pendek
• Kadang-kadang nyeri haid lebih dari biasanya
• Perlu tenaga terlatih untuk memasang dan membukanya
• Perlu follow up (kontrol/kunjungan berkala) untuk evaluasi
Efek samping umum lainnya adalah :
Segera setelah pemasangan dapat terjadi rasa sakit perut/kram; dapat dihindarkan dengan konseling, relaksasi dan persiapan pemasangan yang baik Perdarahan segera setelah pemasangan; dapat berlangsung 3-5 hari
IUD dapat dipasang :
IUD dapat dipasangkan setiap saat, asal yakin sedang tidak hamil yakni: 40 hari pasca salin, segera setelah keguguran, atau sedang haid
Siapa saja yang tidak boleh memakai IUD :
wanita yang menderita penyakit seksual (PHS (penyakit hubungan seksual), AIDS, Gonore, Klamidia), kanker mulut rahim atau kanker alat reproduksi lainnya (ovarium, endometrium), atau trofoblast ( Mola, Koriokarsinoma) yang lebih dikenal dengan istilah hamil anggur atau TBC kandungan.
Lama Pemakaian AKDR
Sampai berapa lama AKDR dapat dipakai? Hal ini sering menjadi pertanyaan. Sebenarnya, AKDR ini dapat terus dipakai selama pemakai merasa cocok dan tidak ada keluhan. Untuk AKDR yang mengandung tembaga, hanya mampu berfungsi selama 2–5 tahun, tergantung daya dan luas permukaan tembaganya. Setelah itu harus diganti dengan yang baru.
2) FARMAKOLOGIS
A) KONTRASEPSI STERILISASI
Yaitu pencegahan kehamilan dengan mengikat sel indung telur pada wanita (tubektomi) atau testis pada pria (vasektomi). Proses sterilisasi ini harus dilakukan oleh ginekolog (dokter kandungan). Efektif bila Anda memang ingin melakukan pencegahan kehamilan secara permanen, misalnya karena faktor usia. Mempunyai tingkat kegagalan 0,1 - 0,5%
Kerugiannya
Senyebabkan infeksi dan komplikasi akibat pembedahan dan kemungkinan kehamilan di luar kandungan jika terjadi kehamilan setelah sterilisasi.
Efek samping
Atau kerugiannya yakni rasa nyeri di lokasi operasi, reaksi psikologis, dan rasa penyesalan setelah operasi, sifatnya permanen dan berisiko atas komplikasi bedah.
Keuntungannya
Sangat efektif, permanen, untungnya lagi tidak mengganggu aktifitas seksual dan mempengaruhi fungsi seksual. Penyakit radang panggulpun bisa dikurangi.
B) KONTRASEPSI HORMONAL
Dengan fungsi utama untuk mencegah kehamilan (karena menghambat ovulasi),kontrasepsi ini juga biasa digunakan untuk mengatasi ketidakseimbangan hormon estrogen dan progesteron dalam tubuh. Harus diperhatikan beberapa faktor dalam pemakaian semua jenis obat yang bersifat hormonal, yaitu:
1) 4 jenis oral kontrasepsi
a. Pil Kontrasepsi Oral Tipe Kombinasi
Kombinasi estrogen dan progetron merupakan obat kontrasepsi yang banyak di gunakan.Kombinasi ini memberikan efek meneknan sistem pituitari – hipotalamik yang menyebabkan terjadiya pencegahan ovulasi.selain itu perubahan pada endometrium mengakibatkan implantasi embrio sulit terjadi dan mukus servik menjadi lebih kental sehingga penetrasi sperma di hambat.proliferasi endometrial biasanya diikuti oleh berkurangnya ketebalan endometrium atau terjadinya regresi endometrium sehinggaa menstruasi menjadi berkurang jumlahnya. Ovulasi biasanya terjadi lagi dalam 3 sklus menstruasi setelah pemakaian kontrasepsi oral di hentikan bahkan pada sbagian wanita ovulasi tidak terjadi dan mengalami amenorrhoea sampai 6 bulan atau lebih.
kontrasepsi oral tipe kombinasi ini mengandung suatu estrogen seperti ethinil,estradiol, mestranol, dan satu dari beberapa 19-nortestoteron progestins, yang di gunakan secara sklus selama 21 dari 28 hari.digunakan sebagai kontrasepsi estrogen menekan FSH dan LH sehingga menghambat ovulasi dan menyebabkan perubahan endometrial edematous sehingga implantasi ovum yang telah dibuahi menjadi sulit terjadi mempercepat ranspor ovum dan menyebabkan degenerasi korpus luteum.
Cara penggunaan dan pendosisan
cara penggunaan Pendosisan
Per oral ( PO ) utuk kontrasepsi Kombinasi monoplasmik : satu tablet digunakan setiap hari dan dimulai pada hari pertama menstruasi serta dilanjutkan selama 21 hari.di hentikan selama 7 hari dimulai lahi untuk siklus berhentinya dengan 21 tablet.
PO untuk kontrasepsi setelah melahirkan Pemakaian kontrasepsi setelah 6 minggu setelah melahirkan jika tidak menyusui. Menysui dapat memperlama periode infertilitas.
PO untuk kontrasepsi setelah aborsi Pemakaian kontrasepsi dimulai segera setelah gestasi diterminasi pada minggu ke 12 atau sebelumnya, atau di mulai delam 1 minggu jika gestasi diakhiri pada minggu ke 13 – 28.
PO untuk kontrasepsi emergensi Penggunaan 2 tablet
PO untuk perdarahan uterin disfungsional Dengan menggunakan kombinasi yang manapun,pemakaian satu tablet setiap hari sampai 4 kali sehari selama 5- 7 hari. Untuk perdarahan akut selanjutnya 1 tablet setiap hari secara siklus seperti penggunaan untuk kontrasepsi selama 3 bulan untuk mencegah perdarahan lebih lanjut.
PO utuk disminirhoea atao endometriosis Dengan menggunakan kombinasi yang manapun pemakaian 1 tablrt setiap hari secara berkelanjutan selam 15 minggu dan diikuti dengan bebas obat selama 1 minnggu .selanjutnya pemakaian yang sama dengan siklus 16 minggu selam 6 – 12 bulan guna menginduksi suatu keadaan pseudopregnant
Kelebihan :
• Mudah didapat
• Siklus haid lebih teratur
• Lapisan endometrium lebih tipis: darah haid, anemia lebi rendah
• Disminore turun resikonya
• Menurunkan resiko ca ovarium dan endometrium
• Kista ovarium turun
• Acne turun
Kekurangan :
• Harus diminum setiap hari.
• Tidak semua wanita disarankan menggunakan pil, yaitu:
- ibu menyusui
- perokok
- berusia 40 tahun ke atas
- memiliki problema kesehatan apa pun seperti kejang, TBC, kanker, hipertensi, diabetes, hepatitis, jantung pernah stroke, dan lainnya.
• Menimbulkan efek samping:
- terjadi pendarahan tidak teratur di luar masa haid.
- mual-mual
- sakit kepala
b. Pil Kontrasepsi Oral Tipe Sekuensial
Terdiri dari 14-15 pil kontrasepsi oral yang berisi derivat estrogen dan 7 pil berikutnya berisi kombinasi estrogen dan progestin. Cara penggunaannya sama dengan tipe kombinasi. Efektivitasnya sedikit lebih rendah dan lebih sering menyebabkan hal-hal yang tidak diinginkan.
c. Pil Kontrasepsi Oral Tipe Pil Mini
Hanya berisi derivat progestin, noretindron atau norgestrel, dosis kecil, terdiri dari 21-22 pil. Cara pemakaiannya sama dengan cara tipe kombinasi.
Kelebihan :
• Dapat digunakan untuk ibu menyusui
• Mudah didapat
Kekurangan :
• pendarahan tidak teratur
• haid tidak datang
• terkadang muncul sakit kepal
d. Pil Kontrasepsi Oral Tipe Pil Pascasanggama (Morning After Pill)
Berisi dietilstilbestrol 25 mg, diminum 2 kali sehari, dalam waktu kurang dari 72 jam pascasanggama, selama 5 hari berturut-turut.
CARA MINUM OC
OC harus diminum tiap hari dengan cara mengikuti petunjuk nama hari yang tertera Di blisternya. Untuk memulai blister pertama Anda, mulailah minum pil pada hari pertama haid, misalnya: Anda mendapat haid pada hari Rabu maka ambil pil yang dibawahnya ada tanda Rabu. Lanjutkan minum pil setiap hari sampai habis (21 hari) yang pasti jatuh pada hari Selasa. Kemudian berhenti minum pil selama 7 hari (akan terjadi menstruasi). Setelah 7 hari bebas pil ini, lanjutkan minum pil dari kemasan yang baru pada hari Rabu lagi, jadi untuk blister ke-2 dst, selalu ikuti siklus 21 hari minum pil +7 hari bebas tablet.
Efek Samping Pemakaian Pil
Pemakaian pil dapat menimbulkan efek samping berupa perdarahan di luar haid, rasa mual, bercak hitam di pipi (hiperpigmentasi), jerawat, penyakit jamur pada liang vagina (candidiasis), nyeri kepala, dan penambahan berat badan
2) Susuk KB (Implan)
Disebut alat kontrasepsi bawah kulit, karena dipasang di bawah kulit pada lengan kiri atas. Bentuknya semacam tabung-tabung kecil atau pembungkus plastik berongga dan ukurannya sebesar batang korek api. Susuk dipasang seperti kipas dengan enam buah kapsul. Di dalamnya berisi zat aktif berupa hormon. Susuk tersebut akan mengeluarkan hormon sedikit demi sedikit. Jadi, konsep kerjanya menghalangi terjadinya ovulasi dan menghalangi migrasi sperma. Pemakaian susuk dapat diganti setiap 5 tahun, 3 tahun, dan ada juga yang diganti setiap tahun. Penggunaan kontrasepsi ini
Kontrasepsi dapat diartikan sebagai menghindarkan konsepsi atau kehamilan. Sedangkan alat kontrasepsi,adalah segala macam alat atau cara yang di gunakan satu pihak atau kedua belah pihak pasangan suami istri untuk menghindarkan konsepsi.
Dahulu kala pada abad sebelum masehi,Hipocrates pernah menganjurkan wanita2 yang terlambat haid dan kebanyakan anak untuk bekerja lebih keras atau olah raga lebih berat lagi agar supaya mereka mendapat haid lagi.ada yang mengatakan bahwa abortus atau pengguguran kandungan mungkin merupakan alat kontrasepsi tertua di dunia ini.tetapi abortus ini oleh pandangan Agama apapun tidak di benarkan dan di anggap berdosa bagi mereka yang melakukan tindakan pengguguran ini,bahkan undang2 di beberapa negara pun menganggap bahwa perbuatan ini adalah illegal dan bagi pelakunya dikenakan sanksi hukum .Kontrasepsi adalah alat untuk mencegah kehamilan setelah berhubungan
intim.Alat ini atau cara ini sifat tidak permanen, dan memungkinkan pasangan untuk
mendapatkananak apabila diinginkan.Ada berbagai macam jenis Alat Kontrasepsi yang tersedia di pasaran, yang dapat dibeli dengan bebas. Obat kontrasepsi mempengaruhi pada 3 bagian proses reproduksi pria yang yaitu proses spermatogenesis, proses maturasi sperma, dan transportasi sperma. Sedang pengaruh kontrasepsi pada proses reproduksi wanita antara lain menghambat ovulasi, menghambat penetrasi sperma, menghambat fertilisasi, dan menghambat implantasi. Sampai saat ini, obat kontrasepsi oral yang efektif dan paling banyak digunakan adalah dari golongan steroida. Hampir semua jenis obat tersebut adalah hasil sintesis di laboratorium. Memang tidak semuanya dibuat secara sintesis total, tetapi paling tidak obat tersebut merupakan hasil dari parsial sintesis bahan alam. Akibatnya, sifat alami dari obat tersebut juga berubah drastis, sehingga mengakibatkan beberapa efek samping yang merugikan.
2.2 MACAM – MACAM METODE KONTRASEPSI
1) NON FARMAKOLOGI
A) KONTRASEPSI TEKNIK
a) Coitus Interruptus (senggama terputus): ejakulasi dilakukan di luar vagina.Efektivitasnya 75-80%. Faktor kegagalan biasanya terjadi karena ada sperma yang sudah keluar sebelum ejakulasi, orgasme berulang atau terlambat menarik penis keluar. Senggama terputus adalah mengeluarkan penis dari vagina sebelum ejakulasi. Meskipun keefektifan metoda ini adalah 80%, tetapi metoda ini membutuhkan kontrol yang baik dari pria. Metoda ini mengurangi kepuasan pasangan. Meskipun ejakulasi terjadi di luar vagina, cairan pre ejakulasi terkadang juga mengandung sperma sehingga pembuahan tetap saja dapat terjadi.
Cara kerja: Penis dikeluarkan sebelum ejakulasi sehigga sperma tidak masuk ke dalam vagina dan kehamilan dapat dicegah.
Manfaat/kelebihan Kontrasepsi
1. Efektif bila digunakan dengan benar
2. Tidak mengganggu produksi asi
3. Dapat digunakan sebagai pendukung metoda keluarga berencana lainnya
4. Tidak ada efek samping & Dapat digunakan setiap waktu
5. Tidak membutuhkan biaya
Nonkontrasepsi
1. Meningkatkan keterlibatan suami dalam keluarga berencana
2. Untuk pasangan, memungkinkan hubungan yang lebih dekat dan pengertian yang sangat dalam
Kekurangan
1. Efektivitas tergantung kesediaan pasangan melakukan senggama terputus
2. Efektivitas menurun bila sperma dalam 24 jam sejak ejakulasi melekat pada penis
3. Memutus kenikmatan dalam hubungan seksual
Efek Samping
Ada pun epek samping yang didapatkan adalah dapat menyebabkan penyakit ginekologik, neurologist, kejiwaan seperti neurasteni, keluhan prostate.
b) Sistem kalender (pantang berkala): tidak melakukan senggama pada masa subur, perlu kedisiplinan dan pengertian antara suami istri karena sperma maupun sel telur (ovum) mampu bertahan hidup s/d 48 jam setelah ejakulasi. Efektivitasnya 75-80%. Faktor kegagalan karena salah menghitung masa subur (saat ovulasi) atau siklus haid tidak teratur sehingga perhitungan tidak akura
Kelebihan
Tidak ada efek samping, gratis
Kelemahan
Gagal karena salah menghitung masa subur, siklus haid tidak teratur
c) Prolonged lactation atau menyusui, selama 3 bulan setelah melahirkan saat bayi hanya minum ASI dan menstruasi belum terjadi, otomatis tidak akan hamil.Tapi begitu Ibu hanya menyusui < 6 jam / hari, kemungkinan terjadi kehamilan cukup besar.
