TAK RPK

PROPOSAL DAN HASIL TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK (TAK) STIMULASI PERSEPSI PERILAKU KEKERASAN
DI SUSUN OLEH : I Ketut Mudiarsa ( 090808 ) PRODI DIII KEPERAWATAN AKADEMI KESEHATAN KARYA HUSADA YOGYAKARTA Jl. Tentara Rakyat Mataram No. 11 B Yogyakarta 55231 Telp (0274) 587677 Terapi Aktifitas Kelompok Stimulus Sensori Sesi 5 Pemberian Obat Di Bangsal Shinta RS Jiwa Grhasia Yogyakara Yang Dilaksanakan Pada Hari Sabtu, 24 Desember 2011 Mengetahui Yogyakarta, , , Pembimbing Lahan Pembimbing Akademik ( ) ( ) TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK STIMULUS PERSEPSI PERILAKU KEKERASAN A. LATAR BELAKANG Terapi Aktifitas Kelompok Stimulasi Persepsi adalah terapi yang menggunakan aktivitas sebagai stimulasi dan terkait dengan pengalaman dan kehidupan untuk didiskusikan dalam kelompok. Hasil diskusi kelompok dapat berupa kesepakatan persepsi atau alternatif. Terapi Aktifitas Kelompok ini secara signifikan memberi perubahan terhadap ekspresi kemarahan kearah yang lebih baik pada klien dengan riwayat kekerasan. Pada terapi aktivitas stimulasi persepsi ini klien dilatih mempersepsikan stimulasi yang pernah dialami. Kemampuan persepsi klien dievaluasi dan ditingkatkan pada tiap sesi, hanyadengan prosesini diharapkan respon klien terhadap berbagai stimulus dalam kehidupan menjadi adaptif. Terapi aktivitas kelompok ini memberi hasil : kelompok menunjukan loyalitas dan tanggung jawab bersama, menunjukan partisipasi aktif semua anggotanya, mencapai tyjuan kelompok, menunjukan terjadinya komunikasi antara anggota dan bukan hanya antar ketua dan anggota. B. TUJUAN 1) Tujuan umum Tujuan umum yaitu klien mampu mencegah perilaku kekerasan dengan patuh minum obat. 2) Tujuan khusus a. Klien dapat menyebutkan keuntungan patuh minum obat. b. Klien dapat menyebutkan akibat/kerugian tidak patuh minum obat c. Klien dapat menyebutkan lima benar minum obat. C. SETTING 1. Terapi dan klien duduk bersama mengeliling meja 2. Tempat nyaman dan tenang Keterangan : : Leader : Observer : Co leader : fasilitaror : Pasien : Meja D. PENGORGANISASIAN Tugas –tugas dan fugsi kelompok (stuard dan laraia, 2001) 1. Leader : I Ketut Mudiarsa Uraian tugas : a. Membacakan tujuan dan peraturan kegiatan TAK sebelum kegiatan dimulai. b. Mampu memotifasi anggota untuk aktif dalam kelompok. c. Mampu memimpin TAK dengan baik dan tertib. d. Menetralisir bila ada masalah dalam kelompok. e. Menjelaskan permainan kelompok. 2. Co Leader : Uraian tugas : a. Mengingat leader jika kegiatan menyimpang. b. Mengatur alur permainan. 3. Fasilitator : Uraian tugas : a. Memfasilitasi klie yang kurang kreatif. b. Berperan sebagai Role Play bagi klien selama kegiatan. 4. Fasilitator : Uraian tugas : a. Memfasilitasi klie yang kurang kreatif. b. Berperan sebagai Role Play bagi klien selama kegiatan. 5. Observer : Uraian tugas : a. Mengobservasi jalannya proses kegiatan. b. Mencatat dan melaporkan hasil pengamatan kegiatan. E. METODE 1. Dinamika Kelompok 2. Diskusi dan tanya jawab F. ALAT BANTU TAK a. Papan tulis dan alat tulis. b. Buku catatan dan pulpen. c. Jadwal kegiatan klien. d. Beberapa contoh obat. G. WAKTU PELAKSANAAN Hari : Sabtu, 24 Desember 2011 Pukul : WIB H. PESERTA I. LANGKAH PELAKSANAAN TERAPI a. Persiapan a. Mengingatkan klien yang telah ikut sesi 4. b. Menyiapkan alat dan tempat pertemuan b. Orientasi a) Salam terapeutik - Salam dari terapis kepada klien - Bernyanyi bersama untuk mengawali TAK. - Klien dan terapis memakai papan nama. b) Evaluai/Validasi - Menanyakan perasaan klien saat ini - Menanyakan apakah ada penyebab marah, tanda dan gejala marah, serta perilaku kekerasan. - Tanyakan apakah kegiatan fisik, interaksi sosial yang asertif dan kegiatan ibadah untuk mencegah perilaku kekerasan sudah dilakukan. c) Kontrak - Terapis menjelaskan tujuan umum kegiatan, yaitu patuh minum obat untuk mencegah perilaku kekerasan. - Terapis menjelaskan aturan main sebagai berikut:  Jika ada klien yang ingin meninggalkan kelompok harus minta ijin kepada terapis  lama kegiatan 45 menit.  