B) KONTRASEPSI MEKANIK
a) Kondom:. Kondom merupakan selaput/selubung/sarung karet yang dapat terbuat dari berbagai bahan diantaranya lateks (karet), plastik (vinil), atau bahan alami (produksi hewani) yang dipasang pada penis salama hubungan seksual. Kondom terbuat dari kareT sintetis yang tips, berbentuk silinder, dengan muaranya berpinggir tebal, yang bila digulung berbentuk rata atau berbentuk putting susu. Kondom dibuat dlm berbagai variasi baik dari segi bentuk, warna, pelumas, ketebalan, maupun bahan pembuatnya. Kondom dapt digunakan bersamaan dengan alat kontrasepsi lain. Selain itu, kondom juga membantu mencegah penularan penyakit menular seksual, termasuk AIDS. Efektif 75-80%. Terbuat dari latex, ada kondom untuk pria maupun wanita serta berfungsi sebagai pemblokir / barrier sperma. Kegagalan pada umumnya karena kondom tidak dipasang sejak permulaan senggama atau terlambat menarik penis setelah ejakulasi sehingga kondom terlepas dan cairan sperma tumpah di dalam vagina
Cara kerja
Kondom menghalangi terjadinya pertemuan sperma dan sel telur dengan cara mengemas sperma di ujung selubung karet yang dipasang pada penis sehingga sperma tersebut tidak tercurah pada saluran reproduksi wanita. Selain itu, kondom juga mencegah penularan mikroorganisme dari satu pasangan ke pasangan lain.
Efektivitas
Kondom cukup efektif bila dipakai secara benar pada setiap kali berhubungan seksual. Pada beberapa pasangan, pemakaian kondom menjadi tidak efektif karena tidak konsisten dalam pemakaian. Secara ilmiah didapatkan hanya sedikit angka kegagalan kondom yaitu 2-12 kehamilan per 100 perempuan per tahun.
Manfaat / kelebihan
•Efektif bila digunakan dengan benar
•Tidak mengganggu produksi ASI
•Tidak mengganggu kesehatan klien
•Tidak memiliki pengaruh sistemik
•Murah dan dapat dibeli secara umum
•Tidak perlu resep dokter atau pemeriksaan kesehatan khusus
•Dapat digunakan sebagai metoda kontrasepsi sementara
Kekurangan
•Efektifitas tidak terlalu tinggi
•Cara penggunaan sangat mempengaruhi keberhasilan
•Agak mengganggu hubungan seksual karena mengurangi sentuhan langsung
•Pada beberapa klien menyebabkan kesulitan untuk mempertahankan ereksi
•Harus selalu tersedia setiap klai berhubungan seksual
•Beberapa klien malu untuk membeli kondom di tempat umum
•Pembuangan kondom bekas dapat menimbulkan masalah limbah
b) Femindom: Alat ini seperti kondom, tapi dipakai oleh perempuan. Bentuknya seperti topi yang menutupi mulut rahim. Terbuat dari bahan karet dan agak tebal. Fungsinya sama dengan kondom laki-laki, tapi ukurannya lebih besar. Bentuknya elastis dan fleksibel sehingga dapat mengikuti kontur vagina, selain itu juga bisa dipakai beberapa jam sebelum melakukan hubungan seksual. Berbentuk silinder, panjangnya 17 cm dan diameter sekitar 7 cm, di kedua
c) Spermatisida: Spermisida adalah bahan kimia (biasanya non oksinol-9) yang digunakan untuk menonaktifkan atau membunuh sperma. Spermisida ini dikemas dalam bentuk aerosol (busa), tablet vaginal; suposituria, dan krim. Efektivitasnya 70%. Sayangnya bisa menyebabkan reaksi alergi.Kegagalan sering terjadi karena waktu larut yang belum cukup, jumlah spermatisida yang digunakan terlalu sedikit atau vagina sudah dibilas dalam waktu < 6 jam setelah senggama.
Aerosol (Busa)
• Kocok tempat aerosol 20-30 menit sebelum digunakan
• Tempatkan kontainer dengan posisi ke atas, letakkank aplikator pada mulut kontainer dan tekan aplikator untuk mengisi busa
• Sambil berbaring, lakukan insersi aplikator ke dalam vagina mendekati serviks, dorong sampai busa keluar
• Aplikator segera dicuci dengan sabun dan air, tiriskan dan keringkan. Jangan berbagi aplikator bersama orang lain
Tablet vagina atau supposituria
• Cuci tangan sebelum membuka paket
• Lepaskan tablet/supposituria dari paket
• Sambil berbaring, masukkan talet/supposituria jauh ke dalam vagina
• Tunggu 10-15 menit sebelum melakukan hubungan seksual
• Sediakan selalu ekstra pengadaan tablet maupun supposituria
Krim
• Insersi kontrasepsi krim setelah dikemas ke dalam aplikator sampai penuh, masukkan ke dalam vagina sampai mendekati serviks
• Tekan alat pendorong sampai krim keluar. Tidak perlu menunggu kerja krim
• Aplikator harus dicuci dengan sabun dan air sesuai dengan pencegahan infeksi untuk alat-alat, tiriskan dan keringkan
• Untuk memudahkan pembersihan alat, pisahkan bagian-bagiannya. Jangan berbagi aplikator dengan orang lain. Sediakan selalu ekstra krim dirumah
Cara kerja
Spermisida ini menyebabkan sel membran sperma terpecah, memperlambat gerakan sperma, dan menurunkan kemampuan sperma untuk membuahi sel telur.
Pilihan
•Aerosol (busa) efektif segera setelah insersi
•Busa spermisida dianjurkan apabila digunakan hanya sebagai metoda kontrasepsi
•Tablet vaginal, suposituria, dissolvable film penggunaannya disarankan menunggu 10-15 menit sesudah dimasukkan sebelum hubungan seksual
•Jenis spermisida jeli digunakan dengan diafragma
Manfaat /kelebihan
•Efektif seketika (busa dan krim)
•Tidak mengganggu produksi ASI dan mampu melindungi dari IMS
•Bisa digunakan sebagai pendukung metoda lain
•Tidak mengaggu kesehatan klien
•Tidak memiliki pengaruh sistemik
•Mudah digunakan
•Meningkatkan lubrikasi selama hubungan seksual
•Tidak perlu resep dokter atau pemeriksaan kesehatan khusus
kekurangan
•Efektivitas kurang
•Efektivitas sebagai kontrasepsi bergantung pada kepatuhan mengikuti cara penggunaan
•Ketergantungan pengguna dengan memakai setiap melakukan hubungan seksual
•Pengguna harus menunggu 10-15 menit untuk tablet vaginal, suposituria, dissolvable film
•Efektivitas aplikasi hanya 1-2 jam
Seleksi klien pengguna spermisida
Sesuai untuk klien dan Tidak sesuai untuk klien yang:
• Tidak menyukai metoda kontrasepsi hormonal seperti perokok atau usia di atas 35 tahun
• Tidak menyukai penggunaan AKDR
• Menyusui dan perlu kontrasepsi
• Memerlukan proteksi terhadap IMS
•Memerlukan metoda sederhana sambil menunggu metoda yang lain
• Berdasarkan umur & mslh kesehatan mybbkn kehamilan dg resiko tinggi
•Terinfeksi saluran uretra
• Tidak stabil secara psikis atau tidak suka menyentuh alat kelamin
• Mempunyai riwayat sindrom syok karena keracunan
• Ingin metoda KB efektif
Efek samping dan masalah Penanganan
Iritasi vagina Periksa adanya vaginitis atau IMS. Jika penyebabnya spermisida, alihkan ke spermisida lain dengan komposisi berbeda / bantu pemilihan metoda lain
Iritasi penis dan rasa tidak nyaman Periksa IMS. Jk pyebabnya spermisida, alihkan ke spermisida lain dg komposisi berbeda / bantu pemilihan metoda lain
Gangguan rasa panas di vagina Periksa reaksi alergi atau terbakar. Yakinkan bahwa rasa hangat adalah normal. Jika tidak ada perubahan alihkan ke spermisida lain dengan komposisi berbeda atau bantu pemilihan meoda lain
Kegagalan tablet tidak larut Alihkan k spermisida lain dg komposisi berbeda atau bantu pemilihan meoda lain
Cara penggunaan/instruksi bagi klien
• Cuci tangan dg sabun & air mengalir sblm mgisi aplikator & insersi spermisida
• Gunakan spermisida tiap berhubungan intim
10-15 menit• Jarak tunggu setelah tablet vagina atau supposituria dimasukkan
• Tidak ada jarak tunggu setelah memasukkan busa
• Ikuti petunjuk cara penggunaan dan cara penyimpanan
• Tempatkan spermisida jauh dalam vagina sehingga serviks terlindungi dg baik
d) Vaginal diafragma: Diafragma adalah kap berbentuk bulat cembung, terbuat dari lateks yang diinsersikan ke dalam vagina sebelum berhubungan seksual dan menutup serviks. lingkaran cincin dilapisi karet fleksibel ini akan menutup mulut rahim bila dipasang dalam liang vagina 6 jam sebelum senggama.Efektivitasnya sangat kecil, karena itu harus digunakan bersama spermatisida untuk mencapai efektivitas 80%. Cara ini bisa gagal bila ukuran diafragma tidak pas, tergeser saat senggama, atau terlalu cepat dilepas (< 8 jam) setelahsenggama.
Jenis-jenis diafragma
• Flat spring (flat metal band)
• Coil spring (coiled wire)
• Arching spring (kombinasi metal spring)
Cara kerja: Menahan sperma agar tidak mendapatkan akses mencapai saluran alat reproduksi bagian atas (uterus& tuba falopii) dan sebagai alat tempat spermisida.
Manfaat/ kelebihan
• Efektif bila digunakan dngan benar
• Tidak mengganggu produksi ASI
• Tidak mengganggu hub seksual krn telah terpasang sampai 6 jam sebelumnya
• Tidak mengganggu kesehatan klien
• Tidak mempunyai pengaruh sistemik
Kekurangan
• Efektivitas sedang (bila digunakan dengan dengan spermisida angka kegagalan 6-18 kehamilan per 100 perempuan per tahun pertama)
• Keberhasilan sbg kontrasepsi bergantung pd kepatuhan mgikuti cr penggunaan
• Motivasi diperlukan berkesinambungan dg mnggunakannya stiap berhub seksual
• Pemeriksaan pelvik o/ petugas kes terlatih diperlukan utk memastikan ketepatan pemasangan
• Pada beberapa pengguna menjadi penyebab infeksi saluran uretra
• Pada 6 jam pasca hubungan seksual, alat masih harus berada di posisinya
Seleksi klien pengguna diafragma
Sesuai untuk klien dan Tidak sesuai untuk klien yang:
• Tidak menyukai metoda kontrasepsi, seperti perokok, atau di atas usia 35 tahun
• Tidak menyukai penggunaan AKDR
• Menyusui dan perlu kontrasepsi
• Memerlukan proteksi terhadap IMSmemerlukan metoda sederhana sambil menunggu metoda lain • Berdasarkan umur serta masala kesehatan menyebabkan kehamilan menjadi beresiko tinggi
• Terinfeksi saluran uretra
• Tidak stabil secara psikis atau tidak suka menyentuh alat kelaminnya
• Mempunyai riwayat sinrom syok karena keracunan
• Ingin metoda KB efektif
Efek samping dan Penanganan
Infeksi saluran uretra Pengobatan dengan antibiotika yg sesuai, apabila diafragma mjd pilihan utama dlm ber-KB. Sarankn segera mengosongkan kandung kemih stlh melakukan hub seks atau sarankan memakai metoda lain
Dugaan adanya reaksi alergi diafragma atau dugaan adanya reaksi alergi spermisida Walaupun jrg tjd, terasa krg nyaman dan mgkn berbahaya. Jk ada gjl iriasi vagina, khususnya pasca senggama,tdk mengidap IMS, berikan spermisida yg lain atau bantu memilih metoda lain
Rasa nyeri pada tekanan terhadap kandung kemih/rektum Pastikn ketepatan letak diafragma apabila alat terlalu besar. Cobalah dg ukuran yg lebih kecil. Tindak lanjut utk meyakinkan masalah telah tertangani
Timbul cairan vagina dan berbau jika dibiarkan lebih dari 24 jam Periksa IMS/benda asing dlm vagina. Jk tdk ada, sarankan mlepaskn diafragma stlh hub seks tapi tdk <6jam stlh hub yg terakhir. Stlh diangkat, diafragma dicuci dg hati-hati mggunakan sabun cair & air. Jika mengidap IMS, lakukan pemrosesan alat sesuai dengan pencegahan infeksi
Cara penggunaan/instruksi bagi klien
• Gunakan diafragma setiap kali berhubungan intim
• Diafragma dipasang beberapa saat sebelum berhubungan intim, oleh karena itu vesika urinaria perlu dikosongkan terlebih dahulu dan cuci tangan
• Tes bahwa diafragma tidak berlubang (dengan air/cahaya)
• Oleskan kira-kira satu sendok the spermisida pada dasar diafragma dan disekeliling diafragma
• Posisi yang memudahkan prosedur adalah dengan mengangkat satu kaki dan meletakkannya ke atas kursi/dudukan toilet. Diafragma juga dapat dipakai sambil berbaring atau jongkok
• Lebarkan kedua bibir vagina
• Pegang diafragma dengan erat, masukkan ke dalam vagina jauh ke belakang dengan bagian yang mengandung spermisida menghadap ke serviks. Dorong bagian depan ke pinggiran atas di balik tulang pubis
• Masukkan jari ke vagina sampai menyentuh serviks, sarungkan karetnya dan pastikan serviks telah terlindungi
• Bila setelah 6 jam diafragma masih berada di dalam vagina atau masih ingin melakukan hubungan seksual, maka spermisida harus dioleskan kembali
• Lepaskan diafragma maksimal 6 jam setelah hubungan seksual terakhir. Ingat, hindari pemakaian diafragma selama 24 jam untuk mencegah infeksi
• Untuk mengeluarkan diafragma, tarik bagian depan diafragma kemudian tarik ke bawah dengan menggunakan jari telunjuk dan jari tengah
e) IUD (Intra Uterine Device) atau spiral
AKDR atau IUD (Intra Uterine Device) bagi banyak kaum wanita merupakan alat kontrasepsi yang terbaik. Alat ini sangat efektif dan tidak perlu diingat setiap hari seperti halnya pil. Bagi ibu yang menyusui, AKDR tidak akan mempengaruhi isi, kelancaran ataupun kadar air susu ibu (ASI). Namun, ada wanita yang ternyata belum dapat menggunakan sarana kontrasepsi ini. Karena itu, setiap calon pemakai AKDR perlu memperoleh informasi yang lengkap tentang seluk-beluk alat kontrasepsi ini.
Jenis-jenis AKDR di Indonesia
1. Copper-T
AKDR berbentuk T, terbuat dari bahan polyethelen di mana pada bagian vertikalnya diberi lilitan kawat tembaga halus. Lilitan kawat tembaga halus ini mempunyai efek antifertilisasi (anti pembuahan) yang cukup baik.