Setiap klien diharapkan mengikuti kegiatan dari awal sampai akhir c. Tahap Kerja a) Terapis mengajak klien untuk saling memperkenalkan diri ( nama dan nama panggilan ). Dimulai dari terapis kemudian dengan klien secara berurutan searah jarum jam. b) Setiap klien selesai memperkenalkan diri, terapis mengajak semua klien untuk bertepuk tangan c) Terapis dan klien memakai papan nama d) Terapis dan klien mendiskusikan macam obat yang dimakan klien : nama dan warna. setelah penjelasan selesai klien akan diminta menjelaskan kembali dan perasaan klien setelah mengetahui jenis dan warna obat yang diminum. e) Terapis dan klien mendiskusikan waktu minum obat yang biasa dilakukan klien dan menuliskan hasil di papan tulis. Terapis mengobservasi respon klien terhadap penjelasan yang diberikan. f) Terapis menjelaskan lima benar minum obat, yaitu benar obat, benar waktu minum obat, benar orang yang minum obat, benar cara minum obat, benar dosis obat. Setelah penjelasan selesai klien akan diminta menjelaskan kembali lima benar cara minum obat. g) Secara bergiliran, klien diminta menceritakan perasaannya sebelum minum obat dan terapis akan mencatat di papan tulis, sampai semua klien mendapatkan giliran . h) Terapis memberikan pujian, setiap klien selesai menceritakan perasaannya dan mengajak klien lain bertepuk tangan. i) Terapis dan klin mendiskusikan perasaan klien sebelum minum obat, terapis akan menuliskan di papan tulis. j) Terapis menjelaskan keuntungan klien patuh minum obat secara teratur dan kerugian dari tidak minum obat secara teratur, yang salah satu keuntungannya dapat mencegah perilaku kekerasan/ kambuh sementara kerugiannya menyebabkan kekambuhan/perilaku kekerasan. Setelah selesai Terapis meminta klien menyebutkan keuntungan ataupun kerugian dari minum obat. k) Terapis memberikan pujian, setiap klien selesai menjelaskan dan mengajak klien lain bertepuk tangan. d. Tahap Terminasi i. Evaluasi - Terapis menanyakan perasaan klien setelah mengikuti TAK - Menanyakan jumlah cara pencegahan perilaku kekerasan yang telah dipelajari. - Terapis memberikan pujian atas jawaban yang benar. ii. Tindak Lanjut - Menganjurkan klien menggunakan kegiatan fisik, interaksi sosial asertif, kegiatan ibadah, dan patuh minum obat untuk mencegah perilaku kekerasan. - Memasukkan minum obat pada jadwal kegiatan harian. iii. Kontrak yang akan datang Mengakhiri pertemuan untuk TAK perilaku kekerasan, dan disepakati jika klien perlu TAK yang lain. iv. Evaluasi dan Dokumentasi - Evaluasi Evaluasi dilakukan saat proses TAK berlangsung khususnya pada tahap kerja. Aspek yang dievaluasi adalah kemampuan klien sesuai dengan tujuan TAK. Untuk TAK stimulasi persepsi perilaku kekerasan sesi 5, kemampuan yang diharapkan adalah mengetahui lima benar cara minum obat, keuntungan minum obat, dan akibat tidak patuh minum obat. Formulir evaluasi sebagai berikut. - Format evaluasi No. Nama Klien Menyebutkan lima benar minum obat Menyebutkan keuntungan minum obat Menyebutkan akibat tidak patuh minum obat 1 2 3 4 5 6 Petunjuk : Tulis nama panggilan klien yang ikut TAK pada kolom nama klien. Untuk tiap klien, beri penilaian tentang kemampuan menyebutkan lima benar cara minum obat, keuntungan minum obat, dan akibat tidak patuh minum obat. Beri tanda “ “ jika klien mampu dan tanda “” jika klien tidak mampu. Dokumentasi Dokumentasikan kemampuan yang dimilik pasien pada catatan proses keperawatan tiap klien. Contoh: klien mengikuti sesi 5, TAK simulasi persepsi perilaku kekerasan. Klien mampu menyebutkan lima benar cara minum, belum dapat menyebutkan keuntungan minum obat dan akibat tidak minum obat. Anjurkan klien mempraktikkan lima benar cara minum obat, bantu klien merasakan keuntungan minum obat, dan akibat tidak minum obat. Hasil Pelaksanaan TAK Hari/ Tanggal : kamis, 22 Desember 2011 pukul 10.00- 11.00 . Tempat : Ruang Makan Bangsal Shinta. Jumlah peserta : Resiko Perilaku Kekerasan Metode : Pembagian tugas anggota : Leader : I Ketut Mudiarsa Co leader : Fasilitator : Observer : Jalannya Acara : 1. FASE ORIENTASI. a. Mengumpulkan anggota diruang Makan bangsal Shinta. Perawat melakukan kontrak ulang untuk mengikuti TAK, perawat berhasil mengumpulkan enam orang klien sesuai dengan rencana semula. b. Leader memperkenalkan diri dan menjelaskan tujuan kegiatan TAK kepada klien kemudian leader menjelaskan aturan permainan. c. Leader menanyakan perasaan saat ini, penyebab marah dan tanda-tanda saat marah, kemudian leader mengajak peserta TAK untuk menyanyi mengawali kegiatan TAK dimulai. 