2. Copper-7
AKDR ini berbentuk angka 7 dengan maksud untuk memudahkan pemasangan. Jenis ini mempunyai ukuran diameter batang vertikal 32 mm dan ditambahkan gulungan kawat tembaga (Cu) yang mempunyai luas permukaan 200 mm2, fungsinya sama seperti halnya lilitan tembaga halus pada jenis Coper-T.
3. Multi Load
AKDR ini terbuat dari dari plastik (polyethelene) dengan dua tangan kiri dan kanan berbentuk sayap yang fleksibel. Panjangnya dari ujung atas ke bawah 3,6 cm. Batangnya diberi gulungan kawat tembaga dengan luas permukaan 250 mm2 atau 375 mm2 untuk menambah efektivitas. Ada 3 ukuran multi load, yaitu standar, small (kecil), dan mini.
4. Lippes Loop
AKDR ini terbuat dari bahan polyethelene, bentuknya seperti spiral atau huruf S bersambung. Untuk meudahkan kontrol, dipasang benang pada ekornya. Lippes Loop terdiri dari 4 jenis yang berbeda menurut ukuran panjang bagian atasnya. Tipe A berukuran 25 mm (benang biru), tipe B 27,5 mm 9 (benang hitam), tipe C berukuran 30 mm (benang kuning), dan 30 mm (tebal, benang putih) untuk tipe D. Lippes Loop mempunyai angka kegagalan yang rendah. Keuntungan lain dari pemakaian spiral jenis ini ialah bila terjadi perforasi jarang menyebabkan luka atau penyumbatan usus, sebab terbuat dari bahan plastik.
Pemasangan AKDR
Prinsip pemasangan adalah menempatkan AKDR setinggi mungkin dalam rongga rahim (cavum uteri). Saat pemasangan yang paling baik ialah pada waktu mulut peranakan masih terbuka dan rahim dalam keadaan lunak. Misalnya, 40 hari setelah bersalin dan pada akhir haid. Pemasangan AKDR dapat dilakukan oleh dokter atau bidan yang telah dilatih secara khusus. Pemeriksaan secara berkala harus dilakukan setelah pemasangan satu minggu, lalu setiap bulan selama tiga bulan berikutnya. Pemeriksaan selanjutnya dilakukan setiap enam bulan sekali.
KEUNTUNGAN IUD KERUGIAN IUD
• Cocok untuk mencegah kehamilan atau menjarangkan kehamilan dalam jangka panjang
• Tidak terpengaruh "faktor lupa" dari pemakai (misalnya PIL)
• Tidak mengganggu hubungan suami istri
• Tidak ada efek samping hormonal
• Tidak mengganggu laktasi (menyusui)
• Tidak berinteraksi dengan obat-obatan
• Meningkatkan kenyamanan hubungan suami-istri karena rasa aman terhadap risiko kehamilan
• Dapat dipasang segera setelah melahirkan atau keguguran
• Kesuburan cepat kembali setelah IUD dicabut / dibuka • Efek sampingnya terhadap siklus haid (menstruasi) sering "mengejutkan", namun tidak berbahaya dan bukan tanda kelainan/penyakit ; perubahan pola haid biasanya pada tiga bulan pertama pemakaian
• Haid menjadi lebih lama dan lebih banyak
• Perdarahan bercak (spotting) diantara siklus haid
• Siklus menjadi lebih pendek
• Kadang-kadang nyeri haid lebih dari biasanya
• Perlu tenaga terlatih untuk memasang dan membukanya
• Perlu follow up (kontrol/kunjungan berkala) untuk evaluasi
Efek samping umum lainnya adalah :
Segera setelah pemasangan dapat terjadi rasa sakit perut/kram; dapat dihindarkan dengan konseling, relaksasi dan persiapan pemasangan yang baik Perdarahan segera setelah pemasangan; dapat berlangsung 3-5 hari
IUD dapat dipasang :
IUD dapat dipasangkan setiap saat, asal yakin sedang tidak hamil yakni: 40 hari pasca salin, segera setelah keguguran, atau sedang haid
Siapa saja yang tidak boleh memakai IUD :
wanita yang menderita penyakit seksual (PHS (penyakit hubungan seksual), AIDS, Gonore, Klamidia), kanker mulut rahim atau kanker alat reproduksi lainnya (ovarium, endometrium), atau trofoblast ( Mola, Koriokarsinoma) yang lebih dikenal dengan istilah hamil anggur atau TBC kandungan.
Lama Pemakaian AKDR
Sampai berapa lama AKDR dapat dipakai? Hal ini sering menjadi pertanyaan. Sebenarnya, AKDR ini dapat terus dipakai selama pemakai merasa cocok dan tidak ada keluhan. Untuk AKDR yang mengandung tembaga, hanya mampu berfungsi selama 2–5 tahun, tergantung daya dan luas permukaan tembaganya. Setelah itu harus diganti dengan yang baru.
2) FARMAKOLOGIS
A) KONTRASEPSI STERILISASI
Yaitu pencegahan kehamilan dengan mengikat sel indung telur pada wanita (tubektomi) atau testis pada pria (vasektomi). Proses sterilisasi ini harus dilakukan oleh ginekolog (dokter kandungan). Efektif bila Anda memang ingin melakukan pencegahan kehamilan secara permanen, misalnya karena faktor usia. Mempunyai tingkat kegagalan 0,1 - 0,5%
Kerugiannya
Senyebabkan infeksi dan komplikasi akibat pembedahan dan kemungkinan kehamilan di luar kandungan jika terjadi kehamilan setelah sterilisasi.
Efek samping
Atau kerugiannya yakni rasa nyeri di lokasi operasi, reaksi psikologis, dan rasa penyesalan setelah operasi, sifatnya permanen dan berisiko atas komplikasi bedah.
Keuntungannya
Sangat efektif, permanen, untungnya lagi tidak mengganggu aktifitas seksual dan mempengaruhi fungsi seksual. Penyakit radang panggulpun bisa dikurangi.
B) KONTRASEPSI HORMONAL
Dengan fungsi utama untuk mencegah kehamilan (karena menghambat ovulasi),kontrasepsi ini juga biasa digunakan untuk mengatasi ketidakseimbangan hormon estrogen dan progesteron dalam tubuh. Harus diperhatikan beberapa faktor dalam pemakaian semua jenis obat yang bersifat hormonal, yaitu:
1) 4 jenis oral kontrasepsi
a. Pil Kontrasepsi Oral Tipe Kombinasi
Kombinasi estrogen dan progetron merupakan obat kontrasepsi yang banyak di gunakan.Kombinasi ini memberikan efek meneknan sistem pituitari – hipotalamik yang menyebabkan terjadiya pencegahan ovulasi.selain itu perubahan pada endometrium mengakibatkan implantasi embrio sulit terjadi dan mukus servik menjadi lebih kental sehingga penetrasi sperma di hambat.proliferasi endometrial biasanya diikuti oleh berkurangnya ketebalan endometrium atau terjadinya regresi endometrium sehinggaa menstruasi menjadi berkurang jumlahnya. Ovulasi biasanya terjadi lagi dalam 3 sklus menstruasi setelah pemakaian kontrasepsi oral di hentikan bahkan pada sbagian wanita ovulasi tidak terjadi dan mengalami amenorrhoea sampai 6 bulan atau lebih.
kontrasepsi oral tipe kombinasi ini mengandung suatu estrogen seperti ethinil,estradiol, mestranol, dan satu dari beberapa 19-nortestoteron progestins, yang di gunakan secara sklus selama 21 dari 28 hari.digunakan sebagai kontrasepsi estrogen menekan FSH dan LH sehingga menghambat ovulasi dan menyebabkan perubahan endometrial edematous sehingga implantasi ovum yang telah dibuahi menjadi sulit terjadi mempercepat ranspor ovum dan menyebabkan degenerasi korpus luteum.
Cara penggunaan dan pendosisan
cara penggunaan Pendosisan
Per oral ( PO ) utuk kontrasepsi Kombinasi monoplasmik : satu tablet digunakan setiap hari dan dimulai pada hari pertama menstruasi serta dilanjutkan selama 21 hari.di hentikan selama 7 hari dimulai lahi untuk siklus berhentinya dengan 21 tablet.
PO untuk kontrasepsi setelah melahirkan Pemakaian kontrasepsi setelah 6 minggu setelah melahirkan jika tidak menyusui. Menysui dapat memperlama periode infertilitas.
PO untuk kontrasepsi setelah aborsi Pemakaian kontrasepsi dimulai segera setelah gestasi diterminasi pada minggu ke 12 atau sebelumnya, atau di mulai delam 1 minggu jika gestasi diakhiri pada minggu ke 13 – 28.
PO untuk kontrasepsi emergensi Penggunaan 2 tablet
PO untuk perdarahan uterin disfungsional Dengan menggunakan kombinasi yang manapun,pemakaian satu tablet setiap hari sampai 4 kali sehari selama 5- 7 hari. Untuk perdarahan akut selanjutnya 1 tablet setiap hari secara siklus seperti penggunaan untuk kontrasepsi selama 3 bulan untuk mencegah perdarahan lebih lanjut.
PO utuk disminirhoea atao endometriosis Dengan menggunakan kombinasi yang manapun pemakaian 1 tablrt setiap hari secara berkelanjutan selam 15 minggu dan diikuti dengan bebas obat selama 1 minnggu .selanjutnya pemakaian yang sama dengan siklus 16 minggu selam 6 – 12 bulan guna menginduksi suatu keadaan pseudopregnant
Kelebihan :
• Mudah didapat
• Siklus haid lebih teratur
• Lapisan endometrium lebih tipis: darah haid, anemia lebi rendah
• Disminore turun resikonya
• Menurunkan resiko ca ovarium dan endometrium
• Kista ovarium turun
• Acne turun
Kekurangan :
• Harus diminum setiap hari.
• Tidak semua wanita disarankan menggunakan pil, yaitu:
- ibu menyusui
- perokok
- berusia 40 tahun ke atas
- memiliki problema kesehatan apa pun seperti kejang, TBC, kanker, hipertensi, diabetes, hepatitis, jantung pernah stroke, dan lainnya.
• Menimbulkan efek samping:
- terjadi pendarahan tidak teratur di luar masa haid.
- mual-mual
- sakit kepala
b. Pil Kontrasepsi Oral Tipe Sekuensial
Terdiri dari 14-15 pil kontrasepsi oral yang berisi derivat estrogen dan 7 pil berikutnya berisi kombinasi estrogen dan progestin. Cara penggunaannya sama dengan tipe kombinasi. Efektivitasnya sedikit lebih rendah dan lebih sering menyebabkan hal-hal yang tidak diinginkan.
c. Pil Kontrasepsi Oral Tipe Pil Mini
Hanya berisi derivat progestin, noretindron atau norgestrel, dosis kecil, terdiri dari 21-22 pil. Cara pemakaiannya sama dengan cara tipe kombinasi.
Kelebihan :
• Dapat digunakan untuk ibu menyusui
• Mudah didapat
Kekurangan :
• pendarahan tidak teratur
• haid tidak datang
• terkadang muncul sakit kepal
d. Pil Kontrasepsi Oral Tipe Pil Pascasanggama (Morning After Pill)
Berisi dietilstilbestrol 25 mg, diminum 2 kali sehari, dalam waktu kurang dari 72 jam pascasanggama, selama 5 hari berturut-turut.
CARA MINUM OC
OC harus diminum tiap hari dengan cara mengikuti petunjuk nama hari yang tertera Di blisternya. Untuk memulai blister pertama Anda, mulailah minum pil pada hari pertama haid, misalnya: Anda mendapat haid pada hari Rabu maka ambil pil yang dibawahnya ada tanda Rabu. Lanjutkan minum pil setiap hari sampai habis (21 hari) yang pasti jatuh pada hari Selasa. Kemudian berhenti minum pil selama 7 hari (akan terjadi menstruasi). Setelah 7 hari bebas pil ini, lanjutkan minum pil dari kemasan yang baru pada hari Rabu lagi, jadi untuk blister ke-2 dst, selalu ikuti siklus 21 hari minum pil +7 hari bebas tablet.
Efek Samping Pemakaian Pil
Pemakaian pil dapat menimbulkan efek samping berupa perdarahan di luar haid, rasa mual, bercak hitam di pipi (hiperpigmentasi), jerawat, penyakit jamur pada liang vagina (candidiasis), nyeri kepala, dan penambahan berat badan
2) Susuk KB (Implan)
Disebut alat kontrasepsi bawah kulit, karena dipasang di bawah kulit pada lengan kiri atas. Bentuknya semacam tabung-tabung kecil atau pembungkus plastik berongga dan ukurannya sebesar batang korek api. Susuk dipasang seperti kipas dengan enam buah kapsul. Di dalamnya berisi zat aktif berupa hormon. Susuk tersebut akan mengeluarkan hormon sedikit demi sedikit. Jadi, konsep kerjanya menghalangi terjadinya ovulasi dan menghalangi migrasi sperma. Pemakaian susuk dapat diganti setiap 5 tahun, 3 tahun, dan ada juga yang diganti setiap tahun. Penggunaan kontrasepsi ini
Antibiotik dan Antijamur
Diposting oleh: Unknown -
2.1 Pengertian Antibiotik dan Antijamur
2.11. ANTIBIOTIKA
Antibiotika (L.anti = lawan, bios = hidup) adalah zat-zat kimia yang dihasilkan oleh fungi dan bakteri, yang memiliki khasiat mematikan atau menghambat pertumbuhan kuman, sedangkan toksisitasnya bagi manusia relative kecil. Turunan zat tersebut yang di buat secara semi-sinfetis. Senyawa sentitasdengan khasiat antibakteri lazimnya disebut antibiotika.
Antibiotika adalah segolongan senyawa, baik alami maupun sintetik, yang mempunyai efek menekan atau menghentikan suatu proses biokimia di dalam organisme, khususnya dalam proses infeksi oleh bakteri.
Kegiatan antibiotik untuk pertama kalinya ditemukan oleh dr. Alexander Fleming (inggris, 1928, penisilin). Tetapi penemuan ini baru di kembangkan dan digunakan pada permulaan Perang Dunia II tahun 1941, ketika obat-obat antibiotika sangat di perlukan untuk menanggulangi infeksi dari luka-luka akibat pertempuran.
Lazimnya antibiotika dibuat secara mikrobiologi, yaitu fungsi di biakan dalam tangki-tangki besar bersama zat-zat gizi khusus. Oksigen atau udara steril disalurkan kedalam cairan pembiakan guna mempercepat pertumbuhan fungsi dan meningkatkan produksi antibiotikumnya. Setelah di isolasi dari cairan kultur, antibiotikum dimurnikan dan aktivitasnya di temukan.
Antibiotik termasuk jenis obat yang cukup sering diresepkan dalam pengobatan modern. Antibiotik adalah zat yang membunuh atau menghambat pertumbuhan bakteri.
Jenis antibiotik itu juga membunuh bakteri lainnya yang sangat berguna untuk tubuh. Antibiotik yang termasuk kategori itu adalah cephalosporin. Penyakit yang disebabkan virus tidak dapat diberikan antibiotik. Misalnya, sakit flu atau pilek. Sebab, antibiotik tidak dapat membunuh virus karena virus dapat mati sendiri, asal daya tahan tubuh penderita meningkat atau membaik. Meski begitu, dalam perkembangannya, saat ini ada antibiotik yang dikembangkan untuk membunuh virus.
3
A. Mekanisme kerja
Cara kerja yang terpenting adalah perintangan sintesa protein sehingga kuman musnah atau tidak berkembang lagi,misalnya kloramfenoikol,tetrasiklin,aminoglikosida,makrolida,dan limkomisin.
Selain itu beberapa antibiotik bekerja terhadap dinding sel (penisilin dan sefalosporin) atau membran sel (polomiksin,zat-zat polyen dan imidasol).
Antibiotik tidak aktif terhadap kebanyakan virus kecil , mungkin karna virus tidak memiliki proses metabolisme sesungguhnya, melainkan tergantung seluruhnya dari proses tuan rumah.
B. Aktifitasnya
Pada umumnya aktifitas dinyatakan dengan satuan berat (mg) kecuali zat-zat yang belum dapat diperoleh 100% murni dan trdiri dari campuran beberapa zat misalnya : polomiksin B , basitrasin, dan nistatin yang aktifitasnya selalu ditinyatakan dengan satuan intrnasional.Begitu pula senyawa kompleks dari penisilin,yakni prokain dan benzatin-penisilin.
C. Pengunaan
Antibiotik digunakan untuk mengobati berbagai jenis infeksi akibat kuman atau juga prevensi infeksi misalnya : pada pembedahan besar secara profilaktis juga diberikan pada pasien dengan sendi dan kep jantung buatan juga digunakan sebelum cabut gigi.
Dibawah ini akan dibahas berturut-turut kelompok antibiotik penisil dan sefalosforin , tetrasiklin, kloramfenikol, vankomisin, asam fusidat.
Penisilin
Penisilin dipeoleh dari jamur penicillium chrysogenum dari berbagai macam virus yang dihasilkan perbedaannya hanya terletak pada gugusan samping R saja.
Penisilin dan turunanya bersifat bakterisid terhadap kuman gram positif (khususnya cocci)dan hanya beberapakuman gram negative.Penisilin termasuk antibiotika spectrum sempit,begitu pula penisili-v dan analognya.
4
Ampisilin dan turunanya serta sefalosporin memiliki spectrum yang lebih luas yang meliputi banyak gram negative antara lain H influenza,E.coli,dan
P.mirabilis.Berapa sefalosporin bahkan aktif terhadap kuman “sulit seodomonas sebagaimana telah diutarakan , antibiotika bakterisid ini tidak dapat di kombinasikan dengan la dan baktriosstatika seperti tetrasiklin , kloramfenikol , eloktromisin , dan pertumbuhan sel dan didingnya.
Pengolonga Penisilin
Penisilin dapat dibagi dalam berbagai jenis menurut aktifitas dan retensunya terhadap laktase sebagai berikut:
A. zat-zat sprektum sempit : benzil penisilin-V dan penitisilin .Zat-zat ini terutama aktif pada kuman gram positif dan diuraikan penisilinaso.
B. Zat-zat tahan laktanase : metisilin kloksasilin dan fluklosasilin.Zat ini hanya aktif terhadap stafilokok dan strepkok.
C. Zat zat spectrum luas : amoksilin dan ampisilin, aktif terhadap kuman -kuman gram positif dan sejumlah kuman gram negative kecuali antara lain pseudomonas, klepsiella dan B. fragilis..
• Untuk ibu hamil dan laktasi
Semua obat penisilin dianggap aman bagi ibu hamil dan menyusui, walaupun dalam jumlah kecil terdapat dalam darah janin dan air susu ibu.
Sefalosporin.
Sefalosporin termaksud antibiotikate lak-tam dengan sturktur , khasiat dan sifat yang banyak mirip penisilin.Diperoleh secara semisintesis dari sefalosporin C yang dihasilkan jamur cephalosporium acremonium.
• untuk ibu hamil dan laktasi
Sefalosporin dapat dengan mudah melintasi plasenta, tapi kadarnya dalam darah janin lebih rendah daripada ibunya. Sefalotin dan sefaleksin telah digunakan selama kehamilan tanpa adanya laporan buruk bagi bayi,. sefalosporin banyak terdapat pada air susu ibu.
5
Tetrasiklin
Senyawa tetrasilklin diperoleh dari sterptomices aureofacien ( klorte-trasiklin) dan streptomisin primosus ( oksite-trasiklin ). Khasiatnya bersifat bakteorio statis, hanya melalui injeksi intra vena dapat dicapai kadar plasma yang bakterisid lemah. Spectrum kerjanya luas dan meliputi banyak cocaci gram positif dan negative serta kebanyakan bacilli kecuali pseoudomonas dan proteus.
• Untuk ibu hamil
Dapat menghambat pembentukan tulang yang mengakibatkan tulang menjadi lebih rapuh dan klasifikasi gigi terpengaruh secara buruk, semua tetrasiklin tidak boleh diberikan setelah bulan ke empat dari kehamilan dan pada anak-anak sampai usia delapan tahun.
Kloramfenikol
Bersifat bakteoritas terhadap enterobakter dan staph. Kloramfenikol bekerja bakterisin terhadap str.pneumoniae, nesiss menginitides dan influenza.
• Kehamilan dan laktasi
Tiadk dianjurkan khusunya selama minggu terakhir dari kehamilan karena dapat menimbulkan sianosis dan hipotermia pada neonatus. Berhubungan ke plasenta dan mencapai air susu ibu, maka tidak boleh diberikan selama laktasi.
Asam fusidat
Antibiotikum ini dihasilkan oleh jamur fungi sidium kokineum.Dapat digunakan secara oaral atau intra vena pada infeksi stafilokokus, khususnya bila terdapat resistensi dan hipersensifitas terhadap penisilin atau obat lain.
• Kehamilan dan laktasi
Jika di konsumsi pada akhir kehamilan dapat mengakibatkan antara lain penyakit kuning (icterus) pada bayi.zat ini melintasi plasenta dan terdapat pada air susu ibu.
6
2.12. Antijamur
Preparat vaginal adalah sediaan obat yang diperuntukkan untuk permasalahan pada alat kewanitaan seperti keputihan. Salah satu fungsi utama preparat vaginal yang tersedia di Indonesia adalah sebagai obat keputihan yang beragam penyebabnya.
Salah satu penyebab keputihan adalah infeksi, infeksi disebabkan oleh jamur, bakteri atau virus. Infeksi terbanyak penyebab keputihan adalah jamur dan parasit Trichomonas, sehingga preparat vaginal di Indonesia banyak diperuntukkan untuk infeksi jamur dengan beragam bentuk sediaan.
Obat antijamur terdiri dari beberapa kelompok yaitu : kelompok polyene (amfoterisin B, nistatin, natamisin), kelompok azol (ketokonazol, ekonazol, klotrimazol, mikonazol, flukonazol, itrakonazol), allilamin (terbinafin), griseofulvin, dan flusitosin.
A. Penggunaan:
Azol
Antijamur azol merupakan senyawa sintetik dengan aktivitas spektrum yang luas, yang diklasifikasi sebagai imidazol (mikonazol dan ketokonazol) atau triazol (itrakonazol dan flukonazol) bergantung kepada jumlah kandungan atom nitrogennya ada 2 atau 3. Struktur kimia dan profil farmakologis ketokonazol dan itrakonazol sama, flukonazol unik karena ukuran molekulnya yang kecil dan lipofilisitasnya yang lebih kecil. Pada jamur yang tumbuh aktif, azol menghambat 14-α- demetilase, enzim yang bertanggung jawab untuk sintesis ergosterol, yang merupakan sterol utama membran sel jamur. Pada konsentrasi tinggi, azol menyebabkan K+ dan komponen lain bocor keluar dari sel jamur.
7
Flukonazol
Fluconazole merupakan jenis obat-obatan yang ampuh untuk mengatasi meningitis cryptococcal, tetapi tidak boleh dijadikan prioritas utama untuk pasien pengidap AIDS kecuali jika terdapat alasan-alasan tertentu. Fluconazole terbukti lebih efektif dan lebih dapat ditoleransi dibandingkan amphotericin B untuk mengobati atau mencegah terjadinya cryptococcosis pada pasien penderita AIDS.
Fluconazole saat ini menjadi jenis obat yang menjadi pilihan banyak dokter untuk mengobati pasien penderita meningitis coccidioidal. Syaratnya, pasien tersebut harus tetap mengkonsumsi fluconazole selama hidupnya agar mencegah munculnya kembali penyakit yang sama.
Nystatin
Nystatin adalah obat antijamur polien untuk jamur dan ragi yang sensitif terhadap obat ini termasuk Candida sp. Di dalam darah sangat berbahaya bagi tubuh, tetapi dengan sifatnya yang tidak bisa melewati membran kulit sangat baik untuk digunakan sebagai obat pemakaian luar saja. Tetapi dalam penggunaannya harus hati-hati jangan digunakan pada luka terbuka.
Griseofulvin
Griseofulvin, suatu obat jamur, juga dilaporkan memiliki efek yang serupa, yaitu mengurangi efek kontrasepsi oral. Obat jamur lain yang dilaporkan dapat menurunkan potensi pil KB adalah itraconazole, namun mekanismenya belum diketahui secara pasti. Yang menarik, obat kelompok triazol yang lain yaitu ketaconazole, dan fluconazole, dilaporkan menghambat enzim sitokrom P450, yang berarti mengurangi metabolisme pil KB menjadi bentuk tak aktifnya, yang pada gilirannya meningkatkan efek pil KB-nya. Namun karena belum ada data epidemiologi yang akurat, masih sulit untuk menyimpulkan secara pasti interaksi obat jamur dengan kontrasepsi oral.
8
2.13 STUDI KASUS
Belakangan nyonya Susi gelisah. Sudah seminggu ini haidnya terlambat. Apakah nyonya Susi hamil? Padahal dia tidak pernah lupa minum pil KB. Mereka belum berencana menambah anak lagi. Beberapa waktu lalu dia juga punya keluhan seperti keputihan dan gatal di sekitar organ kewanitaannya. Dokter memberinya obat antijamur griseofulvin. Adakah hubungan antara pil KB/kontrasepsi oral dengan antijamur yang dia minum ?
Jawaban:
Hingga sekarang, interaksi obat antara pil KB dan obat antimikroba (antibiotika dan antijamur) masih menjadi kontroversi. Sebagian dokter/klinisi melaporkan adanya sejumlah wanita yang gagal ber-KB karena minum antibiotika selama penggunaan pil KB, terutama tetrasiklin atau golongan penisilin, sementara para ilmuwan belum bisa mengklaim secara kuat bahwa penggunaan secara bersama dua obat tersebut menurunkan konsentrasi obat kontrasepsi oral dalam darah, terutama etinil estradiol (senyawa aktif dalam pil KB).
• Mekanisme terjadinya interaksi antara pil KB dengan obat antibiotika/antijamur ?
Etinil estradiol adalah estrogen pilihan yang banyak digunakan dalam pil KB, dan merupakan senyawa yang aktif utama pil KB. Dari total zat aktif dalam satu pil, hanya kira-kira 40-50 %-nya saja yang dapat mencapai peredaran darah sistemik dalam bentuk tidak berubah, dengan rentang variasi individual berkisar 10 s/d 70%. Sisanya dimetabolisir selama “first pass metabolisme” melalui saluran pencernaan dan liver/hati. Etinil estradiol yang telah melalui peredaran darah akan diserap oleh tubuh, dan sisa yang tidak terserap akan mengalami konjugasi dengan senyawa sulfat, terutama di dinding saluran cerna, lalu ditranspor di pembuluh darah vena ke dalam liver dimana akan terjadi hidroksilasi dan konjugasi dengan asam glukoronat.
9
Dengan proses metabolisme ini, etinil estradiol berubah menjadi senyawa yang tidak aktif, yang pada akhirnya akan dikeluarkan melalui feses/tinja.
Griseofulvin, suatu obat jamur, juga dilaporkan memiliki efek yang serupa, yaitu mengurangi efek kontrasepsi oral. Obat jamur lain yang dilaporkan dapat menurunkan potensi pil KB adalah itraconazole, namun mekanismenya belum diketahui secara pasti. Yang menarik, obat kelompok triazol yang lain yaitu ketaconazole, dan fluconazole, dilaporkan menghambat enzim sitokrom P450, yang berarti mengurangi metabolisme pil KB menjadi bentuk tak aktifnya, yang pada gilirannya meningkatkan efek pil KB-nya. Namun karena belum ada data epidemiologi yang akurat, masih sulit untuk menyimpulkan secara pasti interaksi obat jamur dengan kontrasepsi oral.
2.11. ANTIBIOTIKA
Antibiotika (L.anti = lawan, bios = hidup) adalah zat-zat kimia yang dihasilkan oleh fungi dan bakteri, yang memiliki khasiat mematikan atau menghambat pertumbuhan kuman, sedangkan toksisitasnya bagi manusia relative kecil. Turunan zat tersebut yang di buat secara semi-sinfetis. Senyawa sentitasdengan khasiat antibakteri lazimnya disebut antibiotika.
Antibiotika adalah segolongan senyawa, baik alami maupun sintetik, yang mempunyai efek menekan atau menghentikan suatu proses biokimia di dalam organisme, khususnya dalam proses infeksi oleh bakteri.
Kegiatan antibiotik untuk pertama kalinya ditemukan oleh dr. Alexander Fleming (inggris, 1928, penisilin). Tetapi penemuan ini baru di kembangkan dan digunakan pada permulaan Perang Dunia II tahun 1941, ketika obat-obat antibiotika sangat di perlukan untuk menanggulangi infeksi dari luka-luka akibat pertempuran.
Lazimnya antibiotika dibuat secara mikrobiologi, yaitu fungsi di biakan dalam tangki-tangki besar bersama zat-zat gizi khusus. Oksigen atau udara steril disalurkan kedalam cairan pembiakan guna mempercepat pertumbuhan fungsi dan meningkatkan produksi antibiotikumnya. Setelah di isolasi dari cairan kultur, antibiotikum dimurnikan dan aktivitasnya di temukan.
Antibiotik termasuk jenis obat yang cukup sering diresepkan dalam pengobatan modern. Antibiotik adalah zat yang membunuh atau menghambat pertumbuhan bakteri.
Jenis antibiotik itu juga membunuh bakteri lainnya yang sangat berguna untuk tubuh. Antibiotik yang termasuk kategori itu adalah cephalosporin. Penyakit yang disebabkan virus tidak dapat diberikan antibiotik. Misalnya, sakit flu atau pilek. Sebab, antibiotik tidak dapat membunuh virus karena virus dapat mati sendiri, asal daya tahan tubuh penderita meningkat atau membaik. Meski begitu, dalam perkembangannya, saat ini ada antibiotik yang dikembangkan untuk membunuh virus.
3
A. Mekanisme kerja
Cara kerja yang terpenting adalah perintangan sintesa protein sehingga kuman musnah atau tidak berkembang lagi,misalnya kloramfenoikol,tetrasiklin,aminoglikosida,makrolida,dan limkomisin.
Selain itu beberapa antibiotik bekerja terhadap dinding sel (penisilin dan sefalosporin) atau membran sel (polomiksin,zat-zat polyen dan imidasol).
Antibiotik tidak aktif terhadap kebanyakan virus kecil , mungkin karna virus tidak memiliki proses metabolisme sesungguhnya, melainkan tergantung seluruhnya dari proses tuan rumah.
B. Aktifitasnya
Pada umumnya aktifitas dinyatakan dengan satuan berat (mg) kecuali zat-zat yang belum dapat diperoleh 100% murni dan trdiri dari campuran beberapa zat misalnya : polomiksin B , basitrasin, dan nistatin yang aktifitasnya selalu ditinyatakan dengan satuan intrnasional.Begitu pula senyawa kompleks dari penisilin,yakni prokain dan benzatin-penisilin.
C. Pengunaan
Antibiotik digunakan untuk mengobati berbagai jenis infeksi akibat kuman atau juga prevensi infeksi misalnya : pada pembedahan besar secara profilaktis juga diberikan pada pasien dengan sendi dan kep jantung buatan juga digunakan sebelum cabut gigi.
Dibawah ini akan dibahas berturut-turut kelompok antibiotik penisil dan sefalosforin , tetrasiklin, kloramfenikol, vankomisin, asam fusidat.
Penisilin
Penisilin dipeoleh dari jamur penicillium chrysogenum dari berbagai macam virus yang dihasilkan perbedaannya hanya terletak pada gugusan samping R saja.
Penisilin dan turunanya bersifat bakterisid terhadap kuman gram positif (khususnya cocci)dan hanya beberapakuman gram negative.Penisilin termasuk antibiotika spectrum sempit,begitu pula penisili-v dan analognya.
4
Ampisilin dan turunanya serta sefalosporin memiliki spectrum yang lebih luas yang meliputi banyak gram negative antara lain H influenza,E.coli,dan
P.mirabilis.Berapa sefalosporin bahkan aktif terhadap kuman “sulit seodomonas sebagaimana telah diutarakan , antibiotika bakterisid ini tidak dapat di kombinasikan dengan la dan baktriosstatika seperti tetrasiklin , kloramfenikol , eloktromisin , dan pertumbuhan sel dan didingnya.
Pengolonga Penisilin
Penisilin dapat dibagi dalam berbagai jenis menurut aktifitas dan retensunya terhadap laktase sebagai berikut:
A. zat-zat sprektum sempit : benzil penisilin-V dan penitisilin .Zat-zat ini terutama aktif pada kuman gram positif dan diuraikan penisilinaso.
B. Zat-zat tahan laktanase : metisilin kloksasilin dan fluklosasilin.Zat ini hanya aktif terhadap stafilokok dan strepkok.
C. Zat zat spectrum luas : amoksilin dan ampisilin, aktif terhadap kuman -kuman gram positif dan sejumlah kuman gram negative kecuali antara lain pseudomonas, klepsiella dan B. fragilis..
• Untuk ibu hamil dan laktasi
Semua obat penisilin dianggap aman bagi ibu hamil dan menyusui, walaupun dalam jumlah kecil terdapat dalam darah janin dan air susu ibu.
Sefalosporin.
Sefalosporin termaksud antibiotikate lak-tam dengan sturktur , khasiat dan sifat yang banyak mirip penisilin.Diperoleh secara semisintesis dari sefalosporin C yang dihasilkan jamur cephalosporium acremonium.
• untuk ibu hamil dan laktasi
Sefalosporin dapat dengan mudah melintasi plasenta, tapi kadarnya dalam darah janin lebih rendah daripada ibunya. Sefalotin dan sefaleksin telah digunakan selama kehamilan tanpa adanya laporan buruk bagi bayi,. sefalosporin banyak terdapat pada air susu ibu.
5
Tetrasiklin
Senyawa tetrasilklin diperoleh dari sterptomices aureofacien ( klorte-trasiklin) dan streptomisin primosus ( oksite-trasiklin ). Khasiatnya bersifat bakteorio statis, hanya melalui injeksi intra vena dapat dicapai kadar plasma yang bakterisid lemah. Spectrum kerjanya luas dan meliputi banyak cocaci gram positif dan negative serta kebanyakan bacilli kecuali pseoudomonas dan proteus.
• Untuk ibu hamil
Dapat menghambat pembentukan tulang yang mengakibatkan tulang menjadi lebih rapuh dan klasifikasi gigi terpengaruh secara buruk, semua tetrasiklin tidak boleh diberikan setelah bulan ke empat dari kehamilan dan pada anak-anak sampai usia delapan tahun.
Kloramfenikol
Bersifat bakteoritas terhadap enterobakter dan staph. Kloramfenikol bekerja bakterisin terhadap str.pneumoniae, nesiss menginitides dan influenza.
• Kehamilan dan laktasi
Tiadk dianjurkan khusunya selama minggu terakhir dari kehamilan karena dapat menimbulkan sianosis dan hipotermia pada neonatus. Berhubungan ke plasenta dan mencapai air susu ibu, maka tidak boleh diberikan selama laktasi.
Asam fusidat
Antibiotikum ini dihasilkan oleh jamur fungi sidium kokineum.Dapat digunakan secara oaral atau intra vena pada infeksi stafilokokus, khususnya bila terdapat resistensi dan hipersensifitas terhadap penisilin atau obat lain.
• Kehamilan dan laktasi
Jika di konsumsi pada akhir kehamilan dapat mengakibatkan antara lain penyakit kuning (icterus) pada bayi.zat ini melintasi plasenta dan terdapat pada air susu ibu.
6
2.12. Antijamur
Preparat vaginal adalah sediaan obat yang diperuntukkan untuk permasalahan pada alat kewanitaan seperti keputihan. Salah satu fungsi utama preparat vaginal yang tersedia di Indonesia adalah sebagai obat keputihan yang beragam penyebabnya.
Salah satu penyebab keputihan adalah infeksi, infeksi disebabkan oleh jamur, bakteri atau virus. Infeksi terbanyak penyebab keputihan adalah jamur dan parasit Trichomonas, sehingga preparat vaginal di Indonesia banyak diperuntukkan untuk infeksi jamur dengan beragam bentuk sediaan.
Obat antijamur terdiri dari beberapa kelompok yaitu : kelompok polyene (amfoterisin B, nistatin, natamisin), kelompok azol (ketokonazol, ekonazol, klotrimazol, mikonazol, flukonazol, itrakonazol), allilamin (terbinafin), griseofulvin, dan flusitosin.
A. Penggunaan:
Azol
Antijamur azol merupakan senyawa sintetik dengan aktivitas spektrum yang luas, yang diklasifikasi sebagai imidazol (mikonazol dan ketokonazol) atau triazol (itrakonazol dan flukonazol) bergantung kepada jumlah kandungan atom nitrogennya ada 2 atau 3. Struktur kimia dan profil farmakologis ketokonazol dan itrakonazol sama, flukonazol unik karena ukuran molekulnya yang kecil dan lipofilisitasnya yang lebih kecil. Pada jamur yang tumbuh aktif, azol menghambat 14-α- demetilase, enzim yang bertanggung jawab untuk sintesis ergosterol, yang merupakan sterol utama membran sel jamur. Pada konsentrasi tinggi, azol menyebabkan K+ dan komponen lain bocor keluar dari sel jamur.
7
Flukonazol
Fluconazole merupakan jenis obat-obatan yang ampuh untuk mengatasi meningitis cryptococcal, tetapi tidak boleh dijadikan prioritas utama untuk pasien pengidap AIDS kecuali jika terdapat alasan-alasan tertentu. Fluconazole terbukti lebih efektif dan lebih dapat ditoleransi dibandingkan amphotericin B untuk mengobati atau mencegah terjadinya cryptococcosis pada pasien penderita AIDS.
Fluconazole saat ini menjadi jenis obat yang menjadi pilihan banyak dokter untuk mengobati pasien penderita meningitis coccidioidal. Syaratnya, pasien tersebut harus tetap mengkonsumsi fluconazole selama hidupnya agar mencegah munculnya kembali penyakit yang sama.
Nystatin
Nystatin adalah obat antijamur polien untuk jamur dan ragi yang sensitif terhadap obat ini termasuk Candida sp. Di dalam darah sangat berbahaya bagi tubuh, tetapi dengan sifatnya yang tidak bisa melewati membran kulit sangat baik untuk digunakan sebagai obat pemakaian luar saja. Tetapi dalam penggunaannya harus hati-hati jangan digunakan pada luka terbuka.
Griseofulvin
Griseofulvin, suatu obat jamur, juga dilaporkan memiliki efek yang serupa, yaitu mengurangi efek kontrasepsi oral. Obat jamur lain yang dilaporkan dapat menurunkan potensi pil KB adalah itraconazole, namun mekanismenya belum diketahui secara pasti. Yang menarik, obat kelompok triazol yang lain yaitu ketaconazole, dan fluconazole, dilaporkan menghambat enzim sitokrom P450, yang berarti mengurangi metabolisme pil KB menjadi bentuk tak aktifnya, yang pada gilirannya meningkatkan efek pil KB-nya. Namun karena belum ada data epidemiologi yang akurat, masih sulit untuk menyimpulkan secara pasti interaksi obat jamur dengan kontrasepsi oral.
8
2.13 STUDI KASUS
Belakangan nyonya Susi gelisah. Sudah seminggu ini haidnya terlambat. Apakah nyonya Susi hamil? Padahal dia tidak pernah lupa minum pil KB. Mereka belum berencana menambah anak lagi. Beberapa waktu lalu dia juga punya keluhan seperti keputihan dan gatal di sekitar organ kewanitaannya. Dokter memberinya obat antijamur griseofulvin. Adakah hubungan antara pil KB/kontrasepsi oral dengan antijamur yang dia minum ?
Jawaban:
Hingga sekarang, interaksi obat antara pil KB dan obat antimikroba (antibiotika dan antijamur) masih menjadi kontroversi. Sebagian dokter/klinisi melaporkan adanya sejumlah wanita yang gagal ber-KB karena minum antibiotika selama penggunaan pil KB, terutama tetrasiklin atau golongan penisilin, sementara para ilmuwan belum bisa mengklaim secara kuat bahwa penggunaan secara bersama dua obat tersebut menurunkan konsentrasi obat kontrasepsi oral dalam darah, terutama etinil estradiol (senyawa aktif dalam pil KB).
• Mekanisme terjadinya interaksi antara pil KB dengan obat antibiotika/antijamur ?
Etinil estradiol adalah estrogen pilihan yang banyak digunakan dalam pil KB, dan merupakan senyawa yang aktif utama pil KB. Dari total zat aktif dalam satu pil, hanya kira-kira 40-50 %-nya saja yang dapat mencapai peredaran darah sistemik dalam bentuk tidak berubah, dengan rentang variasi individual berkisar 10 s/d 70%. Sisanya dimetabolisir selama “first pass metabolisme” melalui saluran pencernaan dan liver/hati. Etinil estradiol yang telah melalui peredaran darah akan diserap oleh tubuh, dan sisa yang tidak terserap akan mengalami konjugasi dengan senyawa sulfat, terutama di dinding saluran cerna, lalu ditranspor di pembuluh darah vena ke dalam liver dimana akan terjadi hidroksilasi dan konjugasi dengan asam glukoronat.
9
Dengan proses metabolisme ini, etinil estradiol berubah menjadi senyawa yang tidak aktif, yang pada akhirnya akan dikeluarkan melalui feses/tinja.
Griseofulvin, suatu obat jamur, juga dilaporkan memiliki efek yang serupa, yaitu mengurangi efek kontrasepsi oral. Obat jamur lain yang dilaporkan dapat menurunkan potensi pil KB adalah itraconazole, namun mekanismenya belum diketahui secara pasti. Yang menarik, obat kelompok triazol yang lain yaitu ketaconazole, dan fluconazole, dilaporkan menghambat enzim sitokrom P450, yang berarti mengurangi metabolisme pil KB menjadi bentuk tak aktifnya, yang pada gilirannya meningkatkan efek pil KB-nya. Namun karena belum ada data epidemiologi yang akurat, masih sulit untuk menyimpulkan secara pasti interaksi obat jamur dengan kontrasepsi oral.
Analgetik-Antipiretik
Diposting oleh: Unknown -
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Kehamilan merupakan proses alamiah dalam kehidupan biologik wanita. Seperti halnya individu-individu lain dalam populasi, maka seorang wanita hamil suatu saat dalam masa kehamilannya memerlukan terapi obat oleh karena gangguan kesehatan yang diderita.Seorang ibu hamil kemungkinan akan menderita berbagai keluhan atau gangguan kesehatan seperti pada populasi pada umumnya, tetapi disamping itu juga dapat menderita berbagai keluhan atau gangguan pada kehamilannya, seringkali diperlukan farmakoterapi. Kenyataan ini mendorong untuk menekan serendah mungkin pemakaian obat selama kehamilan dengan menghindari pemakaian obat secara sembarangan.
Seorang praktisi medik dalam praktek sehari-hari sering dihadapkan pada berbagai permasalahan pengobatan yang kadang memerlukan pertimbangan-pertimbangan khusus, seperti misalnya pengobatan pada wanita dengan kehamilan. Meskipun prinsip dasar dan tujuan terapi pada kelompok tersebut tidak banyak berbeda, tetapi mengingat masing-masing memiliki keistimewaan dalam penatalaksanaan maka diperlukan pendekatan-pendekatan yang sedikit berbeda dengan kelompok dewasa lainnya.
Pertimbangan pengobatan pada keaadaan hamil, tidak hanya saja berdasarkan pada ketentuan dewasa tetapi perlu beberapa penyesuaian dan perhatian lebih besar pada kemungkinan efek obat pada janin.
1.2. Rumusan Masalah
a. Pengertian analgetik-antipiretik
b. Penggunaan analgetik–antipiretik dalam kehamilan
c. Studi kasus analgetik-antipiretik dalam kehamilan
1.3. Tujuan
a. Mengetahui pengertian analgetik-antipiretik
b. Mengetahui penggunaan analgetik-antipiretik dalam kehamilan.
c. Mempelajari studi kasus analgetik-antipiretik dalam kehamilan
1.4. Manfaat
Menambah ilmu pengetahuan tentang obat-obat yang berpengaruh pada kehamilan, dan diharapkan dapat diterapkan pada praktek klinik
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Analgetik-Antipiretik
Analgetik adalah adalah obat yang mengurangi atau melenyapkan rasa nyeri tanpa menghilangkan kesadaran.
Antipiretik adalah obat yang menurunkan suhu tubuh yang tinggi. Jadi analgetik-antipiretik adalah obat yang mengurangi rasa nyeri dan serentak menurunkan suhu tubuh yang tinggi.
Rasa nyeri hanya merupakan suatu gejala, fungsinya memberi tanda tentang adanya gangguan-gangguan di tubuh seperti peradangan, infeksi kuman atau kejang otot. Rasa nyeri disebabkan rangsang mekanis atau kimiawi, kalor atau listrik, yang dapat menimbulkan kerusakan jaringan dan melepaskan zat yan disebut mediator nyeri (pengantara).
Zat ini merangsang reseptor nyeri yang letaknya pada ujung syaraf bebas di kulit, selaput lendir dan jaringan lain. Dari tempat ini rangang dialaihkan melalui syaraf sensoris ke susunan syaraf pusat (SSP), melalui sumsum tulang belakang ke talamus (optikus) kemudian ke pusat nyeri dalam otak besar, dimana rangsang terasa sebagai nyeri.
Cara Pemberantasan Rasa Nyeri:
a. Menghalangi pembentukan rangsang dalam reseptor nyeri perifer oleh analgetik perifer atau oleh anestetik lokal.
b. Menghalangi penyaluran rangsang nyeri dalam syaraf sensoris, misalnya dengan anestetik local.
c. Menghalangi pusat nyeri dalam SSP dengan analgesik sentral (narkotik) atau dengan anestetik umum.
Umumnya cara kerja analgetik-antipiretik adalah dengan menghambat sintesa neurotransmitter tertentu yang dapat menimbulkan rasa nyeri & demam. Dengan blokade sintesa neurotransmitter tersebut, maka otak tidak lagi mendapatkan "sinyal" nyeri, sehingga rasa nyerinya berangsur-angsur menghilang.
2.2 Penggunaan Analgetik-Antipiretik dalam Kehamilan.
Penggunaan obat Analgetik-Antipiretik pada saat mengandung bagi ibu hamil harus diperhatikan. Ibu hamil yang mengkonsumsi obat secara sembarangan dapat menyebabkan cacat pada janin. Sebagian obat yang diminum oleh ibu hamil dapat menembus plasenta sampai masuk ke dalam sirkulasi janin, sehingga kadarnya dalam sirkulasi bayi hampir sama dengan kadar dalam darah ibu yang dalam beberapa situasi akan membahayakan bayi.
Pengaruh buruk obat terhadap janin, secara umum dapat bersifat toksik, teratogenik, maupun letal tergantung pada sifat obat dan umur kehamilan pada saat minum obat. Pengaruh toksik adalah jika obat yang diminum selama masa kehamilan menyebabkan terjadinya gangguan fisiologik atau bio-kimiawi dari janin yang dikandung, dan biasanya gejalanya baru muncul beberapa saat setelah kelahiran. Pengaruh obat bersifat teratogenik, jika menyebabkan terjadinya malformasi anatomic (kelainan/kekurangan organ tubuh) pada pertumbuhan organ janin. Pengaruh teratogenik ini biasanya terjadi pada dosis subletal. Sedangkan pengaruh obat yang bersifat letal adalah yang mengakibatkan kematian janin dalam kandungan.
Secara umum pengaruh obat pada janin dapat beragam sesuai dengan fase-fase berikut:
1. Fase Implantasi yaitu pada umur kehamilan kurang dari 3 minggu.Pada fase ini obat dapat member pengaruh buruk atau mingkin tidak sama sekali.Jika terjadi pengaruh buruk biasanya menyebabkan kematian embrio atau berakhirnya kehamilan (abortus).
2. Fase Embrional atau Organogenesis,yaitu pada umur kehamilan antara 4-8 minggu.Pada fase ini terjadi diferensiasi pertumbuhan untuk pembentukan organ-organ tubuh, sehingga merupakan fase yang paling peka untuk terjadinya malformasi anatomik (pengaruh teratogenik). Selama embriogenesis kerusakan bergantung pada saat kerusakan terjadi, karena selama waktu itu organ-organ dibentuk dan blastula mengalami deferensiasi pada waktu yang berbeda-beda. Jika blastula yang dipengaruhi masih belum berdeferensiasi dan kerusakan tidak letal maka terdapat kemungkinan untuk restitutio ad integrum. Sebaliknya jika bahan yang merugikan mencapai blastula yang sedang dalam fase deferensiasi maka terjadi cacat (pembentukan salah)Berbagai pengaruh buruk yang terjadi pada fase ini antara lain:
Gangguan fungsional atau metabolic yang permanen yang biasanya baru muncul kemudian jadi tidak timbul secara langsung pada saat kehamilan
Pengaruh letal berupa kematian janin atau terjadinya abortus
Pengaruh sub-letal,tidak terjadi kematian janin tetapi terjadi malformasi anatomik (struktur) pertumbuhan organ atau pengaruh teratogenik. Kata teratogenik sendiri berasal dari bahasa yunani yang berarti monster.
3. Fase Fetal yaitu pada trimester kedua dan ketiga kehamilan.Dalam fase ini terjadi maturasi dan pertumbuhan lebih lanjut dari janin.Pengaruh buruk senyawa asing bagi janin dalam fase ini dapat berupa gangguan pertumbuhan baik terhadap fungsi-fungsi fisiologik atau biokimiawi organ-organ.
Keluhan nyeri selama masa kehamilan umum di jumpai. Hal ini berkaitan dengan masalah fisiologis dari si ibu karena adanya karena adanya tarikan otot-otot dan sendi karena kehamilan maupun sebab-sebab yang lain.Untuk nyeri yang tidak berkaitan dengan proses radang,pemberian obat pengurang nyeri biasanya dilakukan dalam jangka waktu relatife pendek.Untuk nyeri yang berkaitan dengan proses radang,umunya diperlukan pengobatan dalam waktu tertentu. Penilaian yang seksama terhadap pereda nyeri perlu dilakukan agar dapat ditentukan pilihan jenis obat yang paling tepat.
Pemakaian NSAID(Non steroid anti infamantory Drug ) sebaiknya dihindari pada TM III. Obat-obat tersebut menghambat sintesis prostaglandin dan ketika diberikan pada wanita hamil dapat menyebabkan penutupan ductus arteriousus, gangguan pembentukan ginjal janin, menghambat agregasi trombosit dan tertundanya persalinan dan kelahiran. Pengobatan NSAID selama trimester akhir kehamilan diberikan sesuai dengan indikasi. Selama beberapa hari sebelum hari perkiraan lahir, obat-obat ini sebaiknya dihindari. Yang termasuk golongan ini adalah diklofenac, diffunisal, ibuprofen, indomethasin, ketoprofen, ketorolac, asam mefenamat, nabumeton, naproxen, phenylbutazon, piroksikam, sodium salisilat, sulindac, tenoksikam, asam tioprofenic mempunyai mekanisme lazim untuk menghambat sintesa prostaglandin yang terlibat dalam induksi proses melahirkan, NSAID dapat memperpanjang masa kehamilan.
Berikut contoh obat-obat analgesik antipiretik yang beredar di Indonesia:
1. Paracetamol
Paracetamol merupakan analgesik-antipiretik dan anti-inflamasi non-steroid (AINS) yang memiliki efek analgetik (menghilangkan rasa nyeri), antipiretik (menurunkan demam), dan anti-inflamasi (mengurangi proses peradangan).
Paracetamol paling aman jika diberikan selama kehamilan. Parasetamol dalam dosis tinggi dan jangka waktu pemberian yang lama bisa menyebabkan toksisitas atau keracunan pada ginjal. sehingga dikategorikan sebagai analgetik-antipiretik. Golongan analgetik-antipiretik adalah golongan analgetik ringan.Parasetamol merupakan contoh obat dalam golongan ini.Beberapa macam merk dagang, contohnya Parasetamol (obat penurun panas atau penghilang nyeri) bisa diperdagangkan dengan merk Bodrex, Panadol, Paramex
2. Antalgin
Antalgin adalah salah satu obat penghilang rasa sakit (analgetik) turunan NSAID, atau Non-Steroidal Anti Inflammatory Drugs. Antalgin lebih banyak bersifat analgetik. Pemakaiannya dihindari saat hamil TM I dan 6 minggu terakhir.
3. Analgesik opiat
. Pemakaian obat-obatan analgetika narkotik pada kelahiran kemungkinan dapat menyebabkan terjadinya depresi respirasi pada janin yang manifest sebagai asfiksia pada waktu lahir. Namun demikian ternyata berdasar penelitian, morfin sendiri tanpa disertai dengan faktor-faktor pendorong lain, baik yang berasal dari ibu atau janin, tidak secara langsung menyebabkan asfiksia. Tetapi hal ini bukan berarti bahwa obat-obat opiate dapat dipakai begitu saja.dalam proses kelahiran. Risiko terjadinya depresi kardiorespirasi harus selalu diperhitungkan pada pemakaian obat-obat analgetika narkotik paada kelahiran. Kemungkinan lain juga dapat terjadi bradikardi pada neonatus. Petidin merupakan analgetika narkotika yang dianggap paling aman untuk pemakaian selama proses persalinan (obstetric-analgesics). Tetapi kenyataannya bayi-bayi yang lahir dari ibu yang mendapatkan petidin selama proses kelahiran menunjukkan skala neuropsikologik lebih rendah dibanding bayi-bayi yang ibunya tidak mendapatkan obat apapun atau yang mendapatkan anestesi lokal. Sehingga karena alasan ini maka pemakaian petidin pada persalinan hanya dibenarkan apabila anestesi epidural memang tidak memungkinkan.
Pemakaian analgetika narkotik selama kehamilan atau persalinan dapat mengurangi kontraktilitas uterus sehingga memperlambat proses kelahiran. Terhadap ibu, karena depresi fungsi otot polos dapat terjadi penurunan motilitas usus dan stasis lambung dengan segala konsekuensinya.
Penyalahgunaan obat-obat analgetika narkotik oleh ibu hamil dapat menyebabkan ketergantungan pada janin dalam kandungan. Hal ini akan manifest dengan munculnya gejala –gejala withdrawl pada bayi yang baru lahir. Gejala-gejala tersebut meliputi muntah, diare, tremor, mudah terangsang sampai kejang.
4. Aspirin
Aspirin menghambat sintesis prostaglandin. Ketika diberikan kepada wanita hamil dapat menyebabkan penutupan prematur ductus arteriousus janin, persalinan dan kelahiran tertunda, meningkatkan waktu perdarahan pada janin maupun ibu karena efek anti plateletnya.Penggunaan aspirin yang kronik di awal kehamilan berhubungan dengan anemia pada wanita hamil. Aspirin terbukti menimbulkan gangguan proses tumbuh kembang janin. Selain itu, aspirin memicu komplikasi selama kehamilan. Bahkan, kandungan aspirin masih ditemukan dalam ASI. Tubuh bayi akan menerima 4-8% dosis aspirin yang dikonsumsi oleh ibu. Penelitina mengatakan bahwa bayi memilim ASI dari ibu yang mengkonsumsi aspirin berisiko untuk menderita Reye’s Syndrome yang merupakan suatu penyakit gangguan fungsi otak dan hati. Karenanya, hindari pemakaian aspirin, terutama selama trimester tiga.
5. Ibuprofen
Ibuprofen merupakan derivat asam propionat yang diperkenalkan banyak negara. Obat ini bersifat analgesik dengan daya antiinflamasi yang tidak terlalu kuat. Efek analgesiknya sama dengan aspirin. Ibuprofen tidak dianjurkan diminum oleh wanita hamil dan menyusui.
1.1. Latar Belakang
Kehamilan merupakan proses alamiah dalam kehidupan biologik wanita. Seperti halnya individu-individu lain dalam populasi, maka seorang wanita hamil suatu saat dalam masa kehamilannya memerlukan terapi obat oleh karena gangguan kesehatan yang diderita.Seorang ibu hamil kemungkinan akan menderita berbagai keluhan atau gangguan kesehatan seperti pada populasi pada umumnya, tetapi disamping itu juga dapat menderita berbagai keluhan atau gangguan pada kehamilannya, seringkali diperlukan farmakoterapi. Kenyataan ini mendorong untuk menekan serendah mungkin pemakaian obat selama kehamilan dengan menghindari pemakaian obat secara sembarangan.
Seorang praktisi medik dalam praktek sehari-hari sering dihadapkan pada berbagai permasalahan pengobatan yang kadang memerlukan pertimbangan-pertimbangan khusus, seperti misalnya pengobatan pada wanita dengan kehamilan. Meskipun prinsip dasar dan tujuan terapi pada kelompok tersebut tidak banyak berbeda, tetapi mengingat masing-masing memiliki keistimewaan dalam penatalaksanaan maka diperlukan pendekatan-pendekatan yang sedikit berbeda dengan kelompok dewasa lainnya.
Pertimbangan pengobatan pada keaadaan hamil, tidak hanya saja berdasarkan pada ketentuan dewasa tetapi perlu beberapa penyesuaian dan perhatian lebih besar pada kemungkinan efek obat pada janin.
1.2. Rumusan Masalah
a. Pengertian analgetik-antipiretik
b. Penggunaan analgetik–antipiretik dalam kehamilan
c. Studi kasus analgetik-antipiretik dalam kehamilan
1.3. Tujuan
a. Mengetahui pengertian analgetik-antipiretik
b. Mengetahui penggunaan analgetik-antipiretik dalam kehamilan.
c. Mempelajari studi kasus analgetik-antipiretik dalam kehamilan
1.4. Manfaat
Menambah ilmu pengetahuan tentang obat-obat yang berpengaruh pada kehamilan, dan diharapkan dapat diterapkan pada praktek klinik
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Analgetik-Antipiretik
Analgetik adalah adalah obat yang mengurangi atau melenyapkan rasa nyeri tanpa menghilangkan kesadaran.
Antipiretik adalah obat yang menurunkan suhu tubuh yang tinggi. Jadi analgetik-antipiretik adalah obat yang mengurangi rasa nyeri dan serentak menurunkan suhu tubuh yang tinggi.
Rasa nyeri hanya merupakan suatu gejala, fungsinya memberi tanda tentang adanya gangguan-gangguan di tubuh seperti peradangan, infeksi kuman atau kejang otot. Rasa nyeri disebabkan rangsang mekanis atau kimiawi, kalor atau listrik, yang dapat menimbulkan kerusakan jaringan dan melepaskan zat yan disebut mediator nyeri (pengantara).
Zat ini merangsang reseptor nyeri yang letaknya pada ujung syaraf bebas di kulit, selaput lendir dan jaringan lain. Dari tempat ini rangang dialaihkan melalui syaraf sensoris ke susunan syaraf pusat (SSP), melalui sumsum tulang belakang ke talamus (optikus) kemudian ke pusat nyeri dalam otak besar, dimana rangsang terasa sebagai nyeri.
Cara Pemberantasan Rasa Nyeri:
a. Menghalangi pembentukan rangsang dalam reseptor nyeri perifer oleh analgetik perifer atau oleh anestetik lokal.
b. Menghalangi penyaluran rangsang nyeri dalam syaraf sensoris, misalnya dengan anestetik local.
c. Menghalangi pusat nyeri dalam SSP dengan analgesik sentral (narkotik) atau dengan anestetik umum.
Umumnya cara kerja analgetik-antipiretik adalah dengan menghambat sintesa neurotransmitter tertentu yang dapat menimbulkan rasa nyeri & demam. Dengan blokade sintesa neurotransmitter tersebut, maka otak tidak lagi mendapatkan "sinyal" nyeri, sehingga rasa nyerinya berangsur-angsur menghilang.
2.2 Penggunaan Analgetik-Antipiretik dalam Kehamilan.
Penggunaan obat Analgetik-Antipiretik pada saat mengandung bagi ibu hamil harus diperhatikan. Ibu hamil yang mengkonsumsi obat secara sembarangan dapat menyebabkan cacat pada janin. Sebagian obat yang diminum oleh ibu hamil dapat menembus plasenta sampai masuk ke dalam sirkulasi janin, sehingga kadarnya dalam sirkulasi bayi hampir sama dengan kadar dalam darah ibu yang dalam beberapa situasi akan membahayakan bayi.
Pengaruh buruk obat terhadap janin, secara umum dapat bersifat toksik, teratogenik, maupun letal tergantung pada sifat obat dan umur kehamilan pada saat minum obat. Pengaruh toksik adalah jika obat yang diminum selama masa kehamilan menyebabkan terjadinya gangguan fisiologik atau bio-kimiawi dari janin yang dikandung, dan biasanya gejalanya baru muncul beberapa saat setelah kelahiran. Pengaruh obat bersifat teratogenik, jika menyebabkan terjadinya malformasi anatomic (kelainan/kekurangan organ tubuh) pada pertumbuhan organ janin. Pengaruh teratogenik ini biasanya terjadi pada dosis subletal. Sedangkan pengaruh obat yang bersifat letal adalah yang mengakibatkan kematian janin dalam kandungan.
Secara umum pengaruh obat pada janin dapat beragam sesuai dengan fase-fase berikut:
1. Fase Implantasi yaitu pada umur kehamilan kurang dari 3 minggu.Pada fase ini obat dapat member pengaruh buruk atau mingkin tidak sama sekali.Jika terjadi pengaruh buruk biasanya menyebabkan kematian embrio atau berakhirnya kehamilan (abortus).
2. Fase Embrional atau Organogenesis,yaitu pada umur kehamilan antara 4-8 minggu.Pada fase ini terjadi diferensiasi pertumbuhan untuk pembentukan organ-organ tubuh, sehingga merupakan fase yang paling peka untuk terjadinya malformasi anatomik (pengaruh teratogenik). Selama embriogenesis kerusakan bergantung pada saat kerusakan terjadi, karena selama waktu itu organ-organ dibentuk dan blastula mengalami deferensiasi pada waktu yang berbeda-beda. Jika blastula yang dipengaruhi masih belum berdeferensiasi dan kerusakan tidak letal maka terdapat kemungkinan untuk restitutio ad integrum. Sebaliknya jika bahan yang merugikan mencapai blastula yang sedang dalam fase deferensiasi maka terjadi cacat (pembentukan salah)Berbagai pengaruh buruk yang terjadi pada fase ini antara lain:
Gangguan fungsional atau metabolic yang permanen yang biasanya baru muncul kemudian jadi tidak timbul secara langsung pada saat kehamilan
Pengaruh letal berupa kematian janin atau terjadinya abortus
Pengaruh sub-letal,tidak terjadi kematian janin tetapi terjadi malformasi anatomik (struktur) pertumbuhan organ atau pengaruh teratogenik. Kata teratogenik sendiri berasal dari bahasa yunani yang berarti monster.
3. Fase Fetal yaitu pada trimester kedua dan ketiga kehamilan.Dalam fase ini terjadi maturasi dan pertumbuhan lebih lanjut dari janin.Pengaruh buruk senyawa asing bagi janin dalam fase ini dapat berupa gangguan pertumbuhan baik terhadap fungsi-fungsi fisiologik atau biokimiawi organ-organ.
Keluhan nyeri selama masa kehamilan umum di jumpai. Hal ini berkaitan dengan masalah fisiologis dari si ibu karena adanya karena adanya tarikan otot-otot dan sendi karena kehamilan maupun sebab-sebab yang lain.Untuk nyeri yang tidak berkaitan dengan proses radang,pemberian obat pengurang nyeri biasanya dilakukan dalam jangka waktu relatife pendek.Untuk nyeri yang berkaitan dengan proses radang,umunya diperlukan pengobatan dalam waktu tertentu. Penilaian yang seksama terhadap pereda nyeri perlu dilakukan agar dapat ditentukan pilihan jenis obat yang paling tepat.
Pemakaian NSAID(Non steroid anti infamantory Drug ) sebaiknya dihindari pada TM III. Obat-obat tersebut menghambat sintesis prostaglandin dan ketika diberikan pada wanita hamil dapat menyebabkan penutupan ductus arteriousus, gangguan pembentukan ginjal janin, menghambat agregasi trombosit dan tertundanya persalinan dan kelahiran. Pengobatan NSAID selama trimester akhir kehamilan diberikan sesuai dengan indikasi. Selama beberapa hari sebelum hari perkiraan lahir, obat-obat ini sebaiknya dihindari. Yang termasuk golongan ini adalah diklofenac, diffunisal, ibuprofen, indomethasin, ketoprofen, ketorolac, asam mefenamat, nabumeton, naproxen, phenylbutazon, piroksikam, sodium salisilat, sulindac, tenoksikam, asam tioprofenic mempunyai mekanisme lazim untuk menghambat sintesa prostaglandin yang terlibat dalam induksi proses melahirkan, NSAID dapat memperpanjang masa kehamilan.
Berikut contoh obat-obat analgesik antipiretik yang beredar di Indonesia:
1. Paracetamol
Paracetamol merupakan analgesik-antipiretik dan anti-inflamasi non-steroid (AINS) yang memiliki efek analgetik (menghilangkan rasa nyeri), antipiretik (menurunkan demam), dan anti-inflamasi (mengurangi proses peradangan).
Paracetamol paling aman jika diberikan selama kehamilan. Parasetamol dalam dosis tinggi dan jangka waktu pemberian yang lama bisa menyebabkan toksisitas atau keracunan pada ginjal. sehingga dikategorikan sebagai analgetik-antipiretik. Golongan analgetik-antipiretik adalah golongan analgetik ringan.Parasetamol merupakan contoh obat dalam golongan ini.Beberapa macam merk dagang, contohnya Parasetamol (obat penurun panas atau penghilang nyeri) bisa diperdagangkan dengan merk Bodrex, Panadol, Paramex
2. Antalgin
Antalgin adalah salah satu obat penghilang rasa sakit (analgetik) turunan NSAID, atau Non-Steroidal Anti Inflammatory Drugs. Antalgin lebih banyak bersifat analgetik. Pemakaiannya dihindari saat hamil TM I dan 6 minggu terakhir.
3. Analgesik opiat
. Pemakaian obat-obatan analgetika narkotik pada kelahiran kemungkinan dapat menyebabkan terjadinya depresi respirasi pada janin yang manifest sebagai asfiksia pada waktu lahir. Namun demikian ternyata berdasar penelitian, morfin sendiri tanpa disertai dengan faktor-faktor pendorong lain, baik yang berasal dari ibu atau janin, tidak secara langsung menyebabkan asfiksia. Tetapi hal ini bukan berarti bahwa obat-obat opiate dapat dipakai begitu saja.dalam proses kelahiran. Risiko terjadinya depresi kardiorespirasi harus selalu diperhitungkan pada pemakaian obat-obat analgetika narkotik paada kelahiran. Kemungkinan lain juga dapat terjadi bradikardi pada neonatus. Petidin merupakan analgetika narkotika yang dianggap paling aman untuk pemakaian selama proses persalinan (obstetric-analgesics). Tetapi kenyataannya bayi-bayi yang lahir dari ibu yang mendapatkan petidin selama proses kelahiran menunjukkan skala neuropsikologik lebih rendah dibanding bayi-bayi yang ibunya tidak mendapatkan obat apapun atau yang mendapatkan anestesi lokal. Sehingga karena alasan ini maka pemakaian petidin pada persalinan hanya dibenarkan apabila anestesi epidural memang tidak memungkinkan.
Pemakaian analgetika narkotik selama kehamilan atau persalinan dapat mengurangi kontraktilitas uterus sehingga memperlambat proses kelahiran. Terhadap ibu, karena depresi fungsi otot polos dapat terjadi penurunan motilitas usus dan stasis lambung dengan segala konsekuensinya.
Penyalahgunaan obat-obat analgetika narkotik oleh ibu hamil dapat menyebabkan ketergantungan pada janin dalam kandungan. Hal ini akan manifest dengan munculnya gejala –gejala withdrawl pada bayi yang baru lahir. Gejala-gejala tersebut meliputi muntah, diare, tremor, mudah terangsang sampai kejang.
4. Aspirin
Aspirin menghambat sintesis prostaglandin. Ketika diberikan kepada wanita hamil dapat menyebabkan penutupan prematur ductus arteriousus janin, persalinan dan kelahiran tertunda, meningkatkan waktu perdarahan pada janin maupun ibu karena efek anti plateletnya.Penggunaan aspirin yang kronik di awal kehamilan berhubungan dengan anemia pada wanita hamil. Aspirin terbukti menimbulkan gangguan proses tumbuh kembang janin. Selain itu, aspirin memicu komplikasi selama kehamilan. Bahkan, kandungan aspirin masih ditemukan dalam ASI. Tubuh bayi akan menerima 4-8% dosis aspirin yang dikonsumsi oleh ibu. Penelitina mengatakan bahwa bayi memilim ASI dari ibu yang mengkonsumsi aspirin berisiko untuk menderita Reye’s Syndrome yang merupakan suatu penyakit gangguan fungsi otak dan hati. Karenanya, hindari pemakaian aspirin, terutama selama trimester tiga.
5. Ibuprofen
Ibuprofen merupakan derivat asam propionat yang diperkenalkan banyak negara. Obat ini bersifat analgesik dengan daya antiinflamasi yang tidak terlalu kuat. Efek analgesiknya sama dengan aspirin. Ibuprofen tidak dianjurkan diminum oleh wanita hamil dan menyusui.
hematologi
Diposting oleh: Unknown - Kamis, 17 Juni 2010
MAKALAH FARMAKOLOGI
HEMATOLOGI
Disusun oleh :
I Ketut Mudiarsa (090808)
AKADEMI KESEHATAN KARYA HUSADA
YOGYAKARTA
2009/2010
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan segala rahmat, hidayah dan inayahNya sehingga penyusunan makalah farmakologi tentang obat-obatan Hematinik yang digunakan untuk menstimulasi atau memperbaiki proses pembentukan sel-sel darah yang disusun oleh mahasiswa tingkat I Akademi Kesehatan Karya Husada Yogyakarta Tahun Akademik tahun 2009/2010 ini dapat diselesaikan dengan baik dan sesuai dengan waktu yang telah ditentukan.
Pada kesempatan kali ini kami ingin mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada Dra. Eni .P.,Apt selaku dosen pengampu serta rekan-rekan semua yang telah ikut berpartisipasi dalam penyusunan makalah ini.
Kami menyadari bahwa makalah ini sangat jauh dari sempurna dan untuk tujuan perbaikan kami akan berterimakasih atas kritik dan saran yang bersifat membangun.
Semoga makalah ini bermanfaat bagi pembacanya.
Yogyakarta, 16 Maret 2010
Penyusun
BAB I
PENDAHULUAN
LATAR BELAKANG
Seperti yang telah kita ketahui bersama, Obat merupakan salah satu penunjang sarana kesehatan. Segala macam penyakit tidak dapat lepas begitu saja tanpa keberadaan obat.
Dengan penggunaan obat kita harus mengikuti aturan-aturan tertentu, karena obat dalam penggunaan yang berlebihan dapat meracuni tubuh, sedangkan penggunaan racun dalam jumlah sedikit justru akan menjadi obat bagi tubuh kita.
Salah satu dari obat yang telah kita ketahui adalah obat yang digunakan untuk menstimulasi atau memperbaiki proses pembentukan sel-sel darah atau sering disebut Hematinik,obat-obatan itu tidak lepas dari segala masalah yang berhubungan dengan kesehatan terutama yang berhubungan dengan darah. Masalah yang berhubungan dengan darah merupakan masalah yang sangat riskan, karena erat hubungannya dengan keselamatan jiwa seseorang sehingga ironis sekali apabila terjadi kesalahan walau hanya sedikit.
Hal-hal yang perlu diketahui adalah mengenai nama obat,tujuan penggunaan,mekanisme kerja, indikasi, kontra indikasi, efek samping, cara pemakaian, serta dosis yang digunakan.
Tujuan :
- Untuk mengetahui obat-obat hematologi itu sendiri.
- Untuk mengetahui jenis-jenis obat hematologi tersebut
- Untuk mengetahui pengaruh terhadap penggunaan obat yang meliputi pengertian mekanisme kerja, indikasi, kontra indikasi, efek samping, cara pemakaiaan, serta dosis yang digunakan.
BAB II
PEMBAHASAN
I. PENGERTIAN
a. Hematologi
Hematologi adalah ilmu yang mempelajari tentang marfologi darah dan jaringan pembentuk darah. Hematinik adalah obat yang digunakkan untuk menstimulasi atau memperbaiki proses pembentukan sel – sel darah merah.
- Anemia
Adalah defisiensi hemoglobin dalam darah yang disebabkan akibat kekurangan sel darah merah atau kandungan hemoglobinnya.
- Kongulansia
Zat atau obat untuk menghentikan pendarahan Golongan obat koagulansia ini dapat diberikan secara oral maupun parenteraI, berguna untuk menekan/menghentikan perdarahan , Misalnya : Anaroxil, Adona AC, Coagulen, Transamin, vit K .
d. Antikongulan adalah digunakan untuk mencegah pembekuan darah dengan jalan menghambat pembentukan atau menghambat fungsi beberapa faktor pembekuan darah. Atas dasar ini antikoagulan diperlukan untuk mencegah terbentuk dan meluasnya trombus dan emboli, maupun untuk mencegah bekunya darah di luar tubuh pada pemeriksaan laboratorium atau tranfusi.
2. PENGGOLONGAN OBAT
Menurut pengertian umum,obat dapat didefinisikan sebagai bahan yang menyebabkan perubahan dalam fungsi biologis melalui proses kimia. Sedangkan definisi yang lengkap, obat adalah bahan atau campuran bahan yang digunakan pengobatan, peredaan, pencegahan atau diagnosa suatu penyakit, kelainan fisik atau gejala-gejalanya pada manusia atau hewan; atau dalam pemulihan, perbaikan atau pengubahan fungsi organik pada manusia atau hewan. Obat dapat merupakan bahan yang disintesis di dalam tubuh (misalnya : hormon, vitamin D) atau merupakan merupakan bahan-bahan kimia yang tidak disintesis di dalam tubuh.
Penggolongan sederhana dapat diketahui dari definisi yang lengkap di atas yaitu obat untuk manusia dan obat untuk hewan. Selain itu ada beberapa penggolongan obat yang lain, dimana penggolongan obat itu dimaksudkan untuk peningkatan keamanan dan ketepatan penggunaan serta pengamanan distribusi.
Berdasarkan undang-undang obat digolongkan dalam :1. Obat Bebas
2. Obat Keras
3. Obat Psikotropika dan Narkoba
Berikut penjabaran masing-masing golongan tersebut :
1. OBAT BEBAS
Obat bebas adalah obat yang boleh digunakan tanpa resep dokter (disebut obat OTC = Over The Counter), terdiri atas obat bebas dan obat bebas terbatas.
a. Obat bebas
Ini merupakan tanda obat yang paling "aman" .
Obat bebas, yaitu obat yang bisa dibeli bebas di apotek, bahkan di warung, tanpa resep dokter, ditandai dengan lingkaran hijau bergaris tepi hitam. Obat bebas ini digunakan untuk mengobati gejala penyakit yang ringan. Misalnya : vitamin/multi vitamin (Livron B Plex, )
Obat bebas, yaitu obat yang bisa dibeli bebas di apotek, bahkan di warung, tanpa resep dokter, ditandai dengan lingkaran hijau bergaris tepi hitam. Obat bebas ini digunakan untuk mengobati gejala penyakit yang ringan. Misalnya : vitamin/multi vitamin (Livron B Plex, )
b. Obat bebas terbatas
Obat bebas terbatas (dulu disebut daftar W). yakni obat-obatan yang dalam jumlah tertentu masih bisa dibeli di apotek, tanpa resep dokter, memakai tanda lingkaran biru bergaris tepi hitam. Contohnya, obat anti mabuk (Antimo), anti flu (Noza). Pada kemasan obat seperti ini biasanya tertera peringatan yang bertanda kotak kecil berdasar warna gelap atau kotak putih bergaris tepi hitam, dengan tulisan sebagai berikut :
P.No. 1: Awas! Obat keras. Bacalah aturan pemakaiannya.
P.No. 2: Awas! Obat keras. Hanya untuk bagian luar dari badan.
P.No. 3: Awas! Obat keras. Tidak boleh ditelan.
P.No. 4: Awas! Obat keras. Hanya untuk dibakar.
P.No. 5: Awas! Obat keras. Obat wasir, jangan ditelan
P.No. 1: Awas! Obat keras. Bacalah aturan pemakaiannya.
P.No. 2: Awas! Obat keras. Hanya untuk bagian luar dari badan.
P.No. 3: Awas! Obat keras. Tidak boleh ditelan.
P.No. 4: Awas! Obat keras. Hanya untuk dibakar.
P.No. 5: Awas! Obat keras. Obat wasir, jangan ditelan
Memang, dalam keadaaan dan batas-batas tertentu; sakit yang ringan masih dibenarkan untuk melakukan pengobatan sendiri, yang tentunya juga obat yang dipergunakan adalah golongan obat bebas dan bebas terbatas yang dengan mudah diperoleh masyarakat. Namun apabila kondisi penyakit semakin serius sebaiknya memeriksakan ke dokter. Dianjurkan untuk tidak sekali-kalipun melakukan uji coba obat sendiri terhadap obat - obat yang seharusnya diperoleh dengan mempergunakan resep dokter.
Apabila menggunakan obat-obatan yang dengan mudah diperoleh tanpa menggunakan resep dokter atau yang dikenal dengan Golongan Obat Bebas dan Golongan Obat Bebas Terbatas, selain meyakini bahwa obat tersebut telah memiliki izin beredar dengan pencantuman nomor registrasi dari Badan Pengawas Obat dan Makanan atau Departemen Kesehatan, terdapat hal- hal yang perlu diperhatikan, diantaranya: Kondisi obat apakah masih baik atau sudak rusak, Perhatikan tanggal kadaluarsa (masa berlaku) obat, membaca dan mengikuti keterangan atau informasi yang tercantum pada kemasan obat atau pada brosur / selebaran yang menyertai obat yang berisi tentang Indikasi (merupakan petunjuk kegunaan obat dalam pengobatan),
kontra-indikasi (yaitu petunjuk penggunaan obat yang tidak diperbolehkan), efek samping (yaitu efek yang timbul, yang bukan efek yang diinginkan), dosis obat (takaran pemakaian obat), cara penyimpanan obat, dan informasi tentang interaksi obat dengan obat lain yang digunakan dan dengan makanan yang dimakan.
kontra-indikasi (yaitu petunjuk penggunaan obat yang tidak diperbolehkan), efek samping (yaitu efek yang timbul, yang bukan efek yang diinginkan), dosis obat (takaran pemakaian obat), cara penyimpanan obat, dan informasi tentang interaksi obat dengan obat lain yang digunakan dan dengan makanan yang dimakan.
2. OBAT KERAS
Obat keras (dulu disebut obat daftar G = gevaarlijk = berbahaya) yaitu obat berkhasiat keras yang untuk memperolehnya harus dengan resep dokter,memakai tanda lingkaran merah bergaris tepi hitam dengan tulisan huruf K di dalamnya. Obat-obatan yang termasuk dalam golongan ini adalah antibiotik (tetrasiklin, penisilin, dan sebagainya), serta obat-obatan yang mengandung hormon (obat kencing manis, obat penenang, dan lain-lain)
Obat-obat ini berkhasiat keras dan bila dipakai sembarangan bisa berbahaya bahkan meracuni tubuh, memperparah penyakit atau menyebabkan mematikan.
3. PSIKOTROPIKA DAN NARKOTIKA
Obat-obat ini sama dengan narkoba yang kita kenal dapat menimbulkan ketagihan dengan segala konsekuensi yang sudah kita tahu.
Karena itu, obat-obat ini mulai dari pembuatannya sampai pemakaiannya diawasi dengan ketat oleh Pemerintah dan hanya boleh diserahakan oleh apotek atas resep dokter. Tiap bulan apotek wajib melaporkan pembelian dan pemakaiannya pada pemerintah.
Karena itu, obat-obat ini mulai dari pembuatannya sampai pemakaiannya diawasi dengan ketat oleh Pemerintah dan hanya boleh diserahakan oleh apotek atas resep dokter. Tiap bulan apotek wajib melaporkan pembelian dan pemakaiannya pada pemerintah.
3. CONTOH OBAT
a. Obat paten : sangobion, hemobion, diabion, dosabion, hufabion, livron B plex dan lain-lain
b. Obat generic : hibiron
- Indikasi : pengobatan anemia disebabkan kekurangan zat besi dimana terapi oral tidak efektif atau tidak dapat dilakukan
- Kontraiindikasi : Hipersensitivitas, jangan diberikan pada penderita infeksi ginjal akut
- Dosis : Sebelum penyuntikan dilakukan test alergi dengan dosis :
Dewasa dan anak BB>20 kg : 25 mg atau 0,5 ml.
Anak berat badan 10-20 kg : 10-15 mg (0,2-0,3 ml)
Apabila dalam waktu 15-60 menit tidak terjadi reaksi alergi, penyuntikan dapat dilakuakn. Dosis pemberian IM yang dianjurkan
Anak berat badan < 5 kg : 0,5 ml (25 mg)
Anak berat badan 5-9 kg : 1 ml (50 mg)
Dewasa dan anak yang lebih besar : 2 ml (100 mg)
· Livron B. Plex
Komposisi:
Tiap dragee berisi: • Vitamin B1 HCl 15 mg • Vitamin B2 0,25 mg • Vitamin B6 HCl 0,25 mg • Vitamin B12 500 mcg • Vitamin C 12,5 mg • Kalsium pantotenat 1,5 mg • Nikotinamida 10 mg • Asam folat 0,5 mg • Besi (II) glukonat 7,5 mg • Tembaga sulfat 0,65 mg • Substansi hati kering 100 mg • Aroma q.s
Indikasi:
Anemia makrositik hiperkromik, tropikal mega-loplastik anemia, anemia hiperkromik sehabis keracunan, infeksi atau perdarahan, penyakit-penyakit karena kekurangan vitamin B, sesudah pengobatan dengan antibiotika, sulfonamida, sebagai tambahan vitamin, sebagai tonikum umum untuk pertumbuhan anak-anak yang tidak sehat, sesudah mengalami penyakit infeksi dan dalam masa penyembuhan.
Dosis:
Dewasa: 3 x sehari 1–2 dragree Atau menurut petunjuk dokter. Anak-anak: 3 x sehari 1 dragree Atau menurut petunjuk dokter
Kemasan:
Doos isi 10 strip @ 10 dragree
· Hemafort
Komposisi:
Tiap dragee berisi: • Besi (II) fumarat 300 mg • Mangan sulfat 0,4 mg • Tembaga sulfat 0,4 mg • Vitamin C 100 mg • Asam folat 2 mg • Vitamin B12 15 mcg • Faktor intrinsik 25 mg
Indikasi:
Kekurangan darah karena kekurangan zat besi, perdarahan, anak dalam masa pertumbuhan, haid, waktu hamil, baru sembuh dari suatu penyakit, sesudah operasi, anemia makrositik hiperkromik, anemia karena kurang gizi, pencegahan anemia sehabis donor darah.
Dosis:
Dewasa: 1 x sehari 1 dragee sewaktu atau sesudah makan, atau menurut petunjuk dokter. Anak-anak: menurut petunjuk dokter.
Kemasan:
Doos isi 10 strip @ 10 dragee
· Supra Livron
Komposisi:
Tiap dragree berisi: • Vitamin B1 HCl 3 mg • Vitamin B2 2 mg • Vitamin B6 HCl 1 mg • Vitamin B12 2 mcg • Vitamin C 25 mg • Asam folat 1 mg • Kalsium pantotenat 3 mg • Nikotinamida 20 mg • Mangan sulfat 0,75 mg • Tembaga sulfat 1,3 mg • Besi (II) glukonat 15 mg • Substansi hati kering 200 mg
Indikasi:
Berbagai penyakit kekurangan darah seperti anemia hipokromik mikrositik, anemia hiperkromik, anemia tropikal, anemia karena kurang sempurnanya kualitas zat makanan, sebagai roboran sehabis menderita sakit dan kelelahan.
Dosis:
Dewasa: Pencegahan, 1x sehari 1 dragree Pengobatan, 1–2x sehari 1 dragree Anak-anak: Pencegahan, menurut petunjuk dokter Pengobatan, 1x sehari 1 dragree atau menurut petunjuk dokter.
Kemasan:
Doos isi 10 catch cover @ 10 tablet salut gula
· SIMARC-2
GOLONGAN GENERIK
INDIKASI
Pencegahan & pengobatan trombosis vena.
Obat tambahan pada pengobatan oklusi (penutupan) koroner.
KONTRA INDIKASI
Kondisi yang potensial terjadi perdarahan, sudah dekat pembedahan, anestesi lumbal, pre-eklampsia & eklampsia (keadaan yang ditandai dengan kejang-kejang dan penurunan kesadaran pada wanita hamil atau pada masa nifas karena keracunan kehamilan), terancam aborsi, hamil.
PERHATIAN
Kerusakan hati atau ginjal.
Interaksi obat : efek dikurangi oleh Aminoglutetimida, Barbiturat, Karbamazepin, Griseofulvin, Fenobarbiton, Primidon, Rifampisin, dan Vitamin K.
INDIKASI
Pencegahan & pengobatan trombosis vena.
Obat tambahan pada pengobatan oklusi (penutupan) koroner.
KONTRA INDIKASI
Kondisi yang potensial terjadi perdarahan, sudah dekat pembedahan, anestesi lumbal, pre-eklampsia & eklampsia (keadaan yang ditandai dengan kejang-kejang dan penurunan kesadaran pada wanita hamil atau pada masa nifas karena keracunan kehamilan), terancam aborsi, hamil.
PERHATIAN
Kerusakan hati atau ginjal.
Interaksi obat : efek dikurangi oleh Aminoglutetimida, Barbiturat, Karbamazepin, Griseofulvin, Fenobarbiton, Primidon, Rifampisin, dan Vitamin K.
efek dikurangi oleh Aminoglutetimida, Barbiturat, Karbamazepin, Griseofulvin, Fenobarbiton, Primidon, Rifampisin, dan Vitamin K.
EFEK SAMPING :
Perdarahan.
Ileus paralitikum, perdarahan rahim yang berlebihan, nekrosis kulit & jaringan lain.
KEMASAN
Tablet 2 mg x 10 x 10 biji.
· Warfarin (coumadin)
Obat antikoagulan yang satu ini berbentuk pil, sehingga, lebih mudah digunakan daripada heparin. Namun, ada anggapan bahwa warfarin dapat berpengaruh pada kehamilan.
Karena itu, warfarin tidak selalu dianjurkan pada wanita hamil, terutama jika belum melewati trimester pertama. Warfarin bisa digunakan pada wanita hamil dengan catatan jika keuntungannya lebih besar dibandingkan dengan risikonya.
Obat antikoagulan yang satu ini berbentuk pil, sehingga, lebih mudah digunakan daripada heparin. Namun, ada anggapan bahwa warfarin dapat berpengaruh pada kehamilan.
Karena itu, warfarin tidak selalu dianjurkan pada wanita hamil, terutama jika belum melewati trimester pertama. Warfarin bisa digunakan pada wanita hamil dengan catatan jika keuntungannya lebih besar dibandingkan dengan risikonya.
INDIKASI
Pencegahan & pengobatan trombosis vena.
Obat tambahan pada pengobatan oklusi (penutupan) koroner.
KONTRA INDIKASI
Kondisi yang potensial terjadi perdarahan, sudah dekat pembedahan, anestesi lumbal, pre-eklampsia & eklampsia (keadaan yang ditandai dengan kejang-kejang dan penurunan kesadaran pada wanita hamil atau pada masa nifas karena keracunan kehamilan), terancam aborsi, hamil.
PERHATIAN
Kerusakan hati atau ginjal.
Interaksi obat :
· efek dikurangi oleh Aminoglutetimida, Barbiturat, Karbamazepin, Griseofulvin, Fenobarbiton, Primidon, Rifampisin, dan Vitamin K.
· efek dikurangi oleh Aminoglutetimida, Barbiturat, Karbamazepin, Griseofulvin, Fenobarbiton, Primidon, Rifampisin, dan Vitamin K.
Perdarahan.
Ileus paralitikum, perdarahan rahim yang berlebihan, nekrosis kulit & jaringan lain.
KEMASAN
Tablet 2 mg x 10 x 10 biji.
Perdarahan.
Ileus paralitikum, perdarahan rahim yang berlebihan, nekrosis kulit & jaringan lain.
KEMASAN
Tablet 2 mg x 10 x 10 biji.
DOSIS
· Induksi : awalnya 10-15 mg selama 2-3 hari, disesuaikan dengan respon waktu protrombin.
Atau, 40-60 mg untuk orang dewasa & 20-30 mg untuk lansia.
Atau, 40-60 mg untuk orang dewasa & 20-30 mg untuk lansia.
· Pemeliharaan : 2-10 mg sehari
DAFTAR PUSAKA
www.jevuska.com pada rabu: 12 maret 2010 : 11:00
www.farmasiku.com pada rabu:12 maret 2010:11:00
www.wordpress.com pada rabu:12 maret 2010:11:00
Langganan:
Postingan (Atom)