2. FASE KERJA Leader mengajak klien untuk memperkenalkan diri satu persatu mulai dari nama dan nama panggilan kesukaan semua peserta mampu memperkenalkan diri dengan baik. Setelah selesai melakukan perkenalan fasilitator memberikan dan memasangkan papan nama kepada peserta, selanjutnya leader mengeluarkan masing-masing obat peserta dan menjelaskan jenis obat yang diminum klien sesuai dengan warna obatnya. Setelah leader selesai menjelaskan, peserta satu persatu di anjurkan untuk mengulang jenis obat yang diminum dan warna dari obat tersebut, setiap peserta yang mampu menjelaskan jenis dan warna obat yang mereka minum dengan benar peserta diberikan tepuk tangan dan untuk peserta yang belum bisa menjelaskan dengan baik terapis mengulang lagi jenis obatnya. Terapis kemudian menuliskan hasil dari penjelasan klien yang benar dan yang salah di papan tulis, dari enam pasien tersebut satu peserta belum bisa menjelaskan jenis dan warna obat yang diminum dengan benar. Selanjutnya terapis mengajarkan tentang lima benar minum obat yang mulai dari benar obat, benar waktu minum, benar orang yang minum obat, benar cara minum obat, sampai dengan benar dosis yang diminum, selesai terapis menjelaskan kembali pasien di anjurkan untuk mengulang lima benar cara minum obat tersebut satu persatu sambil terapis menuliskan peserta yang mampu dan tidak mampu menjelaskan dengan baik tentang cara lima benar minum obat. Setelah terapis selesai menjelaskan dan klien selesai mengulang kembali terapis menanyakan perasaan yang dirasakan setelah minum obat dengan teratur, serta memberikan tepuk tangan dan pujian kepada peserta yang menceritakan dengan baik. Terakhir terapis menanyakan keuntungan minum obat teratur setelah selesai peserta merespon terapis menjelaskan manfaat keuntungan minum obat secara teratur, kemudian terapis menanyakan tentang kerugian jika tidak minum obat secara teratur kembali setelah peserta merespon terapis menjelaskan kembali dan meluruskan kembali respon klien yang masih menyimpang. Selanjutnya klien diminta menjelaskan kembali keuntungan dan kerugian minum obat sesuai dengan penjelasan terapis serta memberikan pujian dan menuliskan dipapan tulis hasil respon dari semua peserta. 3. FASE TERMINASI. a. Melakukan sharing perasaan antara klien dan perawat tentang terapi aktifitas kelompok yang dilakukan. Klien : Merasa senang karena dengan diadakannya TAK bisa menambah wawasan tentang obat yang diminum setiap hari sehingga bisa membuat semangat untuk minum obat dan tidak was-was dengan obat yang diminum. Serta bisa untuk mengisi waktu luang dan klien menanyakan kapan ada acara seperti ini lagi.? Perawat : Merasa senang karena klien dapat kooperatif mengikuti kegiatan TAK. Merasa dibutuhkan oleh klien. b. Melakukan evaluasi : 1) Proses 90 % klien berpartisipasi aktif. 90 % Klien dapat memberikan respon verbal dan non verbal yang sesuai dengan Stimulus external. 90 % Klien mampu bekerja sama dalam kelompok. 100 %Klien mengikuti kegiatan TAK sampai dengan selesai. 2) Hasil 90 % Klien mampu memperkenalkan diri /menyebutkan nama,nama kesukaan serta mampu menjawab dan mengulang pertanyaan yang diajukan oleh terapis. 100% Klien mampu bernyanyi bersama untuk sebuah lagu. 80% Klien mampu mengungkapkan manfaat kegiatan TAK. 3) Terakhir leader menyimpulkan manfaat seluruh kegiatan dan memotifasi kepada klien untuk melakukan kegiatan serupa/yang lain bersama klien lain serta sering-sering mengikuti TAK yang lain.

0 komentar:

Posting Komentar

apakah blog ini bermanfaat bagi anda